Pintu Terlarang adalah sebuah film thriller psikologis karya Joko Anwar yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara.
Menggambarkan perjalanan psikologis seorang seniman patung bernama Gambir (Fachri Albar). Film ini menggabungkan unsur horor, misteri, dan psikologi dalam plot yang kompleks dan penuh simbolisme
Sinopsis
Cerita bermula dengan Gambir, seorang seniman patung sukses yang dikenal dengan karya-karyanya, yaitu patung wanita hamil.
Namun, kesuksesannya ternyata diselimuti oleh rahasia gelap, patung-patung tersebut diisi dengan janin asli, sebuah ide mengerikan yang berasal dari istrinya, Talyda Sasongko (Marsha Timothy).
Ide mengisi patung dengan janin ini,bermula ketika Talyda terpaksa melakukan aborsi akibat hubungan diluar nikah dengan Gambir.
Talyda yang merasa tidak ingin jauh dari janin anak mereka, meminta Gambir untuk menaruh janin tersebut di dalam perut patung hamil yang dibuat oleh Gambir.
Mulai saat itu,ide gila Talyda berlanjut,ia melakukan perjanjian dengan klinik aborsi untuk memberikan janin-janin hasil aborsi untuk dimasukkan kedalam patung buatan Gambir.
Lama kelamaan, Gambir merasa enggan melakukan hal tersebut,namun karena tekanan dari Talyda serta rekan kerja nya,Koh Jimmy (Tio Pakusodewo), yang ternyata mengetahui rahasia gelap dibalik patung buatan Gambir.
Kehidupan Gambir mulai terguncang ketika ia menerima pesan-pesan misterius dari seorang anak laki-laki yang tampaknya disiksa oleh orang tuanya. Pesan-pesan ini membawa Gambir ke tempat misterius bernama Herosase.
Sebuah tempat orang-orang bisa menonton video-video kekejaman manusia secara ilegal, semua video tersebut direkam secara langsung melalui kamera yang ditaruh disetiap sudut rumah tempat kejadian video tersebut.
Di salah satu video, Gambir melihat anak laki-laki misterius itu, yang pada akhirnya membunuh orang tuanya dengan menyayat leher mereka, lalu menyayat lehernya sendiri.
Sementara itu, Gambir juga menemukan video lain yang mengungkap bahwa Talyda dan rekan rekan Gambir, seperti Koh Jimmy, Dandung (Ario Bayu), Rio bahkan Ibu Gambir, ternyata selama ini telah membohonginya dan hanya memanfaatkannya.
Hal ini, akhirnya memicu rencana balas dendam yang mengerikan di mana pada suatu malam, Gambir membunuh mereka semua, termasuk Talyda, istrinya.
Setelah itu, Gambir membuka "pintu terlarang" di rumahnya, yang selama ini dilarang dibuka oleh Talyda, yang membawa dirinya ke dalam sebuah lorong gelap yang berakhir di rumah anak kecil misterius yang disiksa oleh orang tuanya.
Namun, pada titik ini, plot film mengungkapkan twist yang sangat mind blowing, seluruh pengalaman Gambir yang kita saksikan sepanjang film, sebenarnya adalah hasil dari imajinasi Gambir sendiri.
Anak kecil misterius itu, ternyata adalah dirinya sendiri, dan Gambir ternyata adalah seorang pasien rumah sakit jiwa yang mengalami halusinasi.
Pintu terlarang yang ia buka membawa dirinya kembali ke kenyataan pahit ia adalah pelaku pembunuhan orang tuanya sendiri dan mengalami gangguan mental parah.
Ulasan Film Pintu Terlarang
"Pintu Terlarang" adalah sebuah film yang menggabungkan elemen thriller, horor, dan psikologis dengan cara yang jarang terlihat dalam sinema Indonesia
Joko Anwar dengan berani menghadirkan cerita yang tidak linier dan penuh dengan simbolisme, menjadikan "Pintu Terlarang" sebagai film yang memerlukan perhatian penuh dari penontonnya. Ini bukan film yang mudah dipahami dalam sekali tonton, tetapi justru di situlah daya tariknya.
Joko Anwar membuktikan dirinya sebagai sutradara yang tidak hanya mahir dalam mengarahkan film, tetapi juga dalam menciptakan cerita yang memicu diskusi dan analisis mendalam.
Film ini berhasil mengeksplorasi tema-tema seperti realitas, delusi, dan bagaimana trauma dapat membentuk kepribadian dan tindakan seseorang.
Memang, meskipun Gambir kecil menjadi pelaku tindakan yang mengerikan, sulit untuk tidak merasa simpati padanya. Ia sebenarnya juga korban dari tindakan kejam orang tuanya.
Gambir bukanlah penjahat yang lahir dari ambisi atau niat jahat, melainkan dari rasa sakit yang dalam dan trauma yang tidak pernah disembuhkan.
Film ini juga mengingatkan saya,dengan film Hollywood "Shutter Island" yang disutradarai oleh Martin Scorsese. Keduanya adalah thriller psikologis yang sama sama berpusat pada protagonis yang mengalami perjalanan mental yang intens dan menghadapi realitas yang terdistorsi.
Di kedua film, tokoh utama Gambir di "Pintu Terlarang" dan Teddy Daniels di "Shutter Island" sama sama menemukan diri mereka berada dalam dunia yang diwarnai oleh ilusi, di mana kenyataan dan delusi saling berbaur.
"Pintu Terlarang" adalah sebuah film yang menunjukkan bahwa sinema Indonesia mampu menghadirkan cerita-cerita kompleks dan berlapis yang setara dengan film-film internasional.
Kemiripan dengan "Shutter Island" menunjukkan bahwa film ini setara dengan thriller psikologis besar lainnya,tetapi tetap memiliki karakter dan gaya khasnya sendiri.
Dengan tema yang mendalam dan eksekusi yang brilian, "Pintu Terlarang" adalah bukti bahwa film Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS