Ulasan Film Vivarium, Kisah Pasangan Muda yang Terjebak di Perumahan Misterius

Hayuning Ratri Hapsari | Rosetiara Sahara
Ulasan Film Vivarium, Kisah Pasangan Muda yang Terjebak di Perumahan Misterius
Vivarium (IMDb)

Vivarium adalah film thriller-fiksi ilmiah yang penuh dengan simbolisme, film ini disutradai oleh Lorcan Finnegan dan dirils pada tahun 2020 namun telah tayang terlebih dahulu di Cannes Film Festival pada 2019.

Film ini mengisahkan tentang pasangan muda yang terjebak di sebuah perumahan aneh. Film ini tidak memberikan penjelasan yang jelas tentang semua keanehan dan misteri yang ada, hal ini memungkinkan penonton untuk menafsirkan berdasarkan perspektif mereka sendiri.

Sinopsis

Cerita dimulai ketika Tom (Jesse Eisenberg) dan Gemma (Imogen Poots), pasangan muda yang sedang mencari rumah, berkunjung ke kantor agen properti di mana mereka bertemu dengan seorang agen misterius bernama Martin (Jonathan Aris).

Martin membawa mereka ke Yonder, sebuah kompleks perumahan yang terlihat sempurna tetapi misterius. Semua rumah di Yonder tampak identik, mulai dari bentuk hingga warnanya, jalan-jalannya pun tampak teratur dan terlihat membentang jauh.

Setelah mengikuti agen real estate tersebut ke rumah nomor 9, pasangan ini segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Agen tersebut meninggalkan mereka tanpa penjelasan.

Merasa semakin aneh, pasangan tersebut memutuskan untuk keluar dari perumahan tersebut, namun setiap kali mereka mencoba meninggalkan kompleks perumahan, mereka kembali ke titik awal di depan rumah nomor 9. Mau tak mau, mereka menetap di rumah itu.

Kehidupan mereka menjadi semakin aneh saat mereka menerima paket berisi seorang bayi dengan instruksi: “Raise the child and be released.” (besarkan anak ini dan kamu akan bebas).

Bayi tersebut tumbuh dengan sangat cepat, dalam hitungan hari saja, ia sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang aneh, ia sering berteriak nyaring saat permintaannya tak dituruti dan sering meniru perilaku orang lain dengan cara yang tak wajar.

Rasa frustasi mereka yang tak bisa keluar dari Yonder ditambah tanggung jawab yang mereka rasakan untuk membesarkan "anak" aneh tersebut mulai menghancurkan hubungan mereka.

Tom menjadi terobsesi untuk menggali lubang besar di halaman belakang rumah, berharap bisa menemukan jalan keluar.

Namun, saat dia terus menggali, kesehatannya memburuk dan akhirnya dia jatuh sakit. Tom akhirnya meninggal.

Gemma yang geram dan frustasi, mencoba mengejar membunuh anak laki laki itu, namun, dia terjebak ke tempat misterius di bawah trotoar yang terhubung dengan rumah lain di Yonder. Dia menyaksikan pasangan lain yang juga terjebak seperti mereka, dipaksa untuk membesarkan anak-anak yang sama.

Pada akhir cerita, Gemma akhirnya juga meregang nyawa, sementara itu, anak aneh tersebut, yang sekarang sudah dewasa, mengambil alih peran agen real estate yang pertama kali mereka temui dan siap untuk menjerat pasangan lain dalam siklus yang sama.

Ulasan Film Vivarium

"Vivarium" adalah film yang sangat metaforis dengan pendekatan visual dan naratif yang cukup unik dalam genre thriller fiksi ilmiah.

Bagi penonton yang mengharapkan cerita konvensional dengan penyelesaian yang memuaskan, film ini bisa terasa membingungkan.

Namun, jika dilihat dari perspektif yang lebih dalam, "Vivarium" berhasil menyampaikan kritik yang tajam tentang kehidupan modern, terutama yang terkait dengan keinginan untuk selalu bisa memenuhi ekspektasi sosial.

Film ini menggambarkan tentang rasa terjebak dalam rutinitas yang monoton, yang dipersonifikasikan melalui lingkungan perumahan Yonder.

Semua rumah di sana identik, monoton, dan tanpa jiwa, yang sangat cocok menggambarkan jebakan kehidupan modern di dunia nyata, di mana banyak pasangan muda, seperti Tom dan Gemma yang terperangkap dalam siklus pekerjaan, pengeluaran rumah tangga, dan membesarkan anak tanpa ruang untuk kebebasan.

Dari segi karakter, Tom dan Gemma seperti representasi dari pasangan muda yang merasa perlu mengikut ekspektasi sosial, seperti memiliki rumah dan membangun keluarga, meskipun mungkin mereka tidak siap atau bahkan tidak benar-benar menginginkannya.

Film ini secara tidak langsung menyampaikan bahwa hidup, dengan semua ekspektasi sosial dan tekanan dari luar, bisa terasa seperti jebakan tanpa jalan keluar, mirip dengan nasib yang dialami oleh Tom dan Gemma di Yonder.

Dari segi akting, aktris dan aktornya, Jesse Eisenberg dan Imogen Poots, juga patut diapresiasi. Mereka berhasil menangkap rasa frustrasi, ketakutan, dan ketidakberdayaan yang tumbuh secara bertahap sepanjang film.

Secara keseluruhan, Vivarium adalah film yang menuntut perhatian penonton untuk mengerti lapisan-lapisan maknanya. Untuk mereka yang lebih menyukai penuturan cerita yang lebih eksplisit, sepertinya film ini memang kurang cocok untuk dinikmati.

Namun, bagi mereka yang menikmati film yang penuh simbolisme, interpretasi terbuka dan kritik sosial yang dalam, Vivarium bisa menjadi pilihan yang tepat.

Film ini membuat kita berpikir ulang tentang rutinitas hidup dan apakah kita benar-benar hidup sesuai dengan pilihan kita sendiri, atau hanya terjebak dalam ekspektasi sosial yang dipaksakan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak