Buku Cempala Kuneng Tinggal di Istana ini mengisahkan tentang seekor burung kecil bernama Cempala Kuneng yang mulanya tinggal bersama ibunya di hutan yang gersang. Karena repot mencari makanan, akhirnya anak burung ini berkelana mencari makan ke kota. Di kota itulah ia hinggap di tiang bambu yang ada di pasar dan mulai bernyanyi dengan merdu.
Banyak orang terkesima dengan suara merdu yang dimiliki anak burung ini, hingga akhirnya terdengar oleh Pangeran di istana Kerajaan Aceh. Sang Pangeran lalu menyuruh prajurit untuk mendatanginya dan mengajak tinggal di istana. Cempala Kuneng sangat senang dirinya diajak untuk menghibur Pangeran dengan kicauan merdunya.
Ketika tinggal di sangkar emas dan luas di dalam istana itu, Cempala Kuneng tak kekurangan makanan. Makanan dan buah-buahan berlimpah untuknya. Saking enaknya hidup di istana, Cempala Kuneng sampai lupa bahwa di dalam hutan ia mempunyai ibu yang selalu merindukan kepulangannya.
Ibu Cempala Kuneng rindu kepada anaknya. Ia khawatir karena sejak pertama berangkat ke kota, Cempala Kuneng tak pernah beri kabar mengenai kondisinya. Sang ibu mulai sakit-sakitan karena kepikiran kepada Cempala Kuneng hingga kurus.
Saat Pangeran bertanya kepada Cempala Kuneng mengenai keluarganya di hutan, ia menjawab bahwa di dalam hutan ia tinggal seorang diri. Ia berbohong kepada Pangeran sebab khawatir disuruh pulang lagi ke dalam hutan. Ia pun berdusta bahwa ia masih punya ibu yang tinggal seorang diri di dalam hutan.
Ketika rindu dan kasih ibu kepada anaknya sudah tak bisa dibendung, sang ibu terpaksa menembus rindang pepohonan menuju kota untuk mencari Cempala Kuneng. Sampai di pasar, ia dapat informasi bahwa Cempala Kuneng kini tinggal di istana Kerajaan Aceh. Sang ibu pun menyusul ke sana.
Di depan pintu gerbang, ibu Cempala Kuneng dicegat oleh beberapa prajurit. Ia lapor bahwa dirinya hendak menemui Cempala Kuneng. Saat diberi tahu bahwa di pintu gerbang ada seekor burung tua yang mengaku ibu Cempala Kuneng, Cempala Kuneng menolak pengakuan tersebut di hadapan Pangeran.
Sewaktu dipertemukan, Cempala Kuneng tak tega kepada ibunya yang sudah demikian kurus dan selalu mengkhawatirkannya. Dengan berat hati, Cempala Kuneng berkata jujur bahwa burung betina tua itu sebenarnya adalah ibunya. Cempala Kuneng pasrah kepada Pangeran, jika sebab kebohongannya itu ia dipulangkan ke dalam hutan, ia akan menerima lapang dada.
Namun, sebab kebaikan Pangeran, ibu dan Cempala Kuneng diminta untuk tinggal di istana. Pangeran berjanji akan merawat dua burung tersebut dengan baik. Kini, Pangeran punya dua burung yang pandai bernyanyi. Setiap hari, istana tak pernah sepi dan senantiasa dipenuhi oleh senandung-senandung merdu.
Cerita Cempala Kuneng ini membawa pesan moral tentang pentingnya mengakui jati diri, menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, dan belajar beradaptasi dengan lingkungan. Pesan moral ini dapat menjadi sarana edukasi karakter bagi anak-anak.
Buku ini juga memperkenalkan budaya Aceh dan kekayaan alamnya, yang sangat penting untuk membangun pemahaman anak-anak terhadap keragaman budaya Nusantara. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Seri Fabel Nusantara Aceh - Cempala Kuneng Tinggal di Istana
Penulis: Dian Kristiani
Ilustrator: Veronica Winata
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Cetakan: I, Juni 2023
Tebal: 32 Halaman
ISBN: 978-623-04-1373-5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.