Potret Ibu dan Mertua Toksik dalam Keluarga di Novel 'Silsilah Duka'

Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Potret Ibu dan Mertua Toksik dalam Keluarga di Novel 'Silsilah Duka'
Novel Silsilah Duka (goodreads.com)

'Silsilah Duka' adalah novela yang membawa pembaca ke kehidupan sebuah keluarga di Madura dengan fokus pada karakter Juhairiyah, seorang ibu mertua yang keras dan penuh aturan.

Lewat 134 halaman yang penuh dengan intrik keluarga, novel ini menggambarkan bagaimana toksisitas hubungan dapat menciptakan luka yang mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.

Juhairiyah, ibu dari Farid dan mertua Ramlah, menjadi pusat konflik cerita ini. Sosoknya yang otoriter, keras kepala, dan menganggap dirinya selalu benar menciptakan ketegangan di dalam keluarga.

Dia berpegang teguh pada keyakinan bahwa "surga ada di bawah telapak kaki ibu," namun memanipulasi keyakinan tersebut untuk mengontrol anak dan menantunya.

Akibatnya, konflik tak terelakkan, terutama bagi Ramlah yang menjadi korban utama dari perilaku toksik Juhairiyah.

Cerita ini menjadi cerminan dari realitas hubungan mertua-menantu sering kali menjadi tantangan besar.

Tokoh Juhairiyah terasa sangat hidup dan dekat dengan keseharian, mencerminkan tipe mertua yang mungkin kita pernah dengar atau temui.

Dwi Ratih Ramadhany berhasil meramu cerita dengan alur yang mengalir, membuat pembaca terus penasaran dan merasa terhubung dengan karakter-karakter di dalamnya.

Konflik-konflik yang disajikan tidak hanya memicu emosi, tetapi juga menghadirkan refleksi tentang bagaimana perkataan bisa menjadi senjata paling mematikan.

Sepanjang cerita, pembaca akan merasa terhimpit oleh ketegangan dan kesedihan yang terus menghantui keluarga ini.

Bahkan, toksisitas Juhairiyah menyebabkan tragedi yang memilukan, depresi mendalam hingga bunuh diri yang dialami oleh Ramlah, serta hampir membuat Farid, anaknya, menyusul.

Novel ini lebih dari sekadar kisah keluarga. Ia juga menjadi kritik sosial tentang peran ibu, mertua, dan bagaimana nilai-nilai tradisional sering kali disalahgunakan untuk memaksakan kehendak.

Juhairiyah adalah simbol dari bagaimana kekerasan verbal dapat menghancurkan jiwa seseorang, sebuah tema yang jarang diangkat dengan gamblang dalam sastra Indonesia.

Buku ini bukan bacaan yang ringan, dan pembaca yang tidak siap mungkin akan merasa terhimpit oleh duka yang begitu mendalam.

Penulis dengan cerdas menyusun ending yang "sakit," meninggalkan pembaca dengan rasa miris dan keinginan agar tidak ada lagi Juhairiyah dalam kehidupan nyata.

'Silsilah Duka' adalah novel yang wajib dibaca bagi mereka yang ingin memahami dampak dari hubungan toksik dalam keluarga.

Dengan cerita yang tajam dan emosional, buku ini menawarkan pengalaman membaca yang penuh refleksi, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan yang sehat dalam keluarga.

Namun, siapkan mental saat membaca buku ini, karena kisahnya benar-benar mengguncang dan menyayat hati.

Semoga kita semua dijauhkan dari orang seperti Juhairiyah.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak