Setelah penantian panjang selama lima tahun, The Old Guard 2 akhirnya mendarat di Netflix pada 2 Juli 2025. Sekuel dari film aksi fantasi yang hits di 2020 ini kembali membawa Charlize Theron sebagai Andromache "Andy" of Scythia, pemimpin sekelompok prajurit abadi yang berjuang melindungi umat manusia.
Dengan sutradara baru, Victoria Mahoney, dan tambahan bintang seperti Uma Thurman dan Henry Golding, ekspektasi buat film ini jelas tinggi. Tapi, apakah The Old Guard 2 bisa memenuhi harapan penggemar? Yuk, langsung simak ulasan berikut!
The Old Guard 2 melanjutkan cerita enam bulan setelah peristiwa film pertama. Andy, yang kini kehilangan keabadiannya, berjuang menghadapi krisis eksistensial.
Bersama timnya—Nile (KiKi Layne), Joe (Marwan Kenzari), Nicky (Luca Marinelli), dan Copley (Chiwetel Ejiofor)—mereka terpaksa keluar dari persembunyian untuk menghadapi dua musuh baru: Quynh (Veronica Ngo), sahabat lama Andy yang kembali dengan dendam membara setelah terperangkap berabad-abad di dasar laut, dan Discord (Uma Thurman), antagonis misterius yang punya agenda sendiri.
Sementara itu, Booker (Matthias Schoenaerts) masih menjalani pengasingan setelah pengkhianatannya di film pertama.
Ceritanya berusaha lebih kelam dan emosional, menggali trauma Andy dan konflik masa lalunya dengan Quynh. Ada momen-momen kuat, seperti ketika Andy mulai mempertanyakan makna hidup abadinya yang kini rapuh.
Tapi, sayangnya, alur cerita terasa berantakan. Film ini seperti bingung mau fokus ke mana: drama emosional, aksi brutal, atau pengembangan lore.
Akibatnya, banyak subplot yang terasa nanggung, dan ending-nya yang cliffhanger bikin aku sendiri bertanya, “Hah, udah gitu aja?” Banyak yang bilang film ini lebih seperti set-up buat The Old Guard 3 ketimbang sekuel yang berdiri sendiri.
Soal aksi, The Old Guard 2 masih punya DNA film pertamanya. Adegan laga, seperti Andy yang bergelantungan dari helikopter atau serbuan di vila megah di Italia, cukup memacu adrenalin.
Sinematografinya juga oke, apalagi dengan latar ikonik seperti Bundaran HI dan Jalan Sudirman di Jakarta, yang bikin netizen Indonesia heboh. Serpong bahkan digambarkan sebagai markas nuklir canggih—meski ini cuma fiksi, tapi sukses bikin warganet ngakak dan bangga!
Review Film The Old Guard 2

Tapi, dibandingkan film pertama, koreografi laga di sini terasa kurang tajam. Mungkin karena Andy kini mortal, fighting skill-nya nggak se-epic dulu.
Selain itu, adegan aksinya terasa sporadis, nggak cukup banyak buat memuaskan penggemar genre action. Visualnya sih cakep, tapi tanpa aksi yang konsisten, film ini kehilangan sebagian energi yang bikin film pertama begitu seru.
Charlize Theron, seperti biasa, adalah bintang utama. Aktingnya sebagai Andy penuh intensitas, berhasil menangkap pergulatan batin seorang prajurit yang lelah hidup ribuan tahun.
Chemistry-nya dengan tim, terutama Nile, masih solid. Sayangnya, Joe dan Nicky kurang dapat sorotan, padahal duo ini favorit banyak penggemar.
Kembalinya Quynh (Veronica Ngo) seharusnya jadi highlight, tapi konfliknya dengan Andy kurang dieksplorasi mendalam. Uma Thurman sebagai Discord punya aura menyeramkan, tapi karakternya terasa underutilized.
Henry Golding sebagai Tuah, karakter baru, cukup menyegarkan, tapi lagi-lagi nggak diberi ruang cukup untuk bersinar. Secara keseluruhan, ensemble cast-nya kuat, tapi naskahnya nggak cukup mendukung mereka untuk maksimal.
Kelebihan The Old Guard 2 ada pada pengembangan dunia dan karakternya. Lore tentang keabadian dan masa lalu para prajurit abadi cukup menarik, terutama hubungan Andy-Quynh yang penuh drama. Sinematografi dan lokasi syuting, termasuk Jakarta dan Serpong, juga jadi poin plus.
Tapi, kekurangannya cukup mencolok. Alur cerita yang lambat dan berbelit bikin aku susah terhubung secara emosional. Adegan aksi yang minim dan ending menggantung juga bikin banyak penonton termasuk aku sendiri kecewa.
Di Rotten Tomatoes, film ini cuma dapat 23% dari kritikus, jauh di bawah film pertama yang mencetak 80%. Jujur sih, menurutku film ini terasa seperti “setengah film” yang cuma jadi jembatan buat sekuel berikutnya.
The Old Guard 2 punya potensi besar dengan cast bintang dan premis yang menarik, tapi eksekusinya kurang nendang. Buat penggemar film pertama, sekuel ini mungkin tetap seru karena kehadiran Andy dan timnya, plus tambahan lore yang memperluas dunia The Old Guard.
Tapi, buat yang berharap aksi intens atau cerita yang tuntas, film ini bisa bikin agak kesal. Rating 5/10 rasanya pas untuk film yang punya momen keren tapi gagal menyaingi pesona pendahulunya.
Kalau kamu penggemar Charlize Theron atau suka film aksi dengan sentuhan fantasi, The Old Guard 2 masih layak ditonton di Netflix. Tapi, siap-siap buat ending yang bikin penasaran—atau malah frustrasi—dan harapan besar buat The Old Guard 3 yang (mungkin) lebih memuaskan. Jadi, apa pendapatmu? Hit atau flop nih, Sobat Yoursay?