Review Film Believe: Kobaran Cinta Tanah Air

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Believe: Kobaran Cinta Tanah Air
Poster Film Believe: Mimpi, Takdir, dan Keberanian (Cinema XXI)

Kamis, 24 Juli 2025, di tengah gempuran film-film bergenre horor, komedi, dan romansa yang ramai menghiasi layar lebar Indonesia, muncul film biografi berlatar perang yang terasa seperti angin segar, yakni: Film Believe: Mimpi, Takdir, dan Keberanian. 

Ini lho, film yang nggak hanya membawa kita ke masa lalu penuh luka dan perjuangan, tapi juga mengajak melihat makna terdalam dari keberanian dan pengorbanan dalam arti yang sangat manusiawi. Wah, menarik nih!

Disutradarai dua sineas: Rahabi Mandra (Night Bus, 22 Menit) dan Arwin Tri Wardhana, yang melahirkan film berdasarkan kisah nyata dari Jenderal TNI Agus Subiyanto, Panglima TNI saat ini.

Adaptasi ini diambil dari biografi resmi berjudul Believe – Based on a True Story of Faith, Dream, and Courage. Namun, film ini nggak sebatas memvisualisasikan narasi dalam bukunya, melainkan juga menggambarkan cerminan kolektif bangsa tentang luka sejarah, makna keberanian, dan pentingnya menyambung nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sudah pada penasaran dengan detail kisahnya, kan? Sini deh kepoin bareng!

Sinopsis Film Believe: Mimpi, Takdir, dan Keberanian

Cerita bermula dari sosok Agus (diperankan Ajil Ditto), anak lelaki yang hidup dalam bayang-bayang ayahnya, Sersan Kepala Dedi (Wafda Saifan). Ayahnya adalah prajurit yang ditugaskan dalam Operasi Seroja, yakni misi militer Indonesia pada tahun 1975 di Timor Timur, yang hingga kini jadi salah satu bagian paling rumit dalam sejarah hubungan sipil dan militer di Indonesia.

Kehilangan sang ayah di usia belia jadi pukulan besar bagi Agus, tapi juga menjadi bara api yang membakar semangat hidupnya. Bukan hanya ingin mengenang, Agus ingin memahami. Dari sanalah dimulai perjalanan batin dan fisiknya untuk mengikuti jejak sang ayah menjadi sosok prajurit.

Namun, begitulah hidup. Nggak mudah bagi Agus membentuk jati dirinya. Di medan tugas, dia dihadapkan pada dilema besar ketika harus menghadapi Miro (Marthino Lio), si separatis karismatik yang secara langsung berkaitan dengan tragedi yang menimpa ayahnya. Pertarungan pun terjadi bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan luka batin, beban sejarah, dan pertanyaan akan siapa sebenarnya musuh sejati.

Lapisan konfliknya bikin kepo, ya? 

Review Film Believe: Mimpi, Takdir, dan Keberanian

membangun suasana perang era 70-an dengan detail produksi yang sangat meyakinkan, asli, ini berhasil banget. Mulai dari kostum tentara, properti militer, perkampungan penduduk, sampai teknologi komunikasi zaman itu, semuanya disajikan dengan oke. Warna-warna sephia dan tone kelam mengiringi durasi film, yang mana itu memperkuat kesan masa lalu yang getir.

Sound design-nya pun bikin tegang. Ledakan mortir, desingan peluru, gemuruh kendaraan tempur, hingga keheningan hutan sebelum serangan terasa nyata gitu. Dan menurutku, adegan pertempuran yang intens, itu tampak nggak dibuat untuk dramatisasi semata, melainkan membawa diriku benar-benar ‘masuk’ ke situasi medan perang; penuh kekacauan, ketakutan, dan keberanian dalam keheningan.

Melalui karakter Agus, aku diajak merenungkan tentang arti menjadi anak dari pahlawan, dan bagaimana beban nama keluarga bisa jadi inspirasi sekaligus kutukan. Hebatnya, Agus nggak menjadikan luka sebagai alasan untuk menyerah, tapi untuk melangkah maju, meski jalannya penuh darah dan air mata.

Bisa kubilang, Film Believe: Mimpi, Takdir, dan Keberanian merupakan jenis film yang jarang kita temui di bioskop Indonesia. Film biopik yang dituturkan dengan sensitivitas tinggi, nggak terjebak glorifikasi, dan menyentuh inti rasa kemanusiaan. 

Bagiku, ini semacam surat terbuka untuk ayah yang telah gugur, untuk anak-anak yang ditinggalkan, dan untuk bangsa yang masih mencari arah. Film ini masih tayang di bioskop, yuk, nonton biar bisa tembus sejuta penonton!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak