Belajar Menerima Diri dan Merangkul Perbedaan dari Buku Flo si Gadis Bunga

Hernawan | Ade Feri
Belajar Menerima Diri dan Merangkul Perbedaan dari Buku Flo si Gadis Bunga
Buku anak Flo si Gadis Bunga (goodreads.com)

Buku anak selalu berhasil menyuguhkan cerita sederhana yang penuh makna. Lewat seri Understanding Others, penerbit Kesaint Blanc berusaha membentuk kesadaran anak untuk menerima segala perbedaan fisik, ras, suku, bahasa, dan lainnya. Salah satu buku yang termasuk dalam seri ini adalah Flo si Gadis Bunga yang mengisahkan tentang proses penerimaan diri sendiri dan merangkul perbedaan antarsesama. 

Bercerita tentang Flo, gadis kecil dengan tubuh unik yang dipenuhi bunga-bunga cantik. Ia dan keluarganya tinggal di atas bukit yang jauh dari perdesaan. Hingga pada suatu hari, Flo memutuskan untuk diam-diam pergi ke desa meski sudah berkali-kali diingatkan tentang bahaya di sana oleh orang tuanya. 

Perjalanan Flo menuju desa tidak mudah. Ia harus menuruni bukit, menyeberangi sungai, dan kepanasan. Begitu sampai di desa, Flo bahkan harus bersembunyi dan menyamar jadi tanaman hias agar bisa memperhatikan situasi desa dengan aman. Suatu inside akhirnya membuat keberadaan Flo diketahui penduduk desa. Sayangnya, mereka justru takut pada Flo yang punya tubuh aneh sehingga ia dipanggil monster.

Tepat setelah itu muncul gadis bernama Tera yang ternyata memiliki kondisi fisik unik berupa kaki berselaput seperti katak. Meski berbeda dari penduduk desa, anak-anak di sana tetap mau berteman dengannya karena Tera membantu mereka belajar berenang. Flo sempat tidak percaya diri karena ia tidak memiliki bakat, tetapu dengan bantuan Tera akhirnya Flo bisa berbaur dengan penduduk desa dan meyakinkan orang tuanya untuk berkunjung ke sana.

Tokoh Flo dan Tera menunjukkan bahwa perbedaan membuat kita unik dan istimewa. Sebagai makhluk yang terlahir dengan ciri khas tersendiri, Flo dan Tera menyadarkan kita bahwa perbedaan fisik tidak lantas membuat kita berbeda dari orang lain. Oleh sebab itu, mencintai diri sendiri adalah langkah pertama agar kita percaya diri lalu bisa membangun relasi dengan banyak orang.

Sebagai kisah dongeng, buku ini sangat tepat dipilih untuk mengenalkan upaya self love pada anak-anak. Melalui gaya penceritaan yang emosional, buku ini juga bisa menjadi media untuk menumbuhkan rasa empati dan toleransi. Pada intinya, buku ini sangat cocok digunakan sebagai media edukasi bagi anak.

Terlepas dari amanat yang terkandung di dalamnya. Rasanya buku ini berhasil memberi pelukan hangat bagi siapa saja yang membacanya. Terlepas dari kategori umur, kisah Flo yang merasa berbeda pasti relate dengan situasi beberapa pembaca. Bagaimana perbedaan membuat kita tidak percaya diri dan takut dipandang lain oleh orang-orang direpresentasikan oleh tokoh Flo dengan sangat baik.

Sebaliknya, tokoh Tera juga meninggalkan kesan yang mendalam bahwa society kita membutuhkan sosok sepertinya agar hidup berjalan damai. Melalui Tera juga, pesan menghargai dan menerima perbedaan akhirnya bisa disampaikan dengan sangat baik. Bahkan sosok Tera akhirnya menjadi jembatan toleransi antara Flo, dirinya, dan warga desa.

Dengan ilustrasi yang menggemaskan dan colorful, buku ini memberikan visual yang menawan. Sudah dipastikan kita tidak akan bosan memperhatikan lembar demi lembar karena gambarnya sangat cantik. Desain karakter tokoh juga dibuat detail sehingga keunikan Flo dan Tera bisa divisualisasikan dengan apik.

Sama seperti buku terbitan Kesaint Blanc pada umumnya, buku ini hadir sebagai media baca bilingual. Narasi tersedia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kedua versi bahasa menggunakan kalimat yang lugas dan tidak berbelit sehingga mudah dipahami.

Identitas buku

Judul: Flo si Gadis Bunga

Penulis dan ilustrator: Watiek Ideo dan Andina Subarja

Penerbit: Kesaint Blanc Publishing

Tahun terbit: 2021

Tebal buku: 40 halaman

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak