Stray Kids kembali merilis karya yang menarik perhatian lewat 'In My Head', lagu pop rock yang hadir sebagai track kelima dalam album studio keempat mereka, 'KARMA' (2025).
Lagu ini digarap oleh unit produser andalan mereka, 3RACHA, dengan Changbin sebagai penulis lirik utama, sementara komposisi musik dikerjakan oleh Changbin, Bang Chan, dan Jun2, lalu diaransemen oleh Bang Chan.
Hasil akhirnya menghadirkan nuansa cerah ala pop-punk tahun 90-an yang dibalut dengan sentuhan modern, sehingga terdengar segar tapi juga punya kesan nostalgic.
Sejak intro, lagu ini langsung mencuri perhatian lewat instrumen yang khas dan ritme gitar yang ceria. Melodinya ringan, mudah diikuti, dan sangat sing-along. Tapi di balik energi cerah itu, 'In My Head' menyimpan lirik yang justru cukup dalam.
Lagu ini bercerita tentang rasa gelisah, perasaan terjebak dalam pikiran sendiri, hingga frustrasi karena hidup terasa stagnan. Kontras inilah yang membuat lagu ini begitu relatable: musik yang upbeat berpadu dengan lirik penuh kejujuran.
Beberapa baris liriknya terasa dekat dengan keseharian. Misalnya, "Today, you think there'll be a change / Sorry, but no matter what, it's gonna be the same / I kinda feel bad, you okay?" menggambarkan perasaan ingin berubah tapi selalu kembali ke titik yang sama.
Pada bagian pra-refrein dan refrein, repetisi kata terasa seperti mantra yang mengulang rasa lelah itu sendiri: "I'm messed up in my head / Ah-yeah, ah-yeah / In my crappy daily life / Ah-yeah, ah-yeah / When will it ever change? I don't know what's wrong with me / I'm messed up in my head / Ah-yeah, ah-yeah." Kalimat sederhana, tapi menyentuh karena menggambarkan betapa pikiran berulang sering kali membuat kita merasa terjebak.
Dari sisi vokal, Stray Kids membagi peran dengan sangat pas. Ada bagian rap yang tegas, lalu disusul vokal melodi penuh emosi. Aransemen musiknya juga pintar menjaga dinamika: tenang di satu momen, lalu meledak dengan energi di bagian lain.
Gambaran metaforis seperti "this time bomb with no warning" atau "my steps hover on the edge of an invisible line" berfungsi untuk menggambarkan pengalaman batin seseorang.
Metafora tersebut memberi kesan bahwa pikiran (khususnya pikiran cemas, gelisah, atau mengganggu) tidak hanya hadir begitu saja, tapi juga terasa seperti ancaman konstan yang bisa muncul tiba-tiba (layaknya bom waktu). Sementara metafora langkah di tepi garis tak kasatmata menegaskan rapuhnya keseimbangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Keistimewaan 'In My Head' bukan cuma pada musiknya yang enak didengar, tapi juga karena ia. berhasil memvalidasi perasaan banyak orang. Lirik-lirik lugas seperti, "Hey, you, lying in your bed / Staring at the ceiling, yeah, I thought that you were dead / What's going on in your head?" terasa seperti percakapan personal dengan diri sendiri.
Lagu ini memberi ruang untuk mengakui bahwa kecemasan, overthinking, dan rasa lelah emosional bukanlah hal yang harus ditutupi. Justru lewat musik, Stray Kids seakan berkata, "Kami juga merasakan hal yang sama."
Di dalam album 'KARMA', 'In My Head' menjadi salah satu lagu yang paling menonjol. Bukan hanya karena energinya, tapi juga karena keberaniannya mengangkat isu yang dekat dengan banyak orang: tentang pikiran yang tidak pernah berhenti, tentang rasa ingin lepas, tapi sulit menemukan jalan keluar.
Bagi STAY atau pendengar yang mungkin sedang menghadapi hari berat, 'In My Head' bisa jadi pengingat bahwa kita tidak sendiri. Ada melodi ceria untuk dinyanyikan bersama, dan ada lirik yang berbicara lantang tentang hal-hal yang sering hanya kita simpan di dalam.