Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Foto Lokasi Terowongan di Film Siksa Kubur (Instagram/rapifilms)

Terowongan Juliana telah menjadi sorotan di balik layar film horor 'Siksa Kubur', sebuah karya yang semakin menguatkan nama sutradara Joko Anwar ke deretan sineas terkemuka.

Namun, kepopuleran filmnya nggak hanya melulu terpaku pada hal teknis maupun teori-teori tentang Film Siksa Kubur yang bertebaran di dunia maya, filmnya juga memikat para penonton yang tertarik pada sejarah dan arsitektur dari terowongan misterius, yang sepanjang film bikin bulu kuduk merinding. 

Rupanya, terowongan di dalam Film Siksa Kubur ialah Terowongan Juliana. Dibangun pada tahun 1914, Terowongan Juliana awalnya merupakan bagian vital dari jalur Kereta Api Banjar-Cijulang, menghubungkan dua stasiun penting: Banjar dan Cijulang.

Dengan panjang jalur sekitar 82 kilometer, terowongan ini terletak di Wilayah Aset II Bandung. Sementara itu, nama 'Juliana' sendiri, diambil dari sosok ratu Kerajaan Belanda: Juliana Louise Marie Wilhelmina van Oranje-Nassau, yang memerintah dari tahun 1948 hingga 1980.

Keunikan Terowongan Juliana nggak hanya terletak pada usianya yang telah berabad-abad, tetapi juga pada arsitekturnya yang menakjubkan.

Berbeda dari terowongan biasa, struktur Terowongan Juliana didesain melengkung. Itulah mengapa, sejak pertama kali dibangun, terowongan itu lebih dikenal sebagai Terowongan Bengkok oleh masyarakat sekitar. 

Desain melengkungnya, menciptakan ilusi pada mata. Ya, konstruksi semacam itu, bikin ujung-ujungnya nggak terlihat dari satu sisi ke sisi lainnya.

Dengan panjang sekitar 127 meter, lalu letak mulut terowongan terletak di sisi timur laut dan barat daya, dan sempat terbengkalai sangat lama hingga akhirnya digunakan buat syuting Film Siksa Kubur, sebelum digunakan sebagai lokasi penting dalam film, citranya yang angker sudah melekat oleh masyarakat sekitar. 

Setelah Terowongan Juliana berdiri sebagai jalur kereta api selama beberapa dekade, suatu ketika, tepatnya pada 1982, jalur Banjar-Cijulang ditutup. Sehingga nggak ada lagi aktivitas di sekitar terowongan. Meskipun begitu, Terowongan Juliana tetap berdiri tegak, menjadi saksi bisu dari evolusi transportasi di Indonesia.

Kini, Terowongan Juliana ‘tampaknya beralih fungsi menjadi destinasi wisata sejarah’ yang menarik minat banyak orang (terutama dari penonton film Siksa Kubur). Ini berarti, Film Siksa Kubur punya andil. 

Keberadaan Terowongan Juliana dalam film 'Siksa Kubur' membuka babak baru dalam eksistensi terowongan itu di real life.

Perpaduan antara sejarah yang kaya dan campuran budaya pop atas viralnya terowongan ini, seakan-akan memberikan harapan baru bagi Terowongan Juliana supaya lebih diperhatikan dan dirawat lagi oleh penduduk sekitar maupun instansi pemerintahannya. 

Begitulah, menemukan lokasi yang tepat untuk film memang memakan waktu. Joko Anwar, dikabarkan, menghabiskan enam bulan untuk mencari lokasi yang sesuai dengan visi artistiknya.

Akhirnya, Terowongan Juliana menjadi pilihan sempurna untuk menciptakan atmosfer menegangkan dan misterius yang diinginkan dalam film horor tersebut.

Kamu tertarik berkunjung ke Terowongan Juliana? Hah, takut? Ya, ketimbang jauh-jauh ke sana tapi nggak berani masuk terowongannya, mending nonton Film Siksa Kubur.

Dari nonton filmnya, kamu bisa melihat situasi dalam terowongannya itu. Serius, deh. Film Siksa Kubur masih tayang di bioskop sejak penayangan pertama pada 11 April 2024. Jadi, selamat menonton. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Athar Farha