Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Foto Series Gadis Kretek yang Mendapat Penghargaan Best Miniseries (Moviezy)

Ada kabar menggembirakan yang bikin para sinefil kegirangan, termasuk para sineas yang terlibat dalam pembuatan Series Gadis Kretek. Series original Netflix Indonesia, kembali mengukir prestasi dengan membawa pulang penghargaan bergengsi: Best Miniseries pada ajang Seoul International Drama Awards 2024. Wow!

Series Gadis Kretek diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala. Kisahnya beririsan dengan industri kretek di Jawa pada tahun 1960-an dengan kisah cinta yang menyentuh antara Dasiyah dan Soeraja. Nah, ceritanya selain berlatar pada masa awal kemerdekaan Indonesia, tapi juga pada era modern. Sementara itu, konflik cinta membara serta dinamika keluarga yang kompleks menjadi daya tarik series ini. 

Nggak disangka-sangka banget ya. Series Gadis Kretek ternyata bisa sukses nggak cuma di dalam negeri saja. Keberhasilannya mencuri perhatian internasional dengan cerita yang mengaduk-aduk emosi dan visual yang cakep, sudah seharusnya mendapat apresiasi lebih di dalam negeri. Yuk, kita kulik apa-apa saja yang membuatnya memenangkan Best Miniseries Seoul International Drama Awards 2024. 

1. Sutradara yang Peka dan Sensitif

Di antara alasan utama Series Gadis Kretek berhasil memenangkan Best Miniseries adalah dari arahan dua sutradara: Kamila Andini yang dikenal dengan karya-karya sinematik sarat makna, dan Ifa Isfansyah yang punya kemampuan untuk merangkai cerita dengan detail penuh daya pikat. Kolaborasi keduanya menghasilkan karya nggak cuma memanjakan mata, tapi juga menggerakkan hati penonton. 

2. Akting Para Bintang yang Totalitas 

Selain itu, akting para bintang juga jadi sorotan. Kamu tahu? Dian Sastrowardoyo yang memerankan Dasiyah, atau Jeng Yah, tampil begitu luar biasa. Karakternya yang penuh dengan dilema dan pergolakan batin berhasil dibawakan dengan baik. Chemistry antara Dian dan Ario Bayu yang berperan sebagai Soeraja juga se-nyatu itu, dan berhasil bikin penonton merasakan intensitas hubungan mereka. Bahkan Putri Marino dan Arya Saloka juga ngasih performa nggak kalah dari lead character. Baik bintang utama maupun pendukung, semua totalitas berakting. 

3. Set Produksi yang Niat Banget

Keberhasilan Gadis Kretek juga didukung oleh penggambaran sejarah yang autentik. Latar tahun 1960-an ketika industri kretek sedang berjaya di Jawa digambarkan dengan detail yang sangat akurat melalui set produksinya; dari setting tempat, kostum, bahkan dialog. Penonton benar-benar diajak untuk merasakan atmosfer masa lalu terkait kultur, sosial, dan tradisi yang ada pada waktu itu. 

4. Adaptasi Novel yang Dibuat Sepenuh Hati 

Kita sudah tahu bahwa Series Gadis Kretek merupakan adaptasi novel karya Ratih Kumala. Nah, ini juga yang jadi alasan kuat mengapa Gadis Kretek sukses besar—novelnya best seller dan ceritanya punya daya tarik yang kuat. Kendatipun series ini nggak cukup setia, tapi dengan keterbatasan episode, kisahnya mampu masuk pada inti cerita dari novel. Namun, juga dikukuhkan oleh visual dan pengembangan karakter yang lebih dalam dan kompleks. 

Gimana, kamu makin penasaran nggak sama series ini? Dengan semua elemennya, nggak mengherankan berhasil membawa pulang penghargaan dan mengukir prestasi di kancah internasional. Keren deh! 

Athar Farha