Badan Kesehatan Dunia pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lembaga internasional WHO, Rabu (4/8/2021), meminta menghentikan suntikan Vaksinasi Booster (penguat) Covid-19. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengantisipasi pendistribusian vaksin yang tidak merata di negara-negara seluruh dunia.
WHO meminta penghentian itu setidak-tidaknya harus dilakukan selama dua bulan. Dengan begitu, program vaksinasi dengan target 10 persen pada setiap negara dapat terwujud.
Menyadur CNBC, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers mengatakan, WHO membutuhkan pengalihan mendesak atas sebagian besar vaksin yang masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, untuk mendistribusi sebagian besarnya ke negara-negara berpenghasilan rendah.
1. Tujuan penghentian Booster Vaksin Covid-19 agar dapat memvaksinasi 40 persen populasi dunia
Menurut penasihat senior WHO, Dr. Bruce Aylward, penghentian itu adalah rencana Ghebreyesus, guna menyukseskan program vaksinasi sampai dengan bulan Desember 2021, sebesar 40 persen populasi dunia.
“Gambaran besarnya di sini adalah sebagai kebijakan untuk tidak bergerak maju dengan booster, sampai kita mendapatkan seluruh dunia pada titik di mana populasi yang lebih tua, orang dengan penyakit penyerta, orang yang bekerja di garis depan, semuanya dilindungi sejauh mungkin dengan vaksin,” ujar Aylward saat briefing.
2. Covid-19 dapat diatasi dengan vaksin, itulah mengapa vaksinasi penting
Menurut para ahli, program vaksinasi itu begitu penting untuk mengakhiri pandemi akibat Covid-19. Apalagi dengan bermutasinya virus corona menjadi varian delta, yang daya tular dan daya sebarnya lebih tinggi. Covid-19 varian yang berawal dari India ini telah mendominasi kasus perseberannya di Amerika Serikat (AS). Kabarnya, malah sudah ada varian baru lagi setelah varian delta.
Selain itu, dengan adanya prediksi akan munculnya strain baru dapat menimbulkan ancaman dan risiko tinggi bagi negara-negara di dunia. Baik yang sudah divaksinasi ataupun belum. Kecuali program vaksinasi sudah merata di seluruh dunia.
3. Durasi waktu penghentian booster vaksin bisa diperpanjang
Lagi, menurut Aylward, durasi waktu penghentian booster vaksin Covid-19 itu bisa diperpanjang. Tergantung dari situasi dan kondisi masing-masing negara. Terutama negara berpenghasilan rendah, apabila tidak ada peningkatan program vaksinasinya.
"Saat ini, jika Anda melihat bagaimana vaksin digunakan secara global, tingkat penyerapan oleh negara-negara berpenghasilan tinggi. Negara-negara berpenghasilan menengah ke atas menyerap terlalu banyak pasokan global, dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah,” tambah Aylward.
Tag
Baca Juga
-
Sering Dianggap Buruk, Ini 5 Kelebihan Menjadi Orang Pemalu
-
Diperpanjang Lagi sampai 4 Oktober, PPKM Level 2-3 Berlaku di Jawa dan Bali
-
Jalan Keluar Suatu Masalah Jadi Pemantik Masalah Selanjutnya
-
Gelisah jelang Hari Senin, Ini 5 Cara Jitu Menanggulangi Lunaediesophobia
-
5 Minuman Berkhasiat yang Bisa Membakar Lemak di Tubuh Kamu
Artikel Terkait
Health
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
-
Popcorn Brain: Ketika Otak Sulit Fokus Akibat Sering Terpapar Gadget
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Attention Fragmentation: Pecahnya Pikiran Akibat Konsumsi Konten Receh
-
Fenomena Brain Fog: Kesulitan Fokus Akibat Sering Konsumsi Konten Receh
Terkini
-
Boyong Gali Freitas, Persebaya Surabaya Juga Datangkan Pilar Dewa United di Liga 1
-
Agrowisata Belimbing Karangsari, Cocok Jadi Objek Wisata Keluarga di Blitar
-
Sempat Tag di Instagram, G-Dragon Bantah Rumor Kencan dengan Sana TWICE
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Ancaman China untuk Bisa Kalahkan Timnas Indonesia Tak Main-Main!
-
Ulasan Novel Voyage of the Damned: Pelayaran Mewah yang Berujung Maut