Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
Ilustrasi mengalami sakit rematik.[freepik.com]

Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin larut lemak dan tergolong sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan sistem imun. Di dalam tubuh, vitamin D berfungsi dalam membantu penyerapan kalsium dan fosfor untuk membentuk dan meningkatkan kekuatan tulang. Vitamin D dibagi menjadi dua jenis, yaitu ergocalciferol (vitamin D2) dan cholecalciferol (vitamin D3). Secara alami, vitamin D2 bisa ditemukan di beberapa jenis jamur, sedangkan vitamin D3 bisa ditemukan pada hati sapi, kuning telur, atau keju. Pembentukan vitamin D di dalam tubuh dibantu oleh paparan sinar matahari, dimana sinar matahari akan mengaktifkan provitamin D menjadi vitamin D dalam bentuk aktif, berdasarkan hasil penelusuran dari laman Alodokter.com.

Belakangan diketahui bahwa kekurangan vitamin D dalam tubuh akan memicu serta memperparah penyakit rematik, benarkah demikian? Mengutip dari laman Healthline.com, berikut pembahasannya.

Rematik adalah penyakit autoimun dimana sistem imun tubuh akan menyerang sel - sel nya sendiri yang akan memicu rasa nyeri dan peradangan pada sendi. Arthritis Foundation melaporkan bahwa 1,5 juta orang di Amerika Serikat mengidap rematik, dan sebagian besar penderitanya adalah wanita. Sedangkan di Indonesia sendiri, jumlah penderita rematik tercatat sebesar 7,30 persen, berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018.

Sebuah penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Universitario Campus de la Salud di Spanyol, memiliki temuan baru tentang vitamin D dan hubungannya dengan penyakit rematik. Peneliti mengukur keberadaan 25-hydroxyvitamin D dalam darah pada 78 orang sampel penelitian dengan Rematik. Mereka membandingkan kadar vitamin D dari penderita rematik dengan kadar vitamin D dari 41 orang sehat yang berfungsi sebagai kontrol penelitian. Para peneliti menemukan bahwa hanya 33 persen orang dengan Rematik aktif yang memiliki kadar vitamin D yang normal. Sisanya sebanyak 77 persen sampel menunjukkan kadar vitamin D yang rendah, terutama bagi sampel yang mengalami gejala rematik parah.

Kesimpulan dari penelitian tersebut menjelaskan suatu fakta bahwa kekurangan Vitamin D memiliki hubungan dengan aktivitas klinis penyakit rematik, sehingga suplementasi vitamin D harus dipertimbangkan dalam pengobatan pasien rematik. Selain itu diperlukan pula pemilihan makanan yang mengandung tinggi vitamin D, seperti telur, daging, serta ikan untuk memenuhi asupan vitamin D harian guna menurunkan risiko timbulnya rematik, ataupun mencegah keparahan penyakit tersebut.

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz