Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin larut lemak dan tergolong sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan sistem imun. Di dalam tubuh, vitamin D berfungsi dalam membantu penyerapan kalsium dan fosfor untuk membentuk dan meningkatkan kekuatan tulang. Vitamin D dibagi menjadi dua jenis, yaitu ergocalciferol (vitamin D2) dan cholecalciferol (vitamin D3). Secara alami, vitamin D2 bisa ditemukan di beberapa jenis jamur, sedangkan vitamin D3 bisa ditemukan pada hati sapi, kuning telur, atau keju. Pembentukan vitamin D di dalam tubuh dibantu oleh paparan sinar matahari, dimana sinar matahari akan mengaktifkan provitamin D menjadi vitamin D dalam bentuk aktif, berdasarkan hasil penelusuran dari laman Alodokter.com.
Belakangan diketahui bahwa kekurangan vitamin D dalam tubuh akan memicu serta memperparah penyakit rematik, benarkah demikian? Mengutip dari laman Healthline.com, berikut pembahasannya.
Rematik adalah penyakit autoimun dimana sistem imun tubuh akan menyerang sel - sel nya sendiri yang akan memicu rasa nyeri dan peradangan pada sendi. Arthritis Foundation melaporkan bahwa 1,5 juta orang di Amerika Serikat mengidap rematik, dan sebagian besar penderitanya adalah wanita. Sedangkan di Indonesia sendiri, jumlah penderita rematik tercatat sebesar 7,30 persen, berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018.
Sebuah penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Universitario Campus de la Salud di Spanyol, memiliki temuan baru tentang vitamin D dan hubungannya dengan penyakit rematik. Peneliti mengukur keberadaan 25-hydroxyvitamin D dalam darah pada 78 orang sampel penelitian dengan Rematik. Mereka membandingkan kadar vitamin D dari penderita rematik dengan kadar vitamin D dari 41 orang sehat yang berfungsi sebagai kontrol penelitian. Para peneliti menemukan bahwa hanya 33 persen orang dengan Rematik aktif yang memiliki kadar vitamin D yang normal. Sisanya sebanyak 77 persen sampel menunjukkan kadar vitamin D yang rendah, terutama bagi sampel yang mengalami gejala rematik parah.
Kesimpulan dari penelitian tersebut menjelaskan suatu fakta bahwa kekurangan Vitamin D memiliki hubungan dengan aktivitas klinis penyakit rematik, sehingga suplementasi vitamin D harus dipertimbangkan dalam pengobatan pasien rematik. Selain itu diperlukan pula pemilihan makanan yang mengandung tinggi vitamin D, seperti telur, daging, serta ikan untuk memenuhi asupan vitamin D harian guna menurunkan risiko timbulnya rematik, ataupun mencegah keparahan penyakit tersebut.
Tag
Baca Juga
-
6 Penyebab Penis Berdarah yang Perlu Anda Waspadai, Pernah Mengalaminya?
-
6 Penyebab Mata Kaki Bengkak, Mulai dari Cedera hingga Penyakit Ginjal
-
Catat! Ini 4 Posisi Tidur yang Dianjurkan bagi Ibu Hamil
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Dampak Negatif Telat Makan bagi Kesehatan
-
5 Manfaat dan Aturan Penggunaan Minyak Ikan untuk Kucing
Artikel Terkait
-
Studi SEANUTS II: Susu Saat Sarapan Bantu Penuhi Kebutuhan Kalsium dan Vitamin D Anak-anak Indonesia
-
Asupan Vitamin D Selama Hamil Perkuat Kesehatan Tulang Anak? Ini Hasil Studi Terbaru
-
Prabowo Ultimatum Pejabat Doyan Pelesiran Alasan Studi Banding, Mahfud MD: Banyak Pegawai Kedubes RI Ngeluh, karena...
-
Prabowo Sentil Menteri Hobi Studi Banding: Sudah Tahu Masalahnya, Gak Usah Banyak Studi!
-
Gejala dan Penanganan Psoriasis: dari Terapi Topikal hingga Biologik
Health
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
-
Viral di Tiktok Program Diet dengan Kopi Americano, Apakah Aman Bagi Tubuh?
-
Ini 4 Alasan Mengapa Minum Kopi sebelum Bekerja Sangat Dianjurkan
Terkini
-
3 Film Korea Bertema Sejarah yang Hadirkan Beragam Kisah Menggugah
-
Ada Pop Ballad, Irene Red Velvet Usung Beragam Genre di Album Like A Flower
-
Kenang Mendiang Aktor Song Jae Rim, Aktris Kim So Eun Tulis Pesan Menyentuh
-
ILLIT Rasakan Debaran Jantung yang Kencang di MV Lagu Terbaru 'Tick-Tack'
-
Sinopsis When the Phone Rings, Drama Terbaru Yoo Yeon Seok di Netflix