Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Haryadin Haryadin
Ilustrasi gerakan shalat (pixabay/Mohamed_hassan)

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan global saat ini. Menurut World Health Orgaization (WHO), sekitar 1,5 juta kematian disebabkan oleh penyakit ini setiap tahunnya. 

Apa itu penyakit diabetes melitus (DM)?

Dikutip dari laman halodoc, diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa (gula) dalam darah. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, ginjal, mata, dan saraf, jika tidak terkontrol dengan baik.

Dirujuk dari laman Alodoktor, Diabetes meitus (DM) dibagi menjadi dua tipe. Diabetes tipe 1 terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang pada gilirannya memicu kerusakan pada organ-organ tubuh. Sedangkan, Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah resistensi insulin.

Gejala penyakit diabetes melitus (DM)

Adapun gejala utama dari diabetes melitus (DM) yaitu, intensitas buang air kecil yang cukup sering, cepat merasa lapar dan sering merasa haus. Namun, selain dari itu gejala seperti kesemutan, gatal di daerah kemaluan, luka yang sulit sembuh, cepat lelah, mudah mengantuk, dan impotensi pada pria merupakan gejala tambahan yang sering di alami oleh penderita penyakit diabetes melitus.

Lalu bagaimana aktivitas Shalat dapat mencegah Diabetes Melitus?

Salah satu cara mencegah diabetes melitus adalah dengan berolahraga atau aktivitas fisik. Dikutip dari artikel halodoc, olahraga atau aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, merupakan satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi.

Shalat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim. Gerakan dalam shalat seperti, berdiri tegak, takbiratul ihram, rukuk, duduk, dan sujud merupakan salah satu aktivitas fisik ringan yang dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, terutama bagi penderita diabetes melitus. Gerakan dalam shalat tidak hanya membantu meningkatkan aktivitas fisik, tetapi juga dapat berkontribusi dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Bedasarkan jurnal tentang The Influence Of Prayer Activities On The Glychemical Control Of Type 2 DM Patients, bahwa melaksanakan shalat lima waktu secara konsisten dan diikuti diet yang tepat dapat menurunkan kadar glukosa darah bagi penderita penyakit diabetes melitus (DM) type 2. Penurunan kadar glukosa darah tersebut, disebabkan oleh peningkatannya pengambilan glukosa dalam darah oleh sel otot rangka yang aktif bergerak dari awal berdiri tegak, takbiratul ihram, rukuk, hingga salam. 

Bagi penderita diabetes melitus yang mungkin mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik lainnya, shalat adalah pilihan yang layak untuk tetap aktif secara fisik. Namun, penting untuk diingat bahwa aktivitas fisik pada shalat juga harus diimbangai dengan kegiatan lainnya seperti, menerapkan pola makan sehat, menjaga berat badan, mengelola stres, serta tetap melakukan konsultasi dengan dokter untuk merencanakan perawatan yang sesuai dengan kondisi diabetes yang dialami. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang berguna dan menginspirasi untuk menjaga kesehatan secara holistik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Haryadin Haryadin