Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Fachry Fadillah
Ilustrasi menulis.(Pixabay.com)

Menulis karya sastra ternyata dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan kita, baik dari segi jasmani, rohani, intelektual, bahkan mental. Karena di dalam kepenulisan karya sastra, kita dituntut untuk bisa menuliskan atau menyampaikan berbagai hal atau gagasan dengan cara yang komunikatif tetapi dengan tetap menekankan aspek keindahannya.

Selain itu kita juga dituntut untuk berani menyampaikan gagasan menjadi sebuah pesan yang kemudian disampaikan dalam sebuah tulisan. 

Seperti yang kita ketahui, ada banyak sekali jenis karya sastra, baik fiksi maupun nonfiksi, seperti puisi, cerpen, novel, dan naskah sandiwara untuk kategori fiksi.

Sedangkan untuk kategori nonfiksi ada beberapa contoh seperti essai, kritik sastra, artikel, jurnal, dan lain sebagainya. Dan kali ini, saya akan mengulas dampak positif dari kegiatan menulis karya sastra untuk kategori fiksi. 

Bagi kalian yang memiliki hobi menulis karya sastra ataupun bagi kalian yang baru ingin belajar menulis karya sastra kategori fiksi, ada baiknya jika kalian mengetahui atau memahami dampak positif dari hobi kalian agar kalian semakin termotivasi dalam berkarya.

Adapun dampak positif menulis karya sastra khususnya kategori fiksi antara lain sebagai berikut:

1. Terlatih Menyampaikan Gagasan dan Perasaan

Sama seperti karya tulis pada umumnya, salah satu fungsi dari karya sastra ialah untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya. Akan tetapi, perbedaan yang paling kentara antara karya sastra dengan karya tulis lainnya dapat terlihat dari cara pengungkapannya.

Dalam karya sastra, cara pengungkapan suatu pesan seringkali tidak disampaikan secara langsung, tetapi dengan cara yang tidak langsung (tersirat).

Nah, dengan cara yang demikian, kalian akan dipacu agar dapat menyampaikan pesan dengan cara yang tidak biasa, yang tentunya dengan tetap memperhatikan aspek keindahan sehingga dapat dinikmati atau dihayati oleh pembaca karya kalian. 

2. Terlatih untuk Komunikatif

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa tulisan karya sastra amat menekankan kepada cara pengungkapannya (penyampaiannya), maka apapun yang ingin kalian sampaikan dalam karya sastra harus bisa disusun dengan cermat sehingga dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca.

Bayangkan saja, apabila cara pengungkapan kalian tidak bersifat komunikatif, dapatkah pembaca kalian menangkap apa yang kalian sampaikan? Tentu tidak. Maka dari itu, dalam kepenulisan karya sastra, kalian dituntut untuk bisa lebih komunikatif.

3. Terbiasa untuk Introspeksi Diri

Dalam menciptakan sebuah karya, berbagai hal dapat kita jadikan sebagai bahan karya kita. Biasanya dan pada umumnya, sebuah karya yang luar biasa merupakan karya yang dihasilkan dengan penuh penghayatan.

Begitu pula dalam penulisan karya sastra, untuk dapat menghasilkan sebuah karya sastra yang luar biasa, kalian dapat mencari bahan untuk pengkaryaaan kalian melalui penghayatan diri atau intropeksi diri kalian masing-masing.

Dengan begitu, selain mendapatkan kepuasan batin karena berhasil menciptakan sebuah karya sastra yang luar biasa, kalian juga dapat menjernihkan dan memahami inti dari diri kalian masing-masing. 

4. Terlatih untuk Tidak Mudah Menyerah

Sama seperti pekerjaan yang lainnya dan terutamanya di bidang kesenian, sebuah karya seni khususnya karya sastra menuntut kita untuk bersungguh-sungguh dalam mewujudkan suatu pengkaryaaan. Dalam menciptakan karya sastra misalnya, bukan tidak mungkin kalian tidak akan menemukan hambatan.

Akan tetapi, dengan kesungguhan kalian dalam menciptakan suatu karya seni yang mumpuni, kalian dituntut untuk tidak mudah menyerah selama memproses karya kalian. Karena seperti yang kalian tahu, tak ada karya yang luar biasa dihasilkan dengan proses yang biasa-biasa saja. 

5. Terlatih untuk Lebih Analitis

Memang sebagian besar karya sastra yang lahir dihasilkan dari daya khayal. Akan tetapi, di dalam penyampaiannya, sebuah karya sastra harus tetap masuk akal. Bagaimana caranya membuat suatu hal yang sifatnya khayalan menjadi masuk akal? Itulah tugas seorang pengarang karya sastra.

Di dalam menyampaikan gagasannya atau perasaannya, seorang pengarang harus bisa mengolah daya logisnya untuk dapat menciptakan suatu hal yang sifatnya khayalan menjadi masuk akal. Caranya ialah dengan melakukan riset terhadap apapun yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.

Dengan begitu, daya khayal sang pengarang bisa diterima oleh akal sehat para pembacanya, dan karya sastranya pun akan menjadi luar biasa karena mampu melampaui penalaran pada umumnya. 

Itu tadi merupakan ulasan mengenai lima dampak positif yang bisa kita dapatkan dari hobi menulis karya sastra. Adapun ulasan ini merupakan hasil riset saya pribadi dan barangkali dampak positif lainnya dapat kalian temukan pada sumber yang lainnya.

Itu saja yang ingin saya sampaikan dan semoga apa yang saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Di akhir kalimat saya ucapkan terima kasih. 

Fachry Fadillah