Singa itu diam. Dia kebanyakan membisu. Namun, bila dilukai sekecil dan secuil apa pun, singa bukan lagi hal bijak untuk diam. Darah yang bercucuran di tubuhnya akan membuatnya mendongak, bergerak, lalu membuat yang melukainya juga akan berlumuran darah. Sama halnya dengan Darwin Nunez. Sempat trending, yang muncul adalah hinaan. Namun, kini bukan lagi. Cacian itu berubah menjadi tepuk tangan. Dia membuktikan kualitasnya. Kualitas dirinya yang sebenarnya.
Dia membuktikan kepada dunia, bahwa Liverpool adalah bukan tim yang salah untuk mendatangkannya. Tebusan 85 juta paun, membuatnya sadar, ia adalah tipikal pemain yang punya mental baja, teknik yang tak lagi berukuran kecil, dan kualitas yang tak lagi perlu untuk diragukan.
Benar memang, saat pramusim tatkala berhadapan dengan Manchester United dan Crystal Palace, ia mandul. Ia tak mencetak gol. Bahkan, membuang peluang emas atas Setan Merah. Seakan ia butuh waktu terlebih dahulu untuk beradaptasi dengan tim. Di sinilah cacian pada dirinya datang. Orang-orang dibuat tak sadar, kalau singa untuk membuat orang itu sekarat, singa masih butuh waktu. Butuh mengejarnya dan berlari secepat mungkin. Darwin Nunez demikian. Ia butuh waktu untuk dulu untuk menjelma dirinya menjadi singa di skuat Liverpool.
Tak tanggung-tanggung. Saat berhadapan dengan RB Leipzig, Darwin Nunez memborong empat gol. Bayangkan, sekelas tim Leipzig, ia mampu memasukan bola dengan empat gol. Alhasil, anak buah Jurgen Klopp itu, mendulang kemenangan 5:0. Satu gol pembuka, dicetak oleh Mohamed Salah.
Disadur dari situs resmi Liverpool, Jurgen Klopp mengatakan "Ini bukan lagi saat yang tepat untuk mengecilkan kualitas atau performa Darwin Nunez. Dan dia berharap, apa yang Nunez ciptakan itu, akan berdampak positif untuknya."
Memang, semua pemain itu butuh waktu. Toh walaupun ia pemain kelas atas macam Messi dan Ronaldo sekalipun. Lihat, bagaimana efektifitas gol Lionel Messi saat bersama Paris Saint-Germain. Sistemnya dengan Barcelona berbeda. Beda pula ia ketika di atas lapangan bersama Les Parisien. Juga Ronaldo, bersama Real Madrid, ia subur. Tapi kau lihat, apa yang terjadi dengan Ronaldo ketika membela Manchester United? Lantas, apa yang mau kau bantah? Data, fakta, atau performa? Semuanya menurun.
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
-
3 Bintang Liverpool Bakal Berhadapan dengan Sandy Walsh
-
Liverpool Menang Derby Merseyside, Arne Slot Akui Lakukan Eksperimen
-
Arnet Slot Tak Terpengaruh dengan Rumor Alexander-Arnold ke Real Madrid
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Peran Besar Asisten Liverpool untuk Calon Pemain Timnas Indonesia Tristan Gooijer
Hobi
-
Blak-blakan! Sandy Walsh Ngaku Beruntung Bela Timnas Indonesia Sejak Awal
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Semifinal AFC U-17: Saat Tim Bernapas Kuda Bertemu dengan Tim Bertenaga Badak
-
Demi Piala Dunia U-17, PSSI Harus Pertimbangkan Menambah Pemain Keturunan
Terkini
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
Tantang Diri Sendiri, Kai EXO Usung Banyak Genre di Album Baru Wait on Me
-
Park Bo Young Ambil Peran Ganda dalam Drama Baru, Visualnya Bikin Pangling
-
Resmi Bersaing, Jumbo dan Pabrik Gula Kini Selisih 500 Ribu Penonton
-
Review Novel 'Totto-chan': Bukan Sekolah Biasa, Tapi Rumah Kedua Anak-anak