Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Ahmad Zubairi
Penyerang sayap Real Madrid, Vinicius Junior (kanan) berebut bola dengan gelandang Atletico Madrid, Marcos Llorente pada laga Liga Spanyol di Stadion Wanda Metropolitano, Senin (19/9/2022) dini hari WIB. [JAVIER SORIANO / AFP]

Rasisme fans Atletico Madrid yang semena-mena kepada winger Real Madrid, Vinicius Junior akan ditindak secara tegas oleh pihak La Liga. Di mana suporter Atletico Madrid secara terang-terangan menghina Vinicius, mereka membawa boneka monyet sebagai bentuk penyebutan monyet kepada pemain asal Brasil itu di luar stadion Metropolitano, markas Atletico pada Senin 19/09/2022 dini hari WIB. 

Disadur dari Marca, pihak  La Liga akan mengecam insiden yang memalukan itu. Hal itu demi menjaga sepak bola tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, ramah dan tetap menyenangkan tanpa ada hal-hal yang negatif. 

"Kami mengecam semua insiden di dalam dan di luar stadion. Kami bekerja dengan klub untuk menjaga sepakbola kami tetap ramah dan menyenangkan," ungkap juru bicara La Liga, dilansir dari Marca.

Lebih lanjut, pihak La Liga akan mengidentifikasi dan mengadili kasus tersebut.

"Ujaran kebencian tidak memiliki tempat di La Liga, dan kami selalu bekerja dengan klub dan pihak berwenang untuk mengidentifikasi dan mengadili kasus semacam itu," papar juru bicara Liga Spanyol.

Vinicius tetap Berdansa dan Bergembira 

Apalah rasisme yang secara gamblang adalah hal yang memang negatif, jelas itu menyakitkan. Namun, Vinicius Junior tahu betul bagaimana cara meredam ejekan dan ocehan. Ia tetap menjadi diri sendiri sebagai pemain Brasil yang lahir dari tanah festival sepak bola. 

Ia menari-nari, berdansa dan bergembira ria bersama rekan satu negaranya, Rodrygo, usai mencetak gol pembuka untuk Real Madrid di babak pertama. Ia tetap enjoy di tengah rasisme dan hinaan yang sedang diterima. 

Ia tak mau ambil pusing. Menang adalah sebuah impian yang semua orang mendambakannya. Dan selebrasi, adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Dan Vinicius, melakukannya dengan penuh kesenangan di saat orang lain tidak senang, bahkan sangat emosional dan benci kepada dirinya. 

Vinicius tetaplah Vinicius. Tugasnya, membobol gawang lawan, menghancurkan dan bikin petaka pertahanan lawan. Bukan menyikapi apa yang orang lain tuju kepadanya. Barangkali Vinicius berpikir demikian. Dan memang iya, ia harus seperti itu. Ia adalah pemain. Tugasnya bermain di lapangan dan merayakan gol lalu berselebrasi. Bukan dengan fans lawan, apalagi konteksnya di luar lapangan. 

Ahmad Zubairi