Satu-satunya wakil benua Afrika yang tersisa di gelaran Piala Dunia Qatar 2022, Maroko akan menghadapi tembok yang tebal dalam usahanya untuk melaju ke babak 8 besar gelaran. Bagaimana tidak, pada babak 16 besar ini Hakim Ziyech dan kolega akan menghadapi Spanyol, tim yang selama ini dikenal memiliki para pemain bintang berkelas dunia.
Menghadapi juara dunia tahun 2010 tersebut, timnas Maroko sendiri memposisikan level sebagai tim underdog. Hal ini cukup wajar, menginat prestasi dan rekor pertemuan di antara kedua kesebelasan yang benar-benar timpang. Disadur dari laman fifa.com, kedua kesebelasan telah bertemu sebanyak tiga kali di ajang internasional yang diakui oleh FIFA.
Pertemuan pertama keduanya terjadi pada 12 November 1961. Bermain di Stade Mohammed V Casablanca, Maroko yang bertindak sebagai tuan rumah leg babak final kualifikasi Piala Dunia zona interkontinental Eropa-Afrika harus bertekuk lutut dengan skor tipis 0-1 dari sang lawan. Pun demikian halnya dengan leg kedua yang digelar di Santiago Bernabeu pada 23 November 1961. Maroko kembali harus menelan kekalahan tipis 2-3 dari tuan rumah sekaligus mengubur mimpi untuk tampil di putaran final Piala Dunia Chile tahun 1962.
BACA JUGA: Lesti Kejora Diejek 'Kayak Pembantu Pulkam' Pas Naik Helikopter Bareng Rudy Salim, Fans Pasang Badan
Pertemuan ketiga ntara Rusia dan Maroko terjadi pada gelaran Piala Dunia Rusia tahun 2018 lalu. Kedua negara yang berada di grup B, hanya mampu bermain imbang dengan skor 2-2 di Kaliningrad. Sebuah hasil imbang yang pada akhirnya menjadi sebuah hiburan bagi timnas Maroko yang sebelumnya sudah pasti tereliminasi dari persaingan ke babak 16 besar.
Selain unggul dalam segi materi pemain dan sejarah pertemuan, Spanyol juga memiliki catatan manis kala berjumpa dengan tim-tim dari benua Afrika. Setidaknya, hal ini tercermin dari data yang dikeluarkan oleh FIFA, di mana Pedri dan kolega selalu digdaya ketika bersua dengan wakil Afrika. Selain Maroko, Spanyol tercatat pernah memenangi laga Piala Dunia melawan Aljazair di edisi 1986, Afrika Selatan di edisi 2002 dan Tunisia di edisi 2006.
BACA JUGA: Boy William Pindah Agama Demi Ayu Ting Ting? Ini Ungkapan Boy Soal Beda Agama dalam Hubungan
Jadi, meskipun laga kali ini akan terasa ketat, namun kematangan dan pengalaman yang dimiliki oleh Spanyol akan menjadi pembeda hasil akhir dari laga yang akan dilangsungkan di Education City Stadium, Doha Qatar tersebut.
Video yang mungkin kamu lewatkan.
Tag
Baca Juga
-
Bela Timnas Indonesia Bertarung Melawan Jepang, Justin Hubner Harus Usung Misi Pribadi!
-
Meski Bermodalkan Skuat Mewah, Namun Menjadi Seorang Coach Shin Tae-yong Tidaklah Mudah
-
Makin Mengancam Kemapanan, Indonesia Juga Bikin Vietnam Meradang di Final AFF Futsal Championship 2024
-
Timnas Indonesia U-22, Piala AFF 2024 dan Kebijakan Potong Generasi Jilid II Shin Tae-yong
-
Rizky Ridho, dan Akselerasi Kejutannya yang Selalu Jadi Ancaman bagi Pertahanan Lawan
Artikel Terkait
-
Timnas Indonesia Masih Punya Kans Lolos ke Piala Dunia? Hajime Moriyasu: Di Masa Depan
-
Timnas Indonesia Digilas Jepang, Sayonara Shin Tae-yong?
-
Kevin Diks Cedera, Shin Tae-yong Kasih Penjelasan Seperti Ini
-
Peluang Timnas Indonesia ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia usai Kalah dari Jepang
-
3 Kejadian Menarik di Laga Timnas Indonesia Vs Jepang, Ole Romeny Tepok Jidat
Hobi
-
Tak Perlu Disesali, Takluk dari Jepang Bukanlah Hal yang Memalukan!
-
Temui Dua Calon Pemain Naturalisasi Baru, Ini Harapan Erick Thohir
-
Panggil 3 Pemain Senior ke AFF Cup, STY Tak Murni Turunkan Skuad U-22?
-
Indonesia vs Jepang: Mustahil Skuad Garuda Raih 3 Poin di Kandang?
-
MotoGP Barcelona 2024: Michelin Sediakan Paket Ban 'Luar Biasa'
Terkini
-
4 Translucent Powder Terbaik untuk Makeup Flawless, Bebas Minyak Seharian!
-
Sinopsis Film Gladiator II, Dibintangi Paul Mescal dan Pedro Pascal
-
Sinopsis Film The Sabarmati Report, Kisah Dua Jurnalis Mengungkap Kebenaran
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
Melihat Jadwal Tur Linkin Park, Jakarta Satu-satunya Kota di Asia Tenggara