Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Ahmad Zubairi
Ilustrasi Menulis (Pixabay.com/StockSnap)

Menulis itu adalah salah satu skill dalam diri manusia. Dan jika ingin mengasah kemampuan suatu skill dalam bidang menulis misalkan, tentu saja harus menempuh tirakat ringan. Adalah menulis rutin. Sebab, suatu perkara, tanpa ketekunan jelas tak akan didapat secara maksimal. Menulis, sama saja. Perlu genjotan belajar menulis secara rutin dan antusiasme. Ini tak bicara tulisan bagus atau jelek. Tapi, perkara belajar atau berproses. 

Sebetulnya, untuk meningkatkan skill menulis, selain belajar menulis rutin selama sebulan ada juga jalan lain. Misal, ikut kelas menulis, menulis dalam seminggu beberapa kali, dan sebagainya. Intinya, target dan proses. Jika memang betul-betul ada kemauan dalam benak kita. 

BACA JUGA: Tak Peduli dengan Denise Chariesta, Ayu Dewi Hadapi Pelakor dengan Anggun dan Berkelas, Gimana Caranya?

Saya pernah belajar otodidak soal menulis rutin selama sebulan. Tentu mengesampingkan apakah tulisan itu akan bagus atau tidak. Sebab, yang namanya belajar, ya nggak mungkin langsung berhasil secara maksimal: menghasilkan tulisan yang sangat epik. Di sini, saya ingin berbagi pengalaman bagaimana caranya belajar menulis rutin selama sebulan penuh. 

1. Membaca

Pertama, tentu saja harus membaca. Tidak harus membawa buku, sih. Namun, membaca buku adalah lebih baik. Akan tetapi, membaca artikel ilmiah atau non ilmiah yang artikelnya memang bagus. Entah itu artikel ringan atau populer, jurnal dan sebagainya. Sebab, tak mungkin bagi pemula macam saya setiap bisa dapat ide jika tidak dipaksa membaca. Paling tidak, minimal tiga artikel. Dengan begitu. 

2. Download referensi yang berbentuk PDF

Dulu, semasa belajar menulis rutin selama sebulan full itu, saya belajar menulis tentang tema keislaman. Maka, salah satu opsi mendapatkan referensi keagamaan adalah dengan cara mendownload artikel yang berbentuk pdf. Dengan begitu, akan tersimpan di file alias tak usah mencari lagi.

Juga, mendownload kitab yang ada terjemahannya dari bentuk pdf. Tentu saja jumlahnya banyak. Namanya saja referensi. Nah, jika kalian tak punya buku, tapi butuh referensi, pergi ke google, cari filenya yang pdf. Gasss, tinggal baca. 

3. Harus Mengatur waktu dan Tentukan Mana yang Ideal

Permasalahan yang serius adalah waktu. Sebulan jelas lebih lengah. Lantas, cara mengatasinya gimana? Ya menulis di waktu senggang atau waktu luang. Saya belajar memanfaatkan itu. Ketika ada keperluan mendesak, ditinggal, nanti lanjut lagi. 

BACA JUGA: Heboh Kelakuan Keji Dosen Universitas Jambi Aniaya Mahasiswa Disabilitas, Lontarkan Hinaan 'Kaki Buntung'

Waktu yang ideal yang saya tempuh adalah jam 11 malam ke belakang. Enak betul. Nggak rame seperti di siang atau sore hari. Nggak akan sibuk dengan perintah orang tua dan pekerjaan lain. 

4. Melawan rasa malas

Mau tak mau, memang harus dilawan itu rasa malas. Lengah, kadang juga bikin nggak mood dan marah, sebab ya capek. Tapi, tak ada cara lain kecuali mengingat satu hal: ingin belajar untuk berkembang. Maka, ya dilawan. 

Itulah empat cara menulis rutin selama sebulan dari pengalaman pribadi saya. Jika ada cara lain, silakan ditambah. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ahmad Zubairi