Pelatih legendaris Malaysia, Rajagopal R Krishnasamy mengungkapkan kegerahannya pada presiden Federasi Sepak Bola Malaysia saat ini, Datuk Hamidin Mohd. Amin. Dalam sebuah wawancara yang dijalaninya, pelatih yang sukses mengantarkan tim Harimau Malaya menjadi kampiun Piala AFF edisi 2010 tersebut melontarkan kalimat bernada keheranannya dengan kepengurusan FAM saat ini.
Rajagopal menilai bahwa, apa yang ditunjukkan oleh para pengurus FAM saat ini cenderung mengarah menuju sikap sombong. Di mana mereka seringkali merendahkan negara lain, namun tak diikuti dengan langkah yang nyata untuk kemajuan persepakbolaan Malaysia.
BACA JUGA: Bisa Saja Bikin Iri Indonesia, Federasi Sepak Bola Malaysia Malah Tuai Malu
Disadur dari akun TikTok sambalterasi052, pelatih berdarah India tersebut mengaku kecewa dengan kepengurusan FAM, di mana mereka selalu mengunggulkan rangking FIFA, namun selalu gagal ketika terjun di kompetisi resmi.
Menurutnya, rangking FIFA bukanlah sebuah tolok ukur kualitas dan kekuatan persepakbolaan sebuah negara. Pasalnya, tim-tim yang memiliki peringkat lebih tinggi, seringkali harus kalah dari negara-negara yang memiliki peringkat lebih rendah ketika bertanding.
Hal tersebut juga tercermin dari kebijakan para pemimpin FAM, di mana ketika agenda FIFA Matchday berjalan, FAM hanya berani mengundang negara-negara yang memiliki peringkat FIFA lebih rendah, sementara ketika menggelar Piala Merdeka, FAM justru menargetkan untuk bisa mengundang negara-negara yang memiliki peringkat tinggi.
BACA JUGA: Erick Thohir Ungkap Alasan Indonesia Bisa Jadi Tuan Rumah FIFA U-17
Lebih telak lagi, Rajagopal menilai bahwa Harimau Malaya telah menjadi ompong taringnya semenjak ditangani oleh Datuk Hamidin. Hal tersebut terjadi lantaran di kepengurusan Hamidin, mereka tak berani untuk ambil resiki agar bisa menjadi yang terbaik.
Terakhir, Rajagopal juga menyoroti gagalnya Malaysia dalam meyakinkan tim-tim undangan untuk berpartisipasi dalam turnamen Piala Merdeka yang akan mereka gelar. Setelah sebelumnya menyatakan tak akan mengundang Indonesia, tim-tim lain yang menjadi incaran mereka juga enggan untuk ikut serta dalam turnamen tersebut. Bahkan, sesama negara Asia Tenggara yang mereka undang pun masih menunjukkan rasa ogah untuk berangkat ke Kuala Lumpur.
Sepertinya kritik keresahan dari pelatih Rajagopal ini perlu didengarkan baik-baik oleh para petinggi FAM. Agar ke depannya mereka bisa bekerja lebih baik lagi bukan?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dipanggil Malaysia, Bagaimana Kualitas Gabriel Palmero Dibandingkan para Pemain Indonesia?
-
Sudah Dibantu Usaha Keras sang Kompatriot, tapi Thom Haye Masih Saja Tak Selamat!
-
Sayonara! Thom Haye Resmi Pamit Tinggalkan Kompetisi Tertinggi Liga Belanda
-
Sudah Sepi Peminat, Laga ASEAN All Stars Bisa Makin Tak Menjual Jika MU Lakukan Hal Ini
-
Misi Selamat dari Zona Degradasi, Thom Haye Harus Berharap Tuah Indonesian Connection
Artikel Terkait
-
Saddil Ramdani Sebut Netizen Hancurkan Mental Pemain Timnas Indonesia, Langsung Diminta Pindah ke Malaysia
-
Bisa Saja Bikin Iri Indonesia, Federasi Sepak Bola Malaysia Malah Tuai Malu
-
Ranking FIFA: Kalahkan Indonesia, Argentina Bertengger di Puncak, Malaysia Kangkangi Timnas
-
Tegas! Ketum PSSI Erick Thohir Ancam Akan Usir Pelatih yang Tak Mau Lepas Pemain ke Timnas Indonesia
-
Amarah Saddil Ramdani Mereda, Minta Ampun ke Shin Tae Yong? Ingin Kerja Keras Kembali ke Timnas
Hobi
-
Dipanggil Malaysia, Bagaimana Kualitas Gabriel Palmero Dibandingkan para Pemain Indonesia?
-
Bojan Hodak Tanggapi Absennya Pemain Pilar saat Lawan Persita: Itu Normal!
-
Pusing, Enea Bastianini Jadi Korban Rumitnya GP Le Mans 2025
-
Jadwal F1 GP Emilia Romagna 2025, Lewis Hamilton Tampil Di Hadapan Tifosi
-
BRI Liga 1: Panpel PSM Makassar Buka Suara usai LIB Ubah Jadwal Pekan ke-34
Terkini
-
Attention Fragmentation: Pecahnya Pikiran Akibat Konsumsi Konten Receh
-
8 Rekomendasi Film Revenge Action Terbaik, Wajib Tonton!
-
Presentasi Hafalan di Sekolah: Mengasah Kemampuan atau Membebankan Siswa?
-
Bekali Dosen dengan Pelatihan AI, SCU Perkuat Literasi Digital dan Riset di Era Kecerdasan Buatan
-
Ulasan Novel Pelangi Waktu Malam, Kisah Luka dan Cinta yang Terlambat