Induk sepak bola dunia, FIFA saat ini tengah mengkaji perubahan aturan offside dalam pertandingan. Sebelumnya, berdasarkan aturan yang saat ini berlaku di FIFA, seorang pemain akan terkena pelanggaran offside jika ada bagian dari pemain tersebut yang berada di belakang garis imajiner dua pemain belakang lawan saat bola dilepaskan.
Nantinya, setelah perubahan aturan offside diberlakukan, seorang pemain baru akan terjebak dalam skema offside jika seluruh anggota badan pemain tersebut berada di belakang garis imajiner dua pemain belakang saat bola dilepaskan kepadanya. Sebuah perubahan yang tentu bisa mendapatkan keuntungan sekaligus kerugian jika nantinya diterapkan secara meluas.
Seperti yang telah dituliskan, perubahan kebijakan dari FIFA terkait masalah offside ini dipastikan akan mendatangkan kelebihan dan kekurangan. Seperti contoh, jika kita melihat keuntungan dari diterapkannya offside gaya baru ini adalah, akan membantu kinerja asisten wasit dalam menetapkan seorang pemain telah terjebak dalam posisi offside ataukah tidak.
Selama ini, asisten wasit yang kurang jeli, seringkali terkecoh dengan penentuan posisi offside atau tidaknya seorang pemain, sehingga seringkali hal tersebut mendatangkan protes dan mengganggu jalannya pertandingan. Tak hanya itu, beragam kontroversi pun telah terlahir dalam sejarah permainan sepak bola, imbas dari skema offside gaya lama yang selama ini diterapkan oleh FIFA, sehingga ketika offside gaya baru ini nantinya diterapkan, hal-hal seperti itu akan tereduksi atau bahkan berkurang drastis.
Sementara kekurangannya akan dialami secara langsung oleh lini pertahanan setiap tim. Sejauh ini, tim yang memiliki kualitas lebih rendah seringkali menerapkan skema offside untuk meredam agresifitas penyerangan dari sang lawan. Jika skema baru offside ini diterapkan, maka tim-tim lemah harus benar-benar memutar otak untuk bisa meredam para penyerang lawan yang tentunya akan memiliki momen pergerakan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mereka.
Maksudnya adalah, ketika pemain lawan terbebas dari jebakan offside gaya baru, maka dirinya akan mendapatkan momentum yang lebih menguntungkan dari para bek lawan. Ketika para bek lawan memutar badan untuk mengejar, pemain lawan yang lolos tersebut tentu sudah jauh melangkah dan menciptakan peluang dengan akselerasinya.
Selalu ada pro dan kontra dalam setiap hal yang telah diputuskan. Sekarang, kita tinggal melihat, keseruan apa yang akan terjadi jika skema offside gaya baru ini diterapkan secara meluas di persepakbolaan dunia.
Baca Juga
-
Kembali Naik Peringkat, Timnas Indonesia Berpotensi Tempel Ketat Vietnam di Ranking FIFA
-
Piala Asia U-17 Matchday 1: Pasukan Garuda Muda Berjaya di Tengah Raihan Minor Wakil ASEAN
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Kembali Gendong Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara
-
Timnas Indonesia, Gelaran Piala Asia dan Bulan April yang Selalu Memihak Pasukan Garuda
-
4 Skema Warisan STY di Timnas U-17 yang Sukses Jungkalkan Korea Selatan, Apa Saja?
Artikel Terkait
-
Kembali Naik Peringkat, Timnas Indonesia Berpotensi Tempel Ketat Vietnam di Ranking FIFA
-
Ranking FIFA Timnas Futsal Indonesia Melesat! Vietnam dan Belanda Bye-bye
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik, Ini Harapan Besar Erick Thohir
-
Timnas Indonesia Meroket, China Mengalami Penurunan Ranking FIFA! Sinyal Melemah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Meroket, Malaysia Semakin Ketinggalan
Hobi
-
Lawan Yaman U-17 Tanpa Gentar, Ini 3 Pemain Indonesia yang Diramal Bersinar
-
3 Pemain Kunci Timnas Yaman U-17 yang Perlu Diwaspadai oleh Skuad Indonesia
-
Debut dalam Laga Lawan China, Mampukah Emil Audero Penuhi Ekspektasi?
-
Summer Game Fest 2025 Hadir 6 Juni, Semoga Tidak Ada Kabar Mengecewakan!
-
Timnas Indonesia U-17 Diminta Membumi, Nova Arianto Pakai Aturan Ketat Soal Sosmed
Terkini
-
Lebaran Lebih Berwarna dengan Arisan Keluarga, Ada yang Setuju?
-
Masuk BaekSang Awards 2025, When Life Gives You Tangerines Raup 8 Nominasi
-
Menghadapi Mental Down setelah Lebaran, Mengapa Itu Bisa Terjadi?
-
Sidang Perdana, NewJeans Tolak Tawaran Lanjut di ADOR Tanpa Min Hee-jin
-
Menyusun Kembali Peta Kehidup setelah Lebaran sebagai Refleksi Diri