Total Energies BWF World Championships 2023 telah resmi bergulir sejak Senin (21/8) hingga Minggu (27/8) mendatang. Indonesia memiliki belasan wakil yang turun bertanding dalam salah satu ajang kejuaraan prestisius untuk bulutangkis internasional.
Kejuaraan Dunia (BWC) 2023 berlangsung di Copenhagen, Denmark. Kejuaraan yang tidak memiliki hadiah prize money ini menjadi incaran banyak pebulutangkis dunia untuk terus mengejar posisi aman Race to Paris 2024.
Indonesia memiliki beberapa wakil terbaik yang menjadi unggulan di Kejuaraan ini yaitu Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Sayangnya, kedua wakil terbaik Indonesia telah gagal memenangkan laga pertama mereka di Kejuaraan Dunia 2023.
Melansir informasi resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) di aplikasi Badminton4u, Jonatan Christie yang merupakan tunggal putra peringkat 5 dunia dan menjadi harapan Indonesia untuk membawa pulang emas terhenti di babak 64 besar.
Jonatan gagal menaklukkan pebulutangkis wakil Malaysia, Lee Zii Jia pada Senin (21/8). Ini membuat sektor tunggal putra kehilangan harapan terbaiknya dalam membawa pulang piala Kejuaraan Dunia 2023.
Tersisa Chico Aura Dwi Wardoyo yang berhasil melaju ke babak kedua yaitu babak 32 besar namun kembali menuai kekecewaan baru. Chico tak berhasil mengalahkan Prannoy H.S dan sekaligus memastikan Indonesia tanpa wakil tersisa di sektor tunggal putra. Target emas yang dibidik di sektor ini justru harus pupus sejak babak-babak awal.
BACA JUGA: Oknum Suporter PSIS Semarang vs Persib Bandung Ricuh saat Laga di Stadion Jatidiri Semarang
Belum sembuh kekecewaan dari sektor tunggal putra, para penggemar bulutangkis Indonesia harus kembali menghadapi kekalahan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di laga pertama babak 32 besar Kejuaraan Dunia 2023. Terlebih lagi, Fajar/Rian kalah dari ganda putra non-unggulan dari Chinese Taipei yaitu Lee Jhe-Huei/Yang Po Hsuan.
Melansir Badminton4u, saat ini Fajar/Rian merupakan ganda putra peringkat 1 dunia sekaligus unggulan 1 di Kejuaraan Dunia 2023 ini. Harapan paling besar berada di pundak Fajar/Rian untuk mampu setidaknya mendapatkan medali perunggu dan berada di podium Kejuaraan Dunia.
Masih berada di putaran babak 16 besar, Indonesia kini hanya memiliki 9 wakil tersisa. Hampir separuh dari wakil Indonesia yang turun bertanding telah kehilangan tiket menuju podium dengan perolehan poin menggiurkan.
Seluruh pertandingan Kejuaraan Dunia 2023 sendiri dapat kamu ikuti melalui siaran langsung iNews TV, MNCTV, aplikasi RCTI+ dan kanal youtube resmi milik BWF yaitu BWF TV.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
All England 2025, Peluang Tunggal Putra Sabet Gelar Juara Bertahan?
-
Mundur All England, Anthony Ginting Terancam Keluar Top 20 Dunia
-
Deretan Film Terbaik Junior Roberts, Terbaru Bareng Adhisty Zara di Jepang!
-
Pemain Kelas Atas, Viktor Axelsen Buat Kejutan di German Open 2025
-
Kesempatan Dua Turnamen Super 300, PBSI Justru Tarik Mundur Verrel/Pitha
Artikel Terkait
-
Siapa Fajar Alfian? Tulis Komentar Body Shaming ke Ibu-ibu yang Orasi di KPU
-
Pendidikan Fajar Alfian, Pebulu Tangkis Diduga Body Shaming ke Ibu-ibu Pendemo
-
Sosok Fajar Alfian, Pebulu Tangkis Diduga Body Shaming ke Pendemo Perempuan
-
Kekayaan Jonatan Christie, Viral Bagi-bagi Takjil Nasi Padang Sultan saat Ramadan
-
All England 2025, Peluang Tunggal Putra Sabet Gelar Juara Bertahan?
Hobi
-
Malut United akan Kerja Cerdas Hadapi Persis Solo, Persiapan Sudah Matang?
-
Fakta Unik 4 Wakil Asia Tenggara di Piala Asia U-17: Semua Hasil Terwakili!
-
Sempat Deadlock, Timnas Indonesia Hajar Afghanistan Dua Gol Tanpa Balas
-
BAC 2025: Jadwal Laga Perempat Final 7 Wakil Indonesia
-
3 Fakta Menarik Timnas Indonesia U-17 di Fase Grup C Piala Asia U-17 2025
Terkini
-
Asyik Buat Dance, Kai EXO Bagikan Detail 2 B-side Track di Album Wait On Me
-
Rilis sejak Libur Lebaran, Box Office Indonesia Diisi Pabrik Gula dan Jumbo
-
Ulasan Novel 14 Ways to Die: Mencari Pembunuhan Berantai 'Magpie Man'
-
Sinopsis Drama Speak for the Dead, Dibintangi Lu Xiao Lin dan Wang Zhen
-
Collective Moral Injury, Ketika Negara Durhaka pada Warganya