Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Moch Alfa Alfiansyah
KA Penataran, salah satu kereta ekonomi PSO (Dok. Pribadi/alfaalfnsyh)

Kereta api merupakan moda transportasi yang paling digemari di Indonesia. Kendaraan berbasis rel ini memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, seperti waktu tempuh yang lebih singkat, bebas macet, serta pemandangan indah sepanjang perjalannnya.

Namun, belakangan ini kereta api menuai banyak protes karena harga tiket yang terus mengalami kenaikan. Bahkan, dalam beberapa rute, harga tiket kereta api jarak jauh bahkan bisa menyamai harga tiket pesawat.

Tentunya, harga tiket kereta yang mahal itu ada pada kereta dengan kelas premium, eksekutif, luxury, priority, maupun panoramic. Sedangkan untuk kelas ekonomi, tidak semua kereta memiliki harga yang mahal kok.

Umumnya, kereta jarak dekat atau yang akrab dipanggil dengan kereta lokal sudah pasti memiliki harga yang miring. Selain karena rutenya yang pendek, rupanya hal tersebut bisa terjadi karena adanya subsidi harga tiket yang diberikan pemerintah kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sebagai contoh, harga tiket Commuter Line Penataran dari Malang ke Surabaya adalah Rp12.000,00, jauh lebih murah daripada kereta biasanya yang memiliki harga tiket mencapai puluhan ribu Rupiah.

Selain kereta lokal, rupanya subsidi juga diberikan pada kereta jarak menengah maupun jarak jauh, loh. Subsidi ini dikenal dengan Public Service Obligation (PSO) yang diberikan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Dikutip dari infografis akun Instagram resmi KAI, tarif PSO bertujuan untuk memberikan pelayanan perjalanan kereta yang selamat, aman, nyaman, sehat, dan terjangkau bagi masyarakat. Tarif PSO sendiri telah dimulai sejak 1 Januari 2022 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 250 Tahun 2021. 

Nah, kereta jarak jauh maupun menengah yang mendapatkan “diskon” dari pemerintah ini diantaranya adalah KA Kahuripan (Blitar-Kiaracondong), KA Sri Tanjung (Banyuwangi-Lempuyangan), KA Bengawan (Purwosari-Pasar Senen), KA Airlangga (Surabaya Pasarturi-Pasar Senen), KA Serayu (Purwokerto-Kroya-Pasar Senen), KA Kutojaya Selatan (Kutoarjo-Kiaracondong), KA Tawangalun (Ketapang-Malang Kotalama), dan KA Probowangi (Ketapang-Surabaya Gubeng).

Tak hanya di Pulau Jawa, layanan kereta ekonomi PSO juga terdapat pada beberapa kereta yang beroperasi di Pulau Sumatera. Kereta-kereta tersebut adalah KA Putri Deli (Tanjung Balai-Medan), KA Kuala Stabas (Baturaja-Tanjung Karang), KA Bukit Serelo (Kertapati-Lubuk Linggau), dan KA Rajabasa (Kertapati-Tanjung Karang).

Selain kereta-kereta di atas, seluruh kereta lokal, beberapa kereta bandara, kereta perintis, Kereta Rel Diesel (KRD), dan Kereta Rel Listrik (KRL) Solo-Yogyakarta maupun Jabodetabek juga mendapatkan subsidi.

Adanya kereta subsidi tentu menjadi keuntungan karena harganya yang sangat murah. Bagaimana tidak, dalam satu perjalanan penuh, tarif yang dikeluarkan bisa berada dibawah Rp100.000,00. Tentunya, hal ini merupakan anugerah bagi kaum backpackeran yang bisa jauh menghemat pengeluaran transportasi.

Moch Alfa Alfiansyah