Kabar terakhir perolehan ranking timnas Indonesia berada di anak tangga 146, benar-benar menjadi kabar membahagiakan. Meski masih dalam kisaran seratusan lebih, posisi ini merupakan bukti bahwa prestasi Indonesia di bawah Shin Tae-yong tidak jalan di tempat.
Dalam perkembangan sepak bola dunia, ranking FIFA mempunyai arti yang sangat penting. Selain menunjukkan kelas negara tersebut dalam sepak bola, ranking tersebut akan sangat berpengaruh dalam drawing sebuah event kejuaraan di bawah kalender FIFA maupun AFC.
Pada masa-masa lalu, hal ini tidak pernah digarap oleh PSSI. Agenda FIFA Matchday yang tersedia, sangat jarang dimanfaatkan. PSSI lebih fokus pada bergulirnya kompetisi dalam negeri. Sehingga para pemain timnas seakan terisolir dari pergaulan sepak bola dunia.
Hal ini patut dimaklumi, mungkin saja faktor dana yang menjadi pangkal masalah. Sebab tidak dapat dimungikiri bahwa untuk mendatangkan timnas negara lain ke Indonesia, membutuhkan dana tidak sedikit. Semakin tinggi ranking timnas yang diundang, semakin tinggi pula dana yang dibutuhkan.
Sebagai contoh saat PSSI mendatangkan timnas Argentina. Tak kurang dari duit 70 miliar rupiah harus dirogoh dari kantong. Sebuah jumlah yang tidak sedikit. Namun dengan manajemen yang baik, dengan melibatkan pihak ketiga dana ini teratasi, konon masih ada keuntungan yang diterima PSSI.
Di era Shin Tae-yong inilah agenda FIFA Matchday digeber habis. Beberapa negara yang diundang, pada akhirnya menyumbangkan sejumlah poin bagi timnas Indonesia. Dan dalam hitungan 2 tahun, 29 tingkat anak tangga berhasil dilewati. Ranking timnas Indonesia yang semula 175, menjadi 146. Pencapaian yang luar biasa.
Secara sepintas ranking ini masih kalah mentereng dengan negara tetangga. Bahkan Malaysia sedikit di atas kita dengan ranking 136. Namun jika agenda ini selalu dilaksanakan, bukan tidak mungkin Indonesia mampu menyalip Malaysia pada suatu ketika. Atau mungkin menyamai Thailand dan Vietnam.
Tentu saja hal ini tidak mudah. Perlu kerja sama yang baik antara semua stakeholder sepak bola Indonesia. Kesamaan visi dari level paling bawah hingga paling atas, akan membuat sepak bola Indonesia akan diperhitungkan negara lain. Dan tanda-tanda ini mulai terlihat belakangan ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025
-
Bahrain Meremehkan, Vietnam Justru Kagum! Erick Thohir Jadi Kunci Sukses Timnas Indonesia?
-
Giliran Timnas Indonesia Putri Terjun di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026
Artikel Terkait
-
Timnas Indonesia Terancam Sanksi FIFA Jelang Laga Melawan China
-
Calvin Verdonk: Timnas Indonesia Dapat Energi Lebih dari Pemain ke-12
-
Calvin Verdonk Sanjung Taktik Patrick Kluivert: Timnas Indonesia Makin Kuat di Kandang
-
Subhanallah, Ragnar Oratmangoen Kasih Bantuan ke Anak-anak Gaza saat Idul Fitri 1446 H
-
Elkan Baggott Menghilang Lagi
Hobi
-
PSM Makassar Konsentrasi Hadapi CAHN FC, 2 Pemain Ini Diramal Jadi Ancaman
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera
-
Arne Slot Soroti Rekor Unbeaten Everton, Optimis Menangi Derby Merseyside?
-
Mathew Baker Nyaman di Tim, Kode Timnas Indonesia Berprestasi di Piala Asia U-17?
Terkini
-
Sayang untuk Dilewatkan, Inilah 5 Anime yang Mengangkat Kisah Pemburu Iblis
-
Review Jumbo: Cara Menghadapi Kehilangan dan Belajar Mendengarkan Orang Lain
-
Lezatnya Bakso Lava Aisyah, Pilihan Tepat untuk Pencinta Kuliner Pekanbaru
-
Gelar Konferensi Pers, Drama Kim Soo-hyun 'Knock-Off' Terancam Tak Tayang
-
Film Muslihat: Tipu Daya Iblis di Panti Asuhan, Siapa yang Akan Tersesat?