Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
ilustrasi kucing (freepik.com)

Infeksi jamur merupakan salah satu penyakit yang sering menginfeksi tubuh kucing. Kondisi ini tentu akan berdampak buruk bagi kesehatannya. Mulai dari kerontokan bulu, ruam kulit, masalah pernafasan, hingga onikomikosis atau infeksi cakar kucing.

Masalah jamur tak hanya dialami pada kucing liar saja. Kucing peliharaan yang kurang terawat juga berpotensi mengalami infeksi jamur. Terlebih jika kandang kucing terlihat kotor dan lembap, tentu penyebaran jamur akan meningkat pesat.

Jamur yang menginfeksi tubuh kucing tak hanya terdiri dari satu spesies saja, namun terdiri dari beragam jenis dengan gejala yang berbeda-beda.

Berikut 5 jenis infeksi jamur yang kerap menyerang kucing.

1. Blastomikosis

Blastomikosis merupakan infeksi jamur Blastomyces dermatitidis yang menyerang sistem pernafasan kucing. Jamur jenis ini biasanya hidup di tanah, tetapi spora yang dihasilkannya akan menyebar lewat udara dan berisiko terhirup oleh kucing.

Ada beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan kucing terinfeksi blastomikosis, yakni batuk, penurunan berat badan, pembengkakan mata, keluarnya cairan bercampur darah dari hidung, abses kulit, hingga sesak.

2. Dermatofitosis

Dermatofitosis merupakan infeksi jamur dermatofita yang menyerang kulit kucing. Saat kucing peliharaan terinfeksi dermatofitosis, Anda perlu berhati-hati ketika berinteraksi secara langsung dengannya. Sebab, jamur dermatofita juga bisa menular pada manusia.

Munculnya luka atau bercak berbentuk lingkaran menjadi ciri khas dari infeksi dermatofitosis, sehingga penyakit ini kerap disebut ringworm. Bercak yang mucul pada kulit biasanya disertai oleh rasa gatal, kerontokan bulu, hingga kebotakan pada area kulit yang terinfeksi.

3. Histoplasmosis

Sama halnya dengan dermatofitosis, infeksi jamur Histoplasma capsulatum juga dapat tertular pada manusia saat melakukan kontak fisik dengan kucing yang sakit. Spora jamur penyebab penyakit histoplasmosis ini biasanya hidup di tanah yang telah terkontaminasi oleh kotoran burung dan kelelawar. 

Sebagian besar kasus histoplasmosis akan membuat kucing demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Bahkan, kucing juga bisa mengalami batuk dan kesulitan bernapas, mata merah, bengkak, dan berair.

4. Coccidiodomycosis

Coccidiodomycosis merupakan infeksi jamur Coccidioides immitis yang biasanya terjadi saat musim hujan. Pasalnya, jamur ini tumbuh subur di dalam tanah yang kering. Namun, saat hujan berlangsung, jamur tersebut akan muncul ke permukaan tanah dan menyebarkan sporanya lewat udara. 

Kucing yang terinfeksi jamur Coccidioides immitis biasanya ditandai dengan masalah pernafasan, seperti batuk, pilek, dan sesak.

5. Kriptokokosis

Spora jamur Cryptococcus neoformans penyebab penyakit kriptokokosis banyak tumbuh dalam tanah yang terkontaminasi oleh kotoran burung dan sisa tumbuhan mati. 

Kriptokokosis paling sering terjadi di hidung. Namun, infeksi ini juga bisa menyerang kulit dan dan otak, hingga menyebar ke seluruh tubuh.

Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan hidung, mengeluarkan banyak cairan, serta munculnya polip di rongga hidung. Sedangkan pada kasus kriptokokosis yang menyerang kulit, biasanya ditandai dengan bintil dan luka pada kulit kucing.

Untuk mencegah infeksi jamur, Anda perlu memperhatikan kebersihan pada tubuh dan kandang kucing. Bila perlu, Anda bisa memberikan suplemen vitamin dan mineral guna meningkatkan sistem pertahanan tubuh dari infeksi penyakit.

Itulah tadi pembahasan tentang lima jenis infeksi jamur yang kerap menyerang kucing dan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz