27 nama pemain yang akan mengisi skuad Timnas Indonesia di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde 2 zona Asia telah dirilis, menariknya, tidak ada Stefano Lilipaly di sana. Padahal, Stefano Lilipaly memiliki statistik paling bagus di Liga 1 2023/2024 untuk kategori pemain lokal.
Tidak adanya nama Stefano Lilipaly di barisan skuad Timnas Indonesia yang bakal away di dua partai penting, melawan Irak dan Filipina, membuat warganet bertanya-tanya. Menurut sebagian warganet, Lilipaly disebut layak mengisi salah satu posisi di Timnas, namun Shin Tae-yong sebagai pelatih beda pendapat.
Dengan adanya sedikit pergesekan mengenai keputusan Shin Tae-yong yang tak membawa Lilipaly ke Irak dan Filipina, membuat salah seorang Pengamat bersuara. Pengamat sepak bola bernama Tommy Desky ini menjelaskan mengapa Shin Tae-yong tidak membawa Lilipaly.
Argumen atau pendapat tentang hal itu santer terdengar di media sosial, bahkan ada yang menyebut karena usia Lilipaly sudah terlalu matang, hingga Tae-yong dituduh tidak suka dengan pemain Borneo FC Samarinda.
Tommy Desky pun menepis semua argumen dari netizen itu, ia memaparkan, jika Tae-yong tidak suka dengan pemain Borneo FC, kenapa Adam Alis dan Nadeo Argawinata dipanggil. Menurut Tommy Desky, Tae-yong memilih pemain berdasarkan kebutuhan taktik dan lawan yang hendak dihadapi.
"Dari beberapa pemain itu yang dipanggil, jelas ini kriteria yang dimiliki oleh Shin Tae-yong ini. Bagaimana pemain itu terus bekerja keras di atas lapangan, dari sisi pergerakan," jelas sang pengamat, dikutip dari kanal YouTube Tommy Desky, Jumat (3/11/2023).
"Tipikal-tipikal pemain yang dipanggil oleh Coach Shin Tae-yong ini, tipikal pemain yang banyak bergerak di atas lapangan," lanjutnya.
Tomny menambahkan, pemain yang bergaya stylish seperti Ilija Spasojevic bukan prioritas dari Shin Tae-yong.
"Seperti Spaso, tipikal yang stylish engga jadi prioritas yang dimiliki Shin Tae-yong," pungkas Tommy.
Selain itu, Tommy menegaskan, setiap pemain yang dipanggil Tae-yong harus mampu memahami taktiknya.
"STY ini keinginan soal taktikal keinginan soal taktikalnya bisa dipahami oleh pemain. Kalau misal pemainnya yang dipanggil tidak sesuai kriteria dia, enggak sesuai pandangan dari STY kan sama saja," tegas Tommy.
Akhir kata dari Tommy sebagai pengamat sepak bola, mengajak pencinta Timnas Indonesia tetap menghormati keputusan dari STY mengenai pemilihan pemainnya. Ia juga berharap, Lilipaly performanya tetap bagus bahkan naik, meski tidak dipanggil ke Pasukan Garuda.
Baca Juga
-
Gibran Gunakan Lagu Gelora Tanpa Izin, .Feast: Kita Gamau Ditempelin
-
Pengakuan Jujur Shin Tae-yong ke Marselino Ferdinan: Dia Mirip dengan Saya
-
Shin Tae-yong Sebut Marselino Ferdinan Bisa seperti Son Heung-min
-
Ambisi Kadek Arel Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF 2024
-
Pakai Pemain Muda, Shin Tae-yong Kode akan Beri Kejutan di Piala AFF 2024
Artikel Terkait
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Irak Tanpa Marselino dan Ivar Jenner, Shin Tae-yong Fokus Bertahan?
-
Timnas Indonesia Rilis Skuad Terbaru untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026, Media Vietnam Soroti Bintang Abroad
-
Ogah Anggap Remeh Timnas Indonesia, Irak Panggil Skuad Terbaik, Termasuk Jebolan Manchester United
-
Mantan Pemain Persija, Persib, dan Timnas Indonesia Bantu Persiapan Kanada Selama Piala Dunia U-17 2023
-
Ditawari Gaji 2 Kali Lipat, Shayne Pattynama Bakal Hengkang dari Viking FK?
Hobi
-
Gerald Vanenburg Soroti Penggunaan VAR di Final AFF U-23, Mendukung Penuh?
-
BRI Super League: Pemain Muda Madura United Tunjukkan Progres Positif
-
Pembinaan Pemain Futsal Sejak Dini: Merawat Benih dari Akar Rumput
-
Pecco Bagnaia Minta MotoGP Tetap Masukkan 'Sirkuit Klasik' dalam Kalender
-
Tech3 Bawa Dua Kabar Bahagia, Herve Poncharal Tenang Sambut Jeda Paruh Musim
Terkini
-
Seru! Belajar Sejarah Sampah di Buku Plastic: Past, Present, and Future
-
4 HP dengan Optical Zoom Terbaik 2025, Hasil Foto Jarak Jauh Tetap Tajam!
-
Eddie Murphy Bagikan Update Awal Film Donkey, Tayang Sekitar 3 Tahun Lagi
-
Kembali Tunda Tayang, Film Biopik Michael Jackson akan Rilis 2026
-
Tertinggal atau Terjebak? FOMO dan Luka Batin Era Digital