Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini kembali mengeluarkan statemen yang membuat atmosfer persepakbolaan tanah air menghangat. Mantan jenderal lapangan tengah Timnas Indonesia tersebut berujar, para pendukung Timnas Indonesia untuk tidak terlalu memuji berlebihan para pemain naturalisasi karena hal tersebut akan menyakiti hati para pemain lokal Indonesia.
"Pesan saya sekarang, saya sampaikan bahwa tidak perlu berlebihan memberikan pujian kepada pemain-pemain naturalisasi. Karena tanpa disadari pujian yang berlebihan ke pemain naturalisasi itu bisa menyakiti pemain-pemain lokal," ungkap pelatih yang sukses membawa Timnas U-16 juara Piala AFF tahun 2018 tersebut sepertimana disadur dari akun TikTok Timnas.
BACA JUGA: Pertahanan Manchester United Tanpa Casemiro Bisa Apa?
Sontak saja apa yang dilontarkan oleh coach Fakhri tersebut langsung menjadi guliran bola panas di kalangan pencinta sepak bola Indonesia. Banyak kalangan pun mulai angkat bicara, termasuk mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 dan U-23, Indra Sjafri.
Menurut pelatih yang sukses mengantarkan Indonesia mengakhiri dahaga medali emas Sea Games selaman 32 tahun tersebut, apa yang dilontarkan oleh coach Fakhri Husaini sangatlah tidak tepat. Pasalnya, dalam kaca mata coach Indra, semua pemain yang memiliki paspor Indonesia, merupakan orang Indonesia, dan tak ada dikotomi antara lokal dengan naturalisasi.
"Kita jangan lagi memakai bahasa keturunan atau naturalisasi karena kalau kita punya paspor Indonesia, dia ya orang Indonesia," ucap Indra Sjafri dengan bijak seperti yang diunggah oleh akun TikTok Berita Timnas.
BACA JUGA: Pintu Abroad Terbuka Lebar, Talent Scout Raksasa Eropa Hadiri Laga Indonesia vs. Irak
Memang dalam hal ini apa yang diucapkan oleh coach Indra adalah yang paling tepat. Karena jika seorang pemain sepak bola telah memutuskan untuk memilih atau berganti kewarganegaraan, maka secara otomatis dia menjadi warga negara dari negara yang dia pilih. Sehingga, akan sangat tidak tepat jika pemain tersebut mendapatkan label sebagai pemain naturalisasi.
Hal-hal yang bersifat memecah belah, komentar-komentar yang kurang tepat seperti dari coach Fakhri barusan, seyogyanya memang tak harus terlontar, mengingat iklim persepakbolaan dalam negeri tengah mengalami fase kebangkitan. Tak hanya itu, Timnas Indonesia saat ini juga tengah dalam fase peningkatan permainan, sehingga dikhawatirkan jika ada komentar seperti itu, bisa mengganggu pertumbuhan positif iklim persepakbolaan Indonesia saat ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Timnas U-17 Jangan Terlalu Jumawa, Uzbekistan yang Mereka Kalahkan Bukanlah Tim Juara Asia
-
Sandy Walsh Gabung Buriram, Liga Thailand Kian Disesaki para Defender Timnas Indonesia
-
Nasib Sandy Walsh dan Tak Ramahnya Tanah Matahari Terbit bagi Pesepak Bola Indonesia
-
Piala Kemerdekaan 2025: Kans Menang Skuat Garuda Muda Melawan Uzbekistan U-17 KW 2
-
Bukan Hanya Sekadar Pindah, Hijrahnya Jay Idzes Juga Pecahkan Rekor Kawasan ASEAN!
Artikel Terkait
-
Bek Jadi Nyawa Timnas Indonesia Agar Bisa Menang Lawan Irak, Jordi Amat dan Elkan Baggott Bisa Jadi Kunci
-
Intip Rekor Pertemuan Timnas Indonesia Lawan Irak, Skuat Garuda Dihantui Catatan Buruk
-
Nasib Timnas Indonesia Jika Cuma Bisa Seri Lawan Maroko, Apakah Otomatis Gagal Masuk Babak 16 Besar Piala Dunia U-17?
-
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Maroko, Laga Hidup Mati Grup A Piala Dunia U-17 2023
-
Profil Ragnar Oratmangoen, Penyerang Muslim Keturunan Maluku yang Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia
Hobi
-
Futsal, Navigasi Otak, dan Jalan Menuju Merdeka
-
Dipaksa Berbagi Poin, Pelatih Arema FC Sanjung Perlawanan PSIM Yogyakarta
-
Gol Debut Luis Diaz Antar Bayern Munchen Juarai Piala Super Jerman 2025
-
Alami Start Buruk, Pecco Bagnaia Merasa Ada yang Ganjal Sejak Awal
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
Terkini
-
Sinopsis Drama China The Perfect Suspect, Dibintangi Ou Hao dan Wang Herun
-
Ulasan Buku The Smileless Princess, Putri yang Dikutuk Tidak Bisa Tersenyum
-
Sinopsis Drama China Keluarga This Thriving Land, Dibintangi Yang Mi dan Ou Hao
-
Ulasan Film Tinggal Meninggal: Sindiran Kocak untuk Hidup Modern!
-
Seni Perang Lawan Sampah Makanan: Selamatkan Sisa Nasi, Lawan Inflasi