Pemain berdarah keturunan Indonesia, Sandy Walsh belakangan ini tengan mendapatkan sorotan dari para pencinta sepak bola nasional. Penyebabnya adalah performance gap alias perbedaan penampilan yang terlalu ekstrem saat dirinya bermain untuk Timnas Indonesia dan klubnya, KV Mechelen.
Sekadar informasi, berdasarkan statistik yang bersumber di laman transfermarkt.com, Sandy Walsh sejauh ini telah bermain sebanyak 4 kali bersama Pasukan Merah Putih. Namun sayangnya, dari keempat penampilan tersebut, pemain berusia 28 tahun itu hanya tampil penuh sebanyak sekali laga saja, itupun ketika melawan tim sekelas Brunei Darussalam.
BACA JUGA: BRI Liga 1: Bermain di Kandang Sendiri, Persija Hanya Mampu Raih 1 Poin Lawan Persita
Selebihnya, Sandy selalu tampil tak penuh waktu dan cenderung menunjukkan permainan yang biasa-biasa saja dan terkesan jauh dari kualitas yang dimilikinya.
Hal ini sangatlah berbeda dengan performanya ketika di KV. Mechelen. Di klub yang berlaga di pentas Jupiler Pro League Belgia tersebut, Sandy menjadi andalan klubnya, dan selalu tampil penuh jika tak ada halangan.
Terbaru, sang pemain turut bermain 90 menit ketika KV Mechelen menelan kekalahan 0-2 atas Sint-Truiden pada tanggal 3 Desember 2023 lalu.
Tentu saja performance gap ini seolah mengingatkan kita akan pernyataan dari eks pelatih Vietnam, Park Hang Seo. Menyadur informasi yang diunggah oleh akun TikTok Sisi Sepakbola (30/11/2023) pelatih asal Korea Selatan tersebut pernah menyinggung mengenai proses adaptasi para pemain Eropa yang kini memperkuat Timnas Indonesia.
BACA JUGA: Tak Tanggung-Tanggung, Gianni Infantino Puji Indonesia Setinggi Langit di Laman Resmi FIFA
"Vietnam panggil pemain keturunan hanya di posisi kiper, dan dia tidak perlu beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Asia terutama Asia Tenggara. Sementara Shin Tae Yong, memanggil pemain keturunan yang perlu beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Asia, dan hal itu tak hanya membutuhkan setahun atau dua tahun untuk adaptasi," ujar pelatih berkacamata tersebut.
"Vietnam panggil pemain keturunan hanya di posisi kiper, dan dia tidak perlu beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Asia terutama Asia Tenggara. Sementara Shin Tae Yong, memanggil pemain keturunan yang perlu beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Asia, dan hal itu tak hanya membutuhkan setahun atau dua tahun untuk adaptasi," lanjutnya.
Jika melihat pernyataan dari coach Park, sepertinya apa yang diucapkan oleh Park Hang Seo ada benarnya juga ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bukannya Membantu sang Tetangga, Arab Saudi Justru Lebih Pilih Bantu Timnas Indonesia
-
Hantam sang Tamu Satu Gol, Indonesia Makin Lekatkan Label Tim Paling Buruk kepada China!
-
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Permainan Menyerang Timnas China Hanyalah Sekadar Wacana Belaka
-
Indonesia vs China: Saat Tim Haus Kemenangan Menjamu Tim Paling Mengenaskan
-
China Rencanakan Tampil Menyerang, Keuntungan Besar Justru Bakal Didapatkan Timnas Indonesia!
Artikel Terkait
-
Tak Tanggung-Tanggung, Gianni Infantino Puji Indonesia Setinggi Langit di Laman Resmi FIFA
-
Usai Rumah Tangganya Diterpa Isu Perselingkuhan, Sarah Ahmad Pamerkan Kedekatan dengan Asnawi Mangkualam
-
Tokyo Verdy Promosi ke J-League 1, Pratama Arhan Resmi Tinggalkan Klub
-
Sedang Diproses Naturalisasi, Ragnar Oratmangoen Bantu Timnya Menang di Eredivisie Belanda
-
3 Pemain Keturunan Indonesia yang Mentas di Divisi Championship Inggris
Hobi
-
Jalan Panjang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Usai Kalahkan Tim China
-
Bukannya Membantu sang Tetangga, Arab Saudi Justru Lebih Pilih Bantu Timnas Indonesia
-
Patrick Kluivert Akui Puas dengan Kualitas Pemain Lokal Timnas Indonesia
-
Hantam sang Tamu Satu Gol, Indonesia Makin Lekatkan Label Tim Paling Buruk kepada China!
-
Kejutan dari PBSI: Fajar Rekan Tandem Fikri, Langkah Penyegaran Positif
Terkini
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka