Laga uji coba jelang Piala Asia 2024 antara timnas Indonesia vs. Libya berakhir dengan skor telak 0-4 untuk kemenangan Libya. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), laga uji coba pertama ini merupakan 1 dari 3 laga uji coba yang direncanakan oleh PSSI jelang partisipasi timnas Indonesia di ajang Piala Asia yang direncanakan digelar pada 12 Januari-10 Februari 2024 mendatang.
Di babak pertama, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menurunkan formasi sebagian besar pemain yang berkompetisi di BRI Liga 1. Dendy Sulistyawan dan Dimas Drajad dipasang sebagai duet penyerang yang ditopang oleh Rafael Struick dan Ricky Kambuaya yang bermain sebagai gelandang serang. Di awal-awal babak pertama, timnas Indonesia cukup kesulitan menembus pertahanan skuad Libya yang bermain lebih tenang dan dinamis.
Timnas Libya unggul terlebih dahulu di menit ke-25 melalui kaki Ahmad Ekrawa memanfaatkan serangan balik dan membuat tim berjuluk “The Mediterranean Knights” tersebut unggul 0-1. Tersentak dengan gol tersebut, skuad timnas Indonesia mencoba mengejar ketertinggalan. Namun, skor 0-1 tetap bertahan hingga babak pertama berakhir.
Di babak kedua, Shin Tae-Yong mengganti hampir seluruh pemain kecuali kiper Syahrul Trisna Fadillah. Pada babak kedua ini Shin Tae-Yong juga memberikan kesempatan kepada pemain debutan, yakni Justin Hubner untuk mencatatakan caps pertamanya untuk timnas senior Indonesia.
Namun, debut pemain asal klub Wolverhampton Wanderers tersebut kurang begitu baik. Justin Hubner melakukan salah umpan dan sukses dimanfaatkan oleh pemain Libya, Omar Alkhoja dan membuat skor menjadi 0-2 di menit ke-57. Libya kembali menambah gol di menit ke-87 lagi-lagi melalui kesalahan koordinasi pemain belakang Indonesia. Tim asal benua Afrika tersebut kembali melesakkan gol di penghujung laga dan menutup laga dengan skor 0-4 untuk kemenangan Libya.
Timnas Indonesia Perlu Benahi Koordinasi Antar Pemain
Kekalahan telak 0-4 atas Libya tentunya merupakan hasil yang cukup buruk bagi skuad garuda jelang Piala Asia. Namun, satu hal yang perlu dibenahi adalah koordinasi antar pemain serta chemistry tim yang belum sepenuhnya terbentuk. Hal ini terlihat di babak pertama yang dimana pemain timnas Indonesia masih minim melakukan koordinasi serangan secara terstruktur dan tidak adanya umpan-umpan jitu ke lini pertahanan Libya.
Hal ini tentunya diharapkan segera dibenahi oleh tim pelatih dan seluruh punggawa timnas Indonesia. Tentunya timnas Indonesia diharapkan mampu menunjukkan permainan yang lebih baik saat kembali berjumpa Libya pada 5 Januari 2024 mendatang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Indonesia Tuan Rumah AFF Cup U-23 2025, Jadi Peluang Kembali Raih Juara?
-
Media Belanda Tiba-tiba Berikan Komentar Sindiran ke Mees Hilgers, Ada Apa?
-
Demi Piala Dunia U-17, PSSI Harus Pertimbangkan Menambah Pemain Keturunan
-
Karir Tak Bagus di Australia, Rafael Struick Diisukan akan Main di Liga 1?
Artikel Terkait
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Timnas Indonesia U-17 Diminta Move on dari Korea Utara, PSSI Rencanakan Agenda Khusus
-
Indonesia Tuan Rumah AFF Cup U-23 2025, Jadi Peluang Kembali Raih Juara?
-
Sandy Walsh Bongkar Alasan Timnas Indonesia Jago Kandang di Stadion GBK
-
Timnas Indonesia vs China: Kevin Diks Bakal Duel Lawan Mantan Rekan Setim
Hobi
-
Tertarik Bela Timnas Indonesia, Ini Profil Pemain Keturunan Luca Blondeau
-
Timnas Indonesia U-17 Diminta Move on dari Korea Utara, PSSI Rencanakan Agenda Khusus
-
Indonesia Tuan Rumah AFF Cup U-23 2025, Jadi Peluang Kembali Raih Juara?
-
Masalah Pecco Bagnaia Belum Usai, Davide Tardozzi: Hadapi Saja!
-
Marc Klok Sebut Duel Lawan Bali United Bak Laga Final, Bobotoh Jadi Penguat
Terkini
-
Another Simple Favor, Proyek Reuni Anna Kendrick-Black Lively Rilis 1 Mei
-
The King of Kings Siap Tayang di Bioskop Indonesia Mulai 18 April
-
Kalahkan Woodz, Mark NCT Raih Trofi Kedua Lagu 1999 di Program 'Music Bank'
-
Review Film In the Lost Lands: Perjalanan Gelap Sang Penyihir dan Pemburu
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku