Tahun 2024 ini, pelatih berkebangsaan Shin Tae-yong akan memasuki tahun keempatnya bersama Timnas Indonesia.
Dengan demikian, secara hitungan waktu, pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut telah menangani Pasukan Merah Putih selama kurang lebih tiga tahun, karena kontrak efektif sang pelatih mulai berjalan pada awal tahun 2020 lalu.
Namun sayangnya, selama kurang lebih tiga tahun menangani Timnas Indonesia, mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut belum memberikan satu pun gelar juara bagi Tanah Air. Hal ini tentu menjadikan pihak-pihak yang tak suka dengan keberadaannya menggunakan fakta tersebut untuk menyerang.
Lantas, dengan waktu tiga berjalan empat tahun, apakah seorang pelatih memang harus sudah memberikan gelar kepada tim yang ditanganinya? Atau dalam hal ini, kita khususkan ke kasus Shin Tae-yong, haruskah dalam tiga tahun tersebut dirinya sudah wajib untuk membawa pulang gelar juara?
Dengarkan Kata Hamka Hamzah
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya jika kita simak jawaban dari Hamka Hamzah. Eks penggawa Timnas Indonesia tersebut memberikan penjelasan terkait kapan coach Shin harus membawa pulang gelar juara untuk Timnas Indonesia.
"Ini progresnya (STY) kan kelihatan. Sabar dulu, kasih kesempatan," terang Hamka Hamzah dilansir dari kanal YouTube Sportcast77 pada Senin (5/2/2024).
"Beberapa senior (mengatakan) pelatih Timnas itu butuh waktu lima tahun. Dia membuat dulu pondasi, nah, ketika target lima tahun dia ndak mendapatkan (gelar juara), berarti dia gagal," imbuhnya.
"Ini kan baru empat tahun, berikan kesempatan coach Shin Tae-yong membuat pondasi dia, memilih pemain sesuai kebutuhan dia," saran eks palang pintu Timnas Garuda tersebut dengan bijak.
Jadi, jika selama ini banyak yang meminta coach Shin untuk mundur dari jabatannya dan mengatakan bahwa sang pelatih gagal di Timnas Indonesia, ada baiknya mendengarkan Hamka Hamzah yang telah malang melintang merasakan bagaimana atmosfer di Timnas Indonesia secara langsung.
Lagian, jika kita hitung-hitung, tahun ini baru tahun keempat Shin Tae-yong menangani Timnas Indonesia, dan itu pun belum full time melatih, mengingat persepakbolaan internasional juga sempat vakum karena merebaknya wabah Covid-19.
Jadi, untuk saat ini kita berikan coach Shin waktu untuk menangani Timnas Indonesia setidaknya hingga lima tahun efektif agar kita bisa melihat sang pelatih gagal ataukah berhasil bersama Pasukan Merah Putih.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Maaf PSSI, Timnas Indonesia Memang Layak Pulang Cepat dari SEA Games Kali Ini
-
Jalani Laga Genting untuk Lolos, Garuda Muda Harapkan Keajaiban Timnas Era STY Kembali Terjadi!
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Wajib Menang 3 Gol, Masih Bisa Loloskah Garuda Muda Jika Hanya Cetak 2 Gol? Begini Analisisnya!
Artikel Terkait
-
Daftar Pemain Naturalisasi yang Kurang Hoki, Belum Pernah Masuk Timnas Indonesia
-
Masa Depan Cerah Sepak Bola Indonesia, 3 Bintang Muda Siap Menggebrak Eropa
-
3 Pemain Timnas Indonesia Diprediksi Bisa Diincar Tim Besar Eropa Usai Piala Asia 2023
-
Ada Shin Tae-yong, Ini 3 Pelatih yang Bisa Gantikan Jurgen Klinsmann di Timnas Korea Selatan
-
Nasib Maarten Paes Bisa Lebih Buruk dari Borna Sosa, Pemain yang Dilarang Bela Jerman Meski Sudah Dinaturalisasi!
Hobi
-
Kata-Kata Ivar Jenner usai Timnas Indonesia Kandas di Fase Grup SEA Games
-
Indra Sjafri Minta Maaf usai Timnas Indonesia Tersingkir di SEA Games 2025
-
Timnas Indonesia, SEA Games 2025 dan Kegagalan yang Hanya Berjarak 1 Gol Saja
-
Timnas Indonesia Merana, Gagal ke Semifinal SEA Games Meski Hajar Myanmar
-
Mental Baja, Asnawi Mangkualam Sentil Federasi: Harusnya Lindungi Tim Kami
Terkini
-
Cerita Ruangkan, Solusi dari Bayang-Bayang Burnout dalam Hustle Culture
-
Sinopsis dan Kontroversi Drama China Love dan Crown, Layakkah Ditonton?
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Indonesia di Mata Ji Chang Wook: Perjalanan Healing yang Penuh Makna
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan