Semarak Pemilu dan Pilpres 2024 memang masih belum hilang kendati pelaksanaan sesi pemilihan telah dilakukan pada Rabu (14/02/2024) kemarin. Tentunya diharapkan siapa pun presiden yang terpilih nantinya, dapat membawa perubahan dalam berbagai sektor yang ada di negeri ini, termasuk dalam sektor olahraga seperti sepakbola.
Dalam sektor sepakbola, pengamat sepakbola senior, Justinus Laksana juga turut mengutarakan harapannya kepada para pemenang Pemilu 2024 kali ini. Pria yang akrab disapa “Coach Justin” tersebut berharap siapa pun presiden dan wakil presiden yang terpilih nantinya mampu meneruskan program kerja yang telah dirancang PSSI saat ini dan diharapkan mampu berkolaborasi dengan induk organisasi sepakbola di Indonesia tersebut.
“Siapa pun presidennya semoga yang (program sepak bola) sudah dijalankan sekarang diteruskan, jadi lebih didukung sama pemerintah,” ujar Coach Justin, dikutip dari kanal berita ANTARA (antaranews.com) pada Rabu (14/02/2024) kemarin.
Dirinya juga berharap kemajuan yang telah dilakukan oleh PSSI di bawah pemerintah yang sebelumnya mampu diteruskan dan didukung dengan lebih baik kedepannya. Hal ini tentunya semata-mata untuk menjaga perkembangan sepakbola Indonesia ke arah yang benar. Dirinya juga menyinggung kepemimpinan PSSI di era Erick Thohir juga sudah cukup membawa perubahan ke arah yang cukup positif dalam pesepakbolaan nasional.
“Untuk kita orang-orang sepak bola kan kita mau sepak bola maju. Timnas sudah maju, sepak bola wanita akan datangkan pelatih Jepang, wasit sudah kontrak dengan Jepang untuk dibimbing, jadi progresnya itu nyata, VAR akan diterapkan. Untuk kita orang sepak bola perkembangannya secara overall nyata banget,” imbuh Coach Justin.
Coach Justin Sebut Indonesia Masih Memiliki Peluang Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026
Lebih lanjut lagi, pria yang juga pernah melatih timnas futsal Indonesia ini juga menyebut bahwa timnas sepakbola Indonesia masih memiliki peluang lolos ke babak round 3 ajang kualfikasi Piala Dunia 2026 yang digelar di Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat. Dirinya berpendapat kunci lolosnya skuad garuda adalah meraih 2 atau 3 hasil kemenangan dan 1 laga imbang dari 4 laga sisa yang akan dijalani skuad garuda.
“Kalau di kandang harus menang, di tandang kalau bisa minimal seri lah. Kalau kita bisa menang di kandang dan imbang di tandang, peluang kita lolos besar karena yang lolos dua kan. Jadi kita bisa lolos. Nasib itu ada di tangan kita sendiri,” imbuh Coach Justin.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Timnas Gagal Lolos Piala Asia U-23, Gerald Vanenburg Justru Singgung STY
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
-
Misi Gerald Vanenburg Lolos Piala Asia U-23 dan Bayang-bayang Prestasi STY
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
Dimas Drajad Gabung Malut United, Aroma Eks-Persib Kian Terasa di Skuad
Artikel Terkait
-
Prabowo-Gibran Makin Tak Terbendung, Real Count Sementara KPU: o2 Raup 56,11% Suara
-
Beda Sikap Pendukung 01 Usai Hasil Quick Count Rilis, Dokter Tirta Legawa Selamati Prabowo-Gibran
-
Aplikasi Sirekap KPU Ubah Suara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Angkanya Bikin Mata Melotot!
-
Polisi Gagalkan Operasi 'Serangan Fajar', 2 Timses Caleg Terciduk Bawa Duit Ratusan Juta Dan Amplop Isi Rp 50 Ribu
-
Dokter Tifa Ucapkan Selamat Prabowo-Gibran Unggul Versi Quick Count: Menang Kalah Itu Biasa
Hobi
-
Tak Ada Indonesia, Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara di AFC U-23 Berada di Pundak 2 Tim Ini
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
-
Erick Thohir Limpahkan Tanggung Jawab soal Timnas Indonesia U-23 ke Dirtek
-
FIFA Matchday Lawan Lebanon dan Minimnya Taktik yang Dimiliki oleh Patrick Kluivert
-
Futsal: Cara Asyik Jaga Kompak dan Tetap Fit
Terkini
-
4 Brightening Serum Jumbo, Solusi Hemat Atasi Wajah Kusam dan Bekas Jerawat
-
Produksi Bermasalah, Dua Episode Penutup Sword of the Demon Hunter Ditunda
-
Sesak Ruang Digital Penuh Komentar hingga Iklan Hasil Deepfake Judi Online
-
Politik Ketakutan: Membungkam Kritik dengan Label Pidana
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat