
Bergulirnya kembali BRI Liga 1 musim 2023/2024 pada tanggal 15 April mendatang nyatanya tidak selalu disambut baik oleh seluruh tim di Liga 1.
Salah satu klub yang sedikit merasa kecewa dengan dilanjutkannya kembali kompetisi saat banyak pilar andalannya bergabung ke timnas Indonesia U-23 adalah PSS Sleman.
Melansir dari laman resmi klub PSS Sleman pada Senin (8/4/2024), pelatih klub, Risto Vidakovic mengaku cukup menyayangkan liga kembali bergulir saat dirinya kehilangan salah satu pemain andalannya di lini depan, yakni Hokky Caraka.
Menurut pelatih asal Montenegro tersebut, dengan bergabungnya Hokky ke timnas U-23 praktis akan membuat lini depan PSS Sleman sedikit kehilangan taji di lini serang.
“Bagi saya, hal terpenting dan tersulit adalah kehilangan pemain penting. Hokky bagi kami adalah pemain penting, dia bermain di setiap pertandingan, dia selalu masuk sebelas pertama," ujar Risto Vidakovic, dikutip dari laman resmi klub PSS Sleman pada Senin (8/4/2024).
"Untuk tim lain, beberapa tim memiliki pemain tim nasional, mereka memiliki lebih dari satu tetapi mereka tidak memperjuangkan apa-apa di pekan-pekan terakhir kompetisi. Kami masih berjuang untuk lolos dari degradasi,” sambungnya.
Hokky Caraka di musim 2023/2024 kali ini memang menjadi salah satu andalan tim berjuluk “Super Elang Jawa” tersebut di lini depan. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, penyerang berusia 20 tahun tersebut sudah bermain sebanyak 27 kali di musim ini dan mencetak 4 gol dan 3 assist.
Risto Vidakovic Sayangkan Keputusan Dilanjutkannya Liga 1
Risto Vidakovic sejatinya memang mengizinkan Hokky Caraka bergabung dengan timnas U-23 karena sebelumnya liga Indonesia memang diliburkan untuk mendukung kepentingan timnas Indonesia U-23 di ajang Piala Asia.
Namun, dirinya menyoroti keputusan-keputusan operator liga yang membuat dirinya harus melepas pemainnya kendati agenda tersebut tidak masuk ke dalam kalender FIFA
“Begitu juga keputusan-keputusan seperti itu yang tidak dapat saya pahami karena ini tidak masuk dalam agenda FIFA. Saya pikir pada kasus ini harus berpikir proporsional. Pada kasus ini masa depan klub lebih penting daripada Timnas U23. Keputusan sudah dibuat, kami harus menerimanya karena tidak bisa mengubahnya," tutur Risto Vidakovic.
Kami harus maju menghadapi permasalahan ini. Saat ini tim berjuang dalam beberapa pertandingan yang sangat penting. Kami memiliki dua pertandingan kandang dan wajib mendapatkan tiga poin,” tandasnya.
PSS Sleman memang kini masih berjuang terhindar dari zona degradasi di klasemen BRI Liga 1 musim 2023/2024.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
3 Bek Keturunan yang Bisa Memperkuat Timnas Indonesia U-23, Ada Pemain Liga Inggris!
-
Handphonemu Kemasukan Air? Berikut Ini 3 Cara Aman untuk Mengatasinya
-
Absen Lawan Cina, 3 Pemain Ini Bisa Gantikan Posisi dari Marselino Ferdinan
-
Elkan Baggott Berpeluang Comeback ke Timnas Indonesia, Kok Bisa?
-
Gagal Tembus Timnas, Duo Pemain Ini Justru Alami Kenaikan Market Value
Artikel Terkait
-
Evaluasi Dibantai Korut, Timnas Indonesia U-17 Ikut EPA Jelang Piala Dunia
-
Ranking FIFA Timnas Malaysia Terbaru, Erick Thohir Kangen Diadu dengan Timnas Indonesia
-
Bukan di Piala AFF, Thom Haye Bisa Wujudkan Impian Derby Nusantara di Event Bentukan PSSI
-
Selamat Tinggal Miliano Jonathans, Orang dalam PSSI Bongkar Fakta Ini
-
Erick Thohir Bongkar Strategi Jitu Alasan TC Timnas Indonesia Berlangsung di Bali
Hobi
-
Barito Putera Bertekad Curi Poin di Bandung, Bisa Nodai Pesta Juara Persib?
-
Bukan di Piala AFF, Thom Haye Bisa Wujudkan Impian Derby Nusantara di Event Bentukan PSSI
-
Animal Crossing: Game Simulasi Kehidupan yang Buat Kamu Makin Kreatif
-
Pieter Huistra Beberkan Progres Eksperimen di Lini Belakang PSS Sleman
-
Yamaha Garang Lagi, CEO Ducati Ingatkan Jika Rival Semakin Mengejar
Terkini
-
Sutradara Weak Hero Class Buka Suara Soal Unsur Bromance di Serialnya
-
5 Rekomendasi Kafe Hits di Madiun yang Cocok Buat Nugas, Super Nyaman!
-
Rilis Poster Karakter, Ini 5 Pemain Utama Drama Korea Good Boy
-
Dedy Mulyadi: Cepat Viral, Cepat Pudar?
-
MBG dan Matematika Kekuasaan: Mengapa 0,01% Keracunan Masih Terlalu Banyak?