Striker Timnas Indonesia U-23, Muhammad Ramadhan Sananta mendapatkan pengalaman yang mahal di pertandingan pertama gelaran Piala Asia U-23. Masuk menggantikan Arkah Fikri pada menit ke-72, Sananta harus mengakhiri laga dengan buruk setelah mendapatkan kartu merah langsung dari wasit Nasrullo Kabirov.
Pada menit ke-90+6, Sananta yang mencoba untuk berebut bola dengan pemain Qatar, justru menginjak kaki pemain lawan. Semula, wasit Kabirov asal Uzbekistan memberikan kartu kuning kepada Sananta.
Namun, setelah melakukan cek VAR, sang wasit menganulir kartu kuning yang dia berikan, dan mengubahnya menjadi kartu merah langsung. Maka, mau tak mau Sananta pun akhirnya harus meninggalkan lapangan sebelum pertandingan usai.
Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah, Sananta bakal absen berapa pertandingan setelah mendapatkan kartu merah langsung pada pertandingan melawan Qatar lalu? Satu pertandingan, ataukah dua pertandingan?
Sayangnya, di dokumen regulasi turnamen yang dirilis oleh AFC, tidak ditemukan terkait item "card suspension" dalam pembahasannya. Sehingga, tidak mungkin menjadikan dokumen rilisan induk sepak bola Asia tersebut sebagai rujukan.
Namun, jika kita berpegang pada regulasi umum yang diterbitkan oleh FIFA, hukuman untuk penerima kartu merah langsung, bukan hasil dari akumulasi dua atau tiga kartu kuning adalah larangan bermain sebanyak dua hingga tiga kali berturut-turut.
Melansir laman thepfsa.co.uk, larangan tampil satu kali bagi seorang pemain, diberikan jika yang bersangkutan mendapatkan hukuman kartu merah akibat akumulasi dua kartu kuning. Hukuman tersebut sama dengan hukuman yang diberikan kepada pemain yang melakukan sebuah professional foul.
Adapun hukuman dua kali larangan tampil, biasanya diberikan jika pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain masih debatable dan ada persilangan pendapat.
"If the foul in question is dissent, it will normally be a two-match ban (jika pelanggaran tersebut masih dalam perdebatan, maka biasanya akan mendapatkan larangan bermain sebanyak dua kali)" tulis media yang berbasis di Inggris tersebut.
Dan paling parahnya adalah, jika kartu merah yang didapatkan karena ada unsur kekerasan, seorang pemain akan mendapatkan larangan tampil tambahan menjadi tiga kali.
Jika kita melihat tentang pelanggaran yang dilakukan oleh Sananta, maka besar kemungkinan pemain Persis Solo tersebut akan mendapatkan larangan bermain sebanyak 2 kali, mengingat maksud dari unsur kekerasan di sini adalah terjadi kontak fisik seperti perkelahian, memukul, atau menendang di luar konteks perebutan bola.
Itu artinya, para penggemar Timnas Indonesia U-23 harus siap-siap menyaksikan Timnas U-23 tampil tanpa Sananta di dua laga sisa fase penyisihan grup, nih!
Baca Juga
-
Hattrick Medali Perak SEA Games, Thailand Geser Indonesia dari Julukan Menyakitkan Ini!
-
Ironisme PSSI, Semua Syarat Pelatih Anyar Ternyata Sudah Dipenuhi oleh STY yang Mereka Pecat!
-
Nama John Herdman Mengemuka untuk Latih Timnas, Bakal Jadi Patrick Kluivert Jilid II?
-
Semakin Dekat ke Timnas Indonesia, 3 Gaya Melatih John Herdman Ini Ternyata Mirip dengan STY!
-
Kemenangan Dianulir FIFA, Status Kelolosan Malaysia ke Piala Asia 2027 di Ujung Tanduk!
Artikel Terkait
Hobi
-
PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
-
Sama-sama Gagal, Ini Beda Nasib Timnas Putri dan Putra di SEA Games 2025
-
Sepak Terjang John Herdman Cukup Meyakinkan, Bakal Dapat Restu Suporter?
-
Mengapa Honda C70 Tetap Dicintai Lintas Generasi?
-
Hattrick Medali Perak SEA Games, Thailand Geser Indonesia dari Julukan Menyakitkan Ini!
Terkini
-
Siluet di Tangga Saat Listrik Padam
-
Rel di Depan SMA 3: Gerbang Senja yang Tak Pernah Sepenuhnya Tertutup
-
5 Scrub Alami yang Bisa Kamu Dapatkan dari Dapur Rumah, Murah Meriah!
-
4 Inspirasi OOTD Kai EXO untuk Gaya Sehari-hari yang Simpel dan Fleksibel
-
Jejak Ketangguhan di Pesisir dan Resiliensi yang Tak Pernah Padam