Laga semifinal gelaran Piala Asia U-23 menyisakan sebuah kepahitan tersendiri bagi Timnas Indonesia U-23 dan para pendukungnya. Terlepas dari beragam kontroversi yang menyelimutinya, Pasukan Muda Merah Putih harus terhenti langkahnya di babak ini karena menelan kekalahan dua gol tanpa balas dari Uzbeskitan.
Pada informasi resmi yang dirilis oleh laman AFC, perjuangan keras Timnas Indonesia U-23 harus terpatahkan oleh gol yang dicetak oleh Khusayin Norchaev pada menit ke-68 dan gol bunuh diri Pratama Arhan pada menit ke-86. Dua gol yang pada akhirnya membuat impian Pasukan Garuda Muda harus mengubur mimpi mereka menapaki jalan final di momen debut mereka.
Namun demikian, meskipun harus menelan kekalahan di babak semifinal sekaligus harus memendam impian menjadi juara, namun sejatinya hal itu tak menimbulkan masalah. Pasalnya, sedari awal mengikuti turnamen yang diselenggarakan di Qatar ini, target Timnas Indonesia bukanlah menjadi juara di gelaran tertinggi persepakbolaan Asia level U-23 tahun tersebut.
Sedari awal, PSSI sendiri hanya mematok target untuk lolos ke babak delapan besar turnamen. Sementara Shin Tae-yong, mencanangkan target yang lebih tinggi yakni mencapai babak empat besar turnamen, sekaligus menghidupkan peluang untuk bermain di Olimpiade Paris 2024 ini.
Baik PSSI maupun Shin Tae-yong, tak ada yang menyatakan target menjadi juara di ajang ini. Dan kita pun tahu kedua target tersebut sudah terlampaui. Target 8 besar dari PSSI, maupun target 4 besar dari STY sendiri, secara resmi sudah tercapai, dan kini hanya tinggal merealisasikan target untuk lolos ke Olimpiade di Paris nanti.
Jika melihat situasi terkini saat ini, tentu saja target untuk lolos ke Paris nanti masih terbuka sangat lebar. Pasalnya, Timnas Indonesia saat ini setidaknya masih memiliki dua jalan untuk menuju ke sana.
Indonesia yang masih bakal menjalani laga perebutan tempat ketiga di turnamen Piala Asia U-23 ini, bisa menempuh jalan lolos otomatis ke Olimpiade jika sukses menundukkan Irak pada laga perebutan tempat ketiga terbaik. Andaipun mengakhiri turnamen hanya dengan menjadi semifinalis atau tim peringkat keempat, peluang lolos ke Paris pun masih ada, mengingat posisi keempat ini masih mendapatkan kesempatan untuk melakukan play-off melawan wakil Afrika, Guinea.
Jadi, tak mengapa Indonesia kalah dari Uzbekistan di babak semifinal gelaran. Karena kita tahu, target utama Timnas Indonesia U-23 ini adalah lolos ke Olimpiade, bukan menjadi juara di Piala Asia U-23 ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Tapaki Partai Puncak, Romantisme Pendukung Uzbekistan dan Indonesia Terus Berlanjut
-
AFF Bentuk Tim ASEAN All Stars, Perlukah Para Pemain Timnas Indonesia Turut Serta?
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Semifinal AFC U-17: Saat Tim Bernapas Kuda Bertemu dengan Tim Bertenaga Badak
-
Masuki Babak 4 Besar, Tim Mana yang Paling Lemah di Semifinal Piala Asia U-17?
Artikel Terkait
-
Elkan Baggott Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Makin Menggila di Liga Inggris
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Pengamat Belanda: Thom Haye Melakukan Hal Bodoh
-
Demi Kalahkan China, Erick Thohir Kasih Tawaran Khusus ke Patrick Kluivert: Terserah...
-
Teman Lama Kevin Diks Bakal Jadi Musuh Terbesar di Timnas Indonesia vs China, Siapa Dia?
Hobi
-
Berada dalam Satu Tim, 3 Nama Ini Bisa Dinaturalisasi dan Bela Timnas U-23
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
PSSI Segera Rekrut Direktur Teknik, Makin Serius Cari Talenta Potensial
-
3 Keuntungan bagi Indonesia saat Jadi Tuan Rumah Gelaran AFF Cup U-23 2025
-
Jadwal F1 GP Arab Saudi 2025: Lando Norris Percaya Diri Raih Hasil Positif
Terkini
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
-
Spring of Youth: Kisah Mahasiswa, Musik, dan Mimpi yang Tayang Mei Ini!
-
Terus Melesat, Jumbo Masuk 10 Besar Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
-
Dramatis, Esensi Drama China 'Eat Run Love': Cinta, Luka Lama dan Takdir