Seperti yang telah kita ketahui bersama, Timnas Indonesia senior berhasil menahan imbang Tanzania di laga uji coba jelang turun di pertandingan lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Melansir laman resmi PSSI, pada pertandingan yang berlangsung pada Minggu (2/6/2024) tersebut, Pasukan Merah Putih dan Tanzania mengakhiri laga dengan skor imbang tanpa gol.
Ternyata, jika kita perhatikan lebih mendalam, pelatih Shin Tae-yong melakukan setidaknya 3 hal ini dalam skema permainan timnya untuk mengecoh analisa tim lawan. Sudah tahu apa sajakah itu? Mari kita ulas!
1. Mengacak Nomor Jersey Para Pemain
Hal pertama yang dilakukan oleh STY untuk mengecoh analisa tim lawan adalah, dirinya menginstruksikan para pemainnya untuk memakai nomor punggung acak. Sebagaimana yang dilihat pada video unggahan platform Vidio, para penggawa Garuda di laga melawan Tanzania tak mengenakan nomor favorit mereka.
Seperti misal, Marceng yang identik dengan nomor jersey 7, mengenakan nomor 8, kemudian El Klemer Rafael Struick yang identik dengan nomor 11, mengenakan nomor 14, Ridho yang identik dengan nomor 5, mengenakan nomor 3 pada laga tersebut.
2. Memakai Jersey Tanpa Nama
Hal kedua yang dilakukan oleh STY dan Timnas Indonesia untuk mengecoh analisa Irak dan Filipina adalah tak adanya nama di jersey para pemain. Memang, ini adalah laga uji coba sepertimana laga-laga friendly match lainnya, namun sebelum-sebelumnya, para pemain Timnas Indonesia kerap mengenakan jersey yang dilengkapi dengan nama mereka pada pertandingan uji coba.
Hal ini tentu merupakan sebuah tindakan antisipatif dari coach Shin dan jajaran Timnas Indonesia, karena semakin minim informasi yang di-publish, maka peluang lawan Timnas untuk melakukan analisa mendalam terhadap para pemain Indonesia akan semakin mengecil.
3. Memasang Banyak Pemain sebagai Free Role
Selain mengacak nomor punggung dan memakai jersey tanpa nama, ternyata STY juga melakukan kecohan dalam skema permainan yang diterapkan.
Seperti misal, melansir laman flashscore, kita akan melihat penempatan seorang Ragnar Oratmangoen yang notabene seorang gelandang serang atau penyerang sayap menjadi penyerang utama, kemudian Rafael Struick yang biasa menjadi ujung tombak, kini ditempatkan sebagai penyerang sayap dan beberapa perubahan lainnya.
Bahkan, ketika permainan berjalan, kita melihat bahwa para pemain Timnas Indonesia tak terpaku pada satu posisi. Dalam beberapa momen, kita melihat Struick yang biasa tampil di setengah permainan lawan, justru turun jauh ke daerah pertahanan Indonesia untuk melakukan perebutan bola.
Pun demikian dengan Marceng, yang tampil dinamis menyisir sayap maupun lini tengah permainan membantu rancangan serangan dari Timnas Indonesia.
Sekali lagi kita dihadapkan dengan sebuah bukti mengenai visi melatih kelas tinggi dari seorang STY. Lantas apakah kecohan-kecohan ini akan berbuah manis? Kita tunggu di tanggal 6 dan 11 Juni mendatang!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dapatkan Pujian Tinggi dari FIFA, Apa Sih Kelebihan dari Evandra Florasta saat Ini?
-
Saddil Ramdani Habis Kontrak, Kembali ke Liga 1 Indonesia atau Cari Liga Lain Terlebih Dulu?
-
Cyrus Margono Dipantau Langsung, Media Vietnam: Tambahan Penting bagi Timnas Indonesia U-23
-
Dipuji oleh FIFA, Evandra Florasta Harus Belajar Banyak dari Para Seniornya di Skuat Garuda
-
Thailand Berencana Ubah Format SEA Games, Apa Keuntungan dan Kerugian bagi Kontestan?
Artikel Terkait
-
Dapatkan Pujian Tinggi dari FIFA, Apa Sih Kelebihan dari Evandra Florasta saat Ini?
-
Cyrus Margono Kian Dekat ke Timnas Indonesia, 3 Nama Kiper Ini Bisa Tersingkir!
-
Selamat Tinggal Jordi Amat
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Kevin Diks Terancam Absen, 3 Pemain Ini Bisa Gantikan Posisinya di Timnas
Hobi
-
Dapatkan Pujian Tinggi dari FIFA, Apa Sih Kelebihan dari Evandra Florasta saat Ini?
-
Cyrus Margono Kian Dekat ke Timnas Indonesia, 3 Nama Kiper Ini Bisa Tersingkir!
-
Kevin Diks Terancam Absen, 3 Pemain Ini Bisa Gantikan Posisinya di Timnas
-
Saddil Ramdani Habis Kontrak, Kembali ke Liga 1 Indonesia atau Cari Liga Lain Terlebih Dulu?
-
Polemik Timnas Putri Indonesia: Ada Indikasi Ketidakadilan di Federasi?
Terkini
-
My Stupid Boss Versi Animasi: Ketika Bos Nyebelin Eksis Lagi
-
Tren Kesenjangan Sosial di TikTok: Lucu, Tapi Bikin Mikir
-
Kisah Mang Adi dari Busa Pustaka: Melawan Ketimpangan Akses Terhadap Buku dan Literasi di Indonesia
-
Kentongan Pukul Sepuluh dan Langkah Awal Menuju Kampus Tangguh Bencana di UMJ
-
AFF Cup U-23 2025: 3 Nama Eks-timnas U-20 yang Layak Main di Ajang Tersebut