Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Selebrasi Timnas Indonesia dalam laga menghadapi Filipina. (pssi.org)

Banyak fakta menarik yang terungkap dalam partai pamungkas Grup F Kualifikasi Piala Dunia yang dijalani oleh Timnas Indonesia. Satu di antaranya, ada bagian ketika para pemain keturunan kompak membuktikan loyalitas, nasionalisme, juga cinta tanah air terhadap bangsa. 

Melansir dari situs PSSI, skuad Garuda berhasil menumbangkan Filipina melalui dua gol tanpa balas. Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta bersama 65 ribu penonton yang hadir langsung di sana menjadi saksi bisu bagaimana para pemain berjuang habis-habisan. Tak terkecuali bagi pemain keturunan. 

Laga menghadapi Filipina ini menjadi pertandingan debut bagi seorang Calvin Verdonk, bek Rp43,45 miliar yang baru saja merampungkan proses naturalisasi pada 4 Juni 2024 kemarin. Tepat ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya  sebelum peluit kick off dibunyikan, kedua mata Verdonk tampak berkaca-kaca. 

Rasa bangga tergambar jelas di wajah pemain NEC Nijmegen yang bermain 67 menit itu. Ia bahkan langsung tampil impresif dan membantu skuad Garuda mengancam gawang The Azkals. Salah seorang warganet di sosial media X juga menyoroti bagaimana Calvin Verdonk terlihat menahan tangis saat mengumandangkan Indonesia Raya. 

“Calvin Verdonk sempat menangis ketika menyanyikan Indonesia Raya,” cuit netizen di X.

“Bang Calvin, tulusnya kerasa banget sampai sini,” sahut yang lain. 

Tak hanya Verdonk, nama Thom Haye juga cukup mencuri perhatian dengan aksi selebrasi knee slide yang dilakukan usai mencetak gol.

Terlepas dari bagaimana selebrasi tersebut sedikit gagal karena kondisi rumput GBK yang memprihatinkan, Haye juga membuat para supporter merasa terharu karena menangis ketika merayakan gol tersebut. 

“Nangis ketika gol Thom Haye apalagi prof selebrasi sambil nangis,” komentar seorang warganet lagi.

Melihat bagaimana kedua pemain sampai menitikkan air mata dan kebahagiaan yang ditunjukkan seluruh pemain lainnya, tentu sudah tak perlu diragukan lagi.

Nasionalisme dan cinta tanah air telah tertanam pada mereka, termasuk pemain keturunan yang masih kerap dibedakan oleh beberapa oknum. 

Padahal para pemain keturunan juga berperan penting dalam perkembangan pesat yang ditunjukkan oleh Timnas Indonesia di kancah internasional.

Kerja keras mereka dalam memperkuat skuad Garuda seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bagaimana mereka memiliki loyalitas yang tinggi terhadap bangsa. 

Semoga saja setelah ini tak ada lagi pihak-pihak yang menganggap pemain keturunan adalah pemain asing. Sebab dalam darah mereka mengalir darah Indonesia. Terus terbang tinggi, Garuda!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rana Fayola R.