Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Selebrasi pemain Timnas Indonesia U-16 setelah menjebol gawang Vietnam di laga perebutan tempat ketiga Piala AFF U-16 (pssi.org)

Seperti yang telah kita ketahui bersama, Timnas Indonesia U-16 gagal menjadi yang terbaik di ajang Piala AFF U-16 beberapa waktu lalu. Melansir laman Suara.com, anak asuh coach Nova Arianto tersebut gagal melaju ke final perhelatan karena dikandaskan oleh Australia U-16 melalui pertandingan yang berakhir dengan skor besar, 5-3.

Meskipun gagal menjadi yang terbaik dalam perhelatan yang dimainkan di rumah sendiri, namun hal tersebut bukan sebuah masalah bagi PSSI maupun Timnas Indonesia U-16. Pasalnya, target utama dari Pasukan Muda Merah Putih ini adalah lolos ke putaran final Piala Asia U-17 tahun depan, serta lolos ke Piala Dunia U-17 dari jalur perwakilan AFC, bukan tuan rumah.

Adapun untuk babak kualifikasi Piala Asia U-17 sendiri akan dimulai pada bulan Oktober 2024 mendatang. Namun, sebelum melakoni kerasnya babak Kualifikasi Piala Asia U-17 melawan Kuwait, Australia dan Kepulauan Mariana Utara, Timnas Indonesia masih memiliki sebuah PR besar di tubuh mereka.

Adalah lini pertahanan, yang sejatinya masih menjadi titik rentan dari pasukan yang dibangun oleh coach Nova Arianto ini. Meskipun selama gelaran turnamen Piala AFF U-16 lalu mereka hanya kebobolan dalam dua laga, namun ketidakstabilan lini pertahanan ini membuat Indonesia harus terlempar dari jalur juara.

Bagaimana tidak, dalam tiga laga melawan Singapura, Filipina dan Laos, Evandra Florasta dan kolega hanya kebobolan satu kali saja. Namun, ketika berhadapan dengan Australia, mereka langsung kebobolan lima gol dalam satu pertandingan! Ini tentu menjadi sebuah indikator ketidakstabilan sistem pertahanan yang dibangun oleh anak-anak Garuda ini.

Karena salah satu indikator kuatnya lini pertahanan adalah, mereka mampu bermain stabil, baik saat melawan tim yang lemah, maupun saat berhadapan dengan tim-tim yang kuat. Hal ini juga makin diperparah dengan error-error individual yang ditunjukkan oleh para pemain di lini pertahanan. 

Selain masih menyisakan ruang yang menganga ketika mencoba meredam serangan lawan, para pemain Indonesia juga kerap membuat kesalah yang tak perlu. Seperti misal, ketika melihat pertandingan Timnas Indonesia U-16, kita akan melihat setidaknya Putu Panji dua kali melakukan kesalahan elementer yang berujung pada bahayanya gawang Timnas Indonesia.

Jadi, selagi masih ada waktu, kita harapkan coach Nova Arianto bisa membenahi PR besar di lini pertahanan Timnas Indonesia, sehingga nantinya mereka bisa kembali dalam versi yang jauh lebih baik ketika berhadapan dengan Kepulauan Mariana Utara, Kuwait, dan terlebih lagi Australia.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.