Timnas Inggris kembali gagal dalam upayanya menjadi kampiun untuk kali pertama di gelaran Piala Eropa. Memainkan laga final untuk kali kedua secara beruntun, Inggris kembali terjegal.
Melansir laman uefa pada Senin (15/7/2024), jika di edisi 2020 lalu impian mereka dihancurkan oleh Italia, maka pada edisi kali ini, mimpi Inggris untuk menjadi tim sepak bola terbaik di level Benua Eropa dikandaskan oleh Spanyol dengan skor tipis 1-2.
Melihat nasib Timnas Inggris yang kerap merasa kesulitan untuk menaklukkan persepakbolaan di benua Eropa, tentunya kita juga akan mengingat nasib tragis yang dialami oleh Timnas Indonesia di persepakbolaan Asia Tenggara. Bagaimana tidak, baik Inggris maupun Indonesia, keduanya merupakan kekuatan sepak bola di kawasan masing-masing.
Semua penggemar sepak bola dunia pasti mafhum, bahwa Timnas Inggris merupakan salah satu kekuatan sepak bola di level benua Eropa, bahkan dunia. Dengan statusnya yang pernah menaklukkan gelaran Piala Dunia edisi 1966 lalu, tentu banyak yang berpikiran tak akan terlalu sulit bagi Inggris untuk bisa menaklukkan pentas sepak bola benua Eropa, yang secara level hierarkinya bisa dikatakan berada di bawah tingkat kesulitan Piala Dunia.
Namun kenyatannya, semenjak edisi inaugurasi Piala Eropa pada tahun 1966 lalu, Timnas Inggris tak sekalipun pernah menjadi juara di ajang ini. Bahkan, dalam catatan UEFA, sebelum mencapai babak final dalam dua edisi terakhir, prestasi terbaik Timnas Inggris bahkan hanya menjadi tim tim peringkat ketiga terbaik, atau tim semifinalis saja.
Hal ini tentu saja tak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Timnas Indonesia. Dalam lingkup yang lebih kecil, yakni kawasan Asia Tenggara, Timnas Indonesia memiliki nasib yang relatif sama dengan Inggris.
Indonesia yang merupakan salah satu kekuatan utama di pentas sepak bola ASEAN, juga mengalami nasib seperti Inggris yang selalu saja sulit untuk menjadi yang terbaik di tingkat kawasan.
Sejauh ini, melansir laman aseanfootball, Indonesia sudah enam kali sukses menembus babak final Piala AFF, namun sama halnya seperti Inggris, Indonesia selalu saja gagal di fase puncak ini.
Padahal, jika kita analisis, baik Indonesia maupun Inggris, sama-sama memiliki modal yang lebih dari cukup untuk menjadi penguasa sepak bola di kawasan masing-masing bukan?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rizky Ridho, dan Akselerasi Kejutannya yang Selalu Jadi Ancaman bagi Pertahanan Lawan
-
Meski Berisikan Penyerang Hebat, Striker Satu Ini Bisa Jadi Opsi Tambahan bagi STY di Piala AFF 2024
-
Meski Targetkan Partai Final di Piala AFF 2024, tapi Pencinta Timnas Tak Boleh Terlalu Berharap
-
Piala AFF 2024: Akan Lebih Bijak Jika Shin Tae-yong Tak Hanya Andalkan Skuat U-22 di Turnamen
-
Rafael Struick dan Ketepatan Memilih Klub yang Jadi Kunci Dominasinya di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Sah! Kevin Diks Jadi WNI Bisa Bela Timnas Indonesia
-
Pelatih Jepang Takut Timnas Indonesia Bikin Kejutan, Waspadai 2 Kekuatan Skuad Garuda
-
Erick Thohir Pantau Kesiapan GBK Sambut Laga Timnas Lawan Jepang dan Arab Saudi
-
Seth Annink, Junior Eliano Reijnders Bisa Jadi Ujung Tombak Masa Depan Timnas Indonesia
-
Erick Thohir Cek Kondisi Rumput GBK Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang
Hobi
-
Erick Thohir Cek Kondisi Rumput GBK Jelang Laga Timnas Indonesia vs Jepang
-
Alasan Laga Indonesia vs Jepang Diundur, demi Kondisi Terbaik Kedua Tim
-
Raih Kemenangan Dramatis, Putri KW Lolos Babak Semifinal Korea Masters 2024
-
Pelatih Striker Timnas Indonesia Minta Pemain Lakukan Ini Jelang Hadapi Jepang
-
Bertemu Thailand di Babak Semifinal, Ibarat Final Kepagian bagi Indonesia
Terkini
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Gong Yoo di Netflix, Terbaru Ada The Trunk
-
3 Rekomendasi Toner Lokal Mengandung Calendula, Ampuh Redakan Kemerahan
-
Tampil Modis dengan 4 Gaya Simpel ala Kang Mi-na yang Wajib Kamu Coba!
-
Ulasan Novel Little White Lies: Kehidupan Debutante yang Penuh Rahasia
-
BABYMONSTER Billionaire: Ketika Percaya Diri Mampu Bungkam Komentar Negatif