Pada pertarungan terakhir yang mempertemukan antara Timnas Indonesia dan Australia, Pasukan Merah Putih harus menelan kekalahan telak. Melansir laman AFC, pertarungan keduanya di babak 16 besar gelaran Piala Asia 2023 pada 28 Januari 2024 lalu tersebut, berakhir dengan terkaparnya Pasukan Garuda dengan skor empat gol tanpa balas.
Kurang lebih tujuh bulan berselang semenjak pertarungan terakhir keduanya, Timnas Indonesia akan kembali bersua dengan sang tetangga. Namun, berbeda dengan laga terakhir tersebut, kans Indonesia untuk membalikkan hasil akhir menjadi terbuka lebar.
Setidaknya, ada 3 alasan yang membuat Indonesia memiliki kans besar untuk bisa meraup minimal satu poin atas Australia. Apa sajakah itu? Mari kita ulas!
1. Bermain di Kandang Sendiri
Bermain di kandang sendiri tentu menjadi sebuah keuntungan besar bagi sebuah tim. Tak peduli perbedaan kekuatan yang ada di dua kubu, sebuah tim selalu saja akan tampil dengan permainan yang lebih baik jika bertarung di depan pendukungnya sendiri.
Dan inilah yang terjadi di laga melawan Australia nanti. Laman AFC merilis, pertarungan kedua negara bertetangga ini akan dimainkan pada Selasa (10/9/2024) dan mengambil tempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta yang merupakan stadion kebanggaan rakyat Indonesia.
2. Kondisi Kedua Tim yang Bertolak Belakang
Alasan kedua adalah, kondisi yang kini dialami oleh Indonesia dan Australia relatif bertolak belakang. Ketika Indonesia bisa tampil full team dan dalam konfidensi tinggi pasca menahan imbang Arab Saudi di kandang lawan, Australia justru tampil pincang dan berbekal hasil minor.
Menyadur data dari laman match report Transfermarkt, Australia harus kehilangan Kusini Yengi karena mendapatkan kartu merah langsung, dan harus datang ke kandang Indonesia dengan kekalahan dari Bahrain di rumah sendiri.
3. Komposisi Pemain Banyak Berubah
Alasan ketiga mengapa Indonesia bisa mendapatkan minimal satu poin dari Australia di laga ini adalah, karena komposisi pemain Skuat Garuda yang kini banyak mengalami perubahan. Pasca pertemuan terakhir kedua kesebelasan, Pasukan Merah Putih kedatangan banyak amunisi baru yang semakin membuat permainan Indonesia berwarna.
Nama-nama berkualitas seperti Jay Idzes, Calvin Verdonk, Maarten Paes, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen menjadi kekuatan baru di tubuh tim. Tentu saja komposisi ini berbeda dengan skuat Garuda yang dibabat empat gol sebelumnya.
Positifnya lagi, dengan adanya tambahan amunisi baru ini, pola permainan Timnas Indonesia menjadi lebih matang dan berkembang, serta berpotensi untuk bisa mendapatkan minimal satu poin dari sang lawan.
Nah, dengan tiga alasan tersebut di atas, kita bisa menjadi semakin optimis ya Pasukan Merah Putih bisa mendapatkan poin saat menjamu socceroos nanti.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dikalahkan Mali, Indra Sjafri dan Anak Asuhnya Belum Juga Belajar dari Kesalahan Terdahulu
-
Kembali Jebol Lewat Sundulan, Mengapa Tim yang Diasuh Indra Sjafri Lemah di Bola-Bola Atas?
-
Uji Coba Pertama Kontra Mali, Ada yang Kurang di Lini Tengah Timnas Indonesia SEA Games
-
Daftar 3 Pemenang FIFA Puskas Award Paling Underrated, Rizky Ridho Bisa Jadi Selanjutnya!
-
Langsung kepada FIFA, Evandra Florasta Ucap Pesan Perpisahan Pasca Tersingkir dari Piala Dunia
Artikel Terkait
-
Bek Australia: Suporter Timnas Indonesia Sepele
-
Perbandingan Harga Pasar Jay Idzes vs Mees Hilgers, Pemain FC Twente Lebih Mahal, Yakin Lebih Handal?
-
Malaysia Pamer Ranking FIFA Lagi Setelah Sukses Kalahkan Lebanon 1-0
-
Jelang Timnas Indonesia vs Australia, Shin Tae-yong Cek Sendiri Rumput Stadion GBK
-
Peningkatan Ranking FIFA Timnas Indonesia Membuat Vietnam Khawatir Disalip
Hobi
-
Runner Up Kumamoto Masters 2025: Gregoria Mariska Tunjung Tetap Bersyukur
-
Skuad Australian Open 2025: Indonesia Kirim 13 Wakil Demi Buru Gelar
-
Dikalahkan Mali, Indra Sjafri dan Anak Asuhnya Belum Juga Belajar dari Kesalahan Terdahulu
-
Rizky Ridho Perpanjang Kontrak dengan Persija Jakarta, Tutup Pintu Aboard?
-
Tunjuk Ivar Jenner Jadi Kapten, Indra Sjafri Pertimbangkan Banyak Hal?
Terkini
-
Bullying dan Kelas Sosial: Anak Miskin Lebih Rentan Jadi Target
-
Kasus SMPN 19 Tangsel Jadi Pengingat Keras: Bullying Nggak Pernah Sepele
-
Dukung Ekosistem Kampus, Alumni FISIP Unsoed Inisiasi 'Investasi Kolektif' Kafe dan Bentuk Yayasan
-
Ditodong Boiyen, Rafael Tan Akui Tak Punya Target Nikah dan Lebih Berserah
-
Pagi, Siang, atau Malam? Cari Tahu Kapan 'Jam Emas' Otakmu Bekerja Paling Optimal Buat Belajar