Awalan manis didapatkan oleh Timnas Indonesia U-20 di laga perdana babak Kualifikasi Piala Asia U-20. Bertarung melawan Maladewa di pertandingan pembuka, Pasukan Muda Merah Putih berhasil menyelesaikan laga itu dengan hasil maksimal.
Dilansir laman Suara.com (25/9/2024), anak asuh coach Indra Sjafri tersebut mengggulung sang lawan dengan skor empat gol tanpa balas. Dari laman yang sama diinformasikan, empat gol kemenangan tuan rumah, disumbangkan oleh Aditya Warman pada menit ke-52, kemudian Figo Dennis di menit ke-54, Toni Firmansyah pada menit ke-57 dan ditutup oleh Jens Raven pada menit ke-66.
Namun sayangnya, meskipun sukses berpesta gol ke gawang Maladewa, namun secara permainan, Pasukan Garuda Muda masih menyisakan sebuah permasalahan klasik di lini tengah.
Sektor lini tengah yang selama ini dikenal sebagai dapur pacu permainan sebuah tim sepak bola, setidaknya masih memiliki satu permasalahan klasik, yakni keratifitas permainan yang kurang berkembang.
Menyadur laman transfermarkt.com, pada awal laga, coach Indra memainkan Aditya Warman dan Toni Firmansyah dalam skuat. Namun sayangnya, duo dapur pacu Timnas Indonesia U-20 ini tak bisa menampilkan kreatifitas seperti yang diharapkan dari awal laga hingga berakhirnya babak pertama.
Melawan Maladewa yang menampilkan permainan grendel dan bertahan total, barisan penyerangan Pasukan Muda Merah Putih tak mampu bermain kreatif. Serangan-serangan yang cenderung monoton dari sayap, dengan baik bisa diantisipasi oleh para pemain Maladewa yang bergerombol di area pertahanan sendiri.
Hal ini juga diperparah dengan lemahnya finishing para pemain Garuda Muda. Jika kita melihat unggahan video di platform vidio.com pada Rabu (25/9/2024), terlihat barisan tengah Indonesia sering terlambat dalam melakukan follow-up penetrasi para penyerang sayap Indonesia.
Alhasil, bola-bola cut back yang seharusnya menjadi makanan empuk para pemain yang beroperasi di second line, terbuang percuma dan tak menghasilkan gol seperti yang diharapkan.
Beruntungnya permasalahan ini berhasil dipetakan dengan baik oleh Indra Sjafri. Menyadari lini tengah timnya bermain kurang kreatif, monoton dan sering telat dalam melakukan follow-up bola-bola sodoran dari sayap, sang pelatih melakukan pergantian beberapa pemain sekaligus.
Dan yang paling terlihat adalah, keberadaan Figo Dennis, yang sukses menutupi kelemahan lini tengah Timnas Indonesia. Figo Dennis yang masuk sebagai pemain pengganti, berhasil menutupi kelemahan lini tengah Indonesia yang lemah dalam memanfaatkan bola-bola cut back dari sayap, dan sukses mencetak gol dari skema second ball yang sebelumnya selalu terbuang percuma di menit-menit sebelumnya.
Semoga saja di pertandingan berikutnya, lini tengah Indonesia bisa lebih kreatif serta tajam dalam memfollow-up umpan dari sayap, ya!
BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
SEA Games 2025 dan Potensi Main Mata Malaysia-Vietnam untuk Singkirkan Pasukan Garuda Muda
-
Meski Sukses di Kanada, John Herdman Tak Cocok untuk Melatih Timnas Indonesia! Tahu Alasannya?
-
Filipina U-22, SEA Games 2025 dan Potensi Besar Pengulangan Rekor The Azkals di Piala AFF 2010
-
Sudah Korbankan 4 Hal Penting Ini, Timnas Indonesia Sama Sekali Tak Pantas Kalah dari Filipina!
-
SEA Games 2025 dan 3 Alasan Absennya Marselino adalah Kehilangan Besar bagi Garuda Muda
Artikel Terkait
Hobi
-
SEA Games 2025 dan Potensi Main Mata Malaysia-Vietnam untuk Singkirkan Pasukan Garuda Muda
-
Meski Sukses di Kanada, John Herdman Tak Cocok untuk Melatih Timnas Indonesia! Tahu Alasannya?
-
Filipina U-22, SEA Games 2025 dan Potensi Besar Pengulangan Rekor The Azkals di Piala AFF 2010
-
Yakob Sayuri Jadi Korban Rasisme, PSSI Didesak Ambil Tindakan Tegas!
-
Indra Sjafri Ungkap Biang Kerok Kekalahan Memalukan atas Filipina, Ada Apa?
Terkini
-
Ulasan Buku "Brothers", Kenangan Kecil untuk Mendiang Sang Adik
-
Intip Sinopsis Film Timur yang Gaet Penjual Burger untuk Perankan Prabowo
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
4 Rekomendasi Body Lotion Kolagen, Bikin Kulit Tetap Kenyal dan Glowing!
-
Merantau: Jalan Sunyi yang Diam-Diam Menumbuhkan Kita