Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Agus Siswanto
Transfer of Knowledge di antara pelatih timnas Indonesia menjadi kunci keberhasilan timnas Indonesia semua level tembus Asia. (pssi.org)

Di tengah merosotnya prestasi timnas Malaysia belakangan ini, Indonesia justru mengalami lonjakan prestasi luar biasa. Di tahun ini, 4 level timnas Indonesia lolos ke Piala Asia. Sebuah prestasi yang mungkin saja sulit dicapai Malaysia dalam waktu dekat.

Sukses ini mengundang decak kagum dari Tunku Ismail, petinggi klub terbesar Malaysia, Johor Darul Tadzim (JDT).

“Misalnya, Erick Thohir punya uang, pengetahuan, kontak internasional sepak bola Indonesia dalam proyek infrastruktur sepak bola, liga, dan tim nasionalnya,” ungkap Tunku Ismail dilansir dari makanbola.com, Minggu (3/11/2024).

Dalam ulasannya petinggi JDT ini mengagumi pencapaian Erick Thohir sejak menjabat Ketua Umum PSSI pada Februari 2023. Prestasi demi prestasi diukir untuk sepak bola Indonesia melalui timnasnya.

Dua prestasi yang disebut adalah  mengakhiri puasa gelar di cabang sepak bola SEA Games. Erick berhasil membawa medali emas untuk Indonesia setelah prestasi terakhir 32 tahun yang lalu.

Demikin pula di ajang Piala Asia U-23 2024 pada bulan April lalu. Timnas Indonesia U-23 dalam partisipasi pertamanya mampu lolos babak semifinal. Bahkan nyaris turun di Olimpiade Paris 2024.

Pujian diberikan pula terkait Pembangunan infrastruktur. Salah satu di antaranya adalah pembangaunan pemusatan latihan Tim Garuda baru di Ibu Kota Nusantara (IKN). Program ini kolaborasi anatar program FIFA Forward dan pemerintah Indonesia.

Tunku Ismail sendiri kini menjadi sosok yang tengah jadi perbicangan di Malaysia. Petinggi JDT ini diharapkan semua pihak untuk mau menjabat sebagai Ketua FAM (PSSI-nya Malaysia). Mereka menganggap sosok satu ini akan mampu mengangkat persepakbolaan Malaysia di kancah internasional.

Dalam ajang Asia terakhir, Malaysia kembali menuai hasil minor. Timnas Malaysia U-17 harus gigit jari. Mereka gagal lolos putaran final Piala Asia U-17 2025 karena gagal dalam kualifikasi. Mereka hanya mampu mengumpulkan nila1 hasil seri melawan Laos.

Demikian pula di level yang lain. Harimau Malaya gagal bersinar. Bahkan untuk urusan mencari lawan dalam FIFA Matchday pun mereka kesulitan. Sehingga untuk agenda FIFA Matchday bulan ini, mereka hanya akan berhadapan dengan timnas Laos.

Sementara itu, agenda timnas Indonesia menumupuk di semua level. Boleh dibilang tidak ada waktu kosong bagi timnas untuk menjalani laga-laga penting.

BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Agus Siswanto