Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (instagram @republikindonesia)

Pasca kembalinya mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong ke Korea Selatan yang merupakan tanah kelahirannya, polemik pemecatan atas dirinya tak juga segera mereda.

Setelah beberapa kali dihantam dengan berita yang tak sedap terkait kebijakan saat menjadi pelatih, kali ini muncul tudingan baru yang menyatakan bahwa dirinya menggunakan buzzer alias pendengung di berbagai media sosial untuk kepentingannya.

Hal ini disampaikan oleh Slovenia Istiani dan Budi Setiawan yang berasal dari Analisis Medsos Drone Emprit beberapa waktu lalu. 

“Setelah kami telusuri dari tagar-tagar tersebut, memang di kedua tagar yang menonjolnya STY-out dan STY-stay ini, dua-duanya memiliki buzzer sendiri,” ujarnya sepertimana dilansir laman Suara.com (30/1/2025).

"Dari riset ini membuktikan tagar #STYstay itu menggunakan buzzer. Hasil riset ini hampir sama dengan riset Football institute yang menyebutkan ada kepentingan lain di luar sepak bola," tambah Budi Setiawan dilansir dari sumber yang sama.

Namun sayangnya, analisis dan data yang dipaparkan oleh Analisis Medsos Drone Emprit tersebut sangat berbeda dengan kondisi real yang ada di lapangan. Pasalnya, dalam beberapa survey terbuka yang lebih kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan, khalayak ramai justru merasa puas dengan kinerja dari mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut.

Seperti misal, jika kita melihat hasil survey di laman goodstats (7/1/2025), di sana tertera data yang menyatakan bahwa 61,7 persen publik merasa puas dengan kinerja dari Shin Tae-yong. Penilaian positif dari publik ini bahkan masih bisa bertambah persentasenya, karena dalam survey tersebut, juga terdapat 18,5 persen responden yang menyatakan mereka sangat puas dengan apa yang dilakukan oleh STY.

Sementara itu, sampel kedua terkait survey ini juga bisa kita dapatkan di laman katadata.co.id. Pada hasil survey yang dipublikasikan pada tanggal 16 Januari 2025 lalu tersebut, 60,5 persen responden menyatakan bahwa mereka puas dengan kinerja STY.

Tambahan hasil positif juga ditunjukkan oleh 15,6 responden lainnya, di mana mereka juga menyatakan sangat puas dengan hasil melatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia beberapa tahun belakangan ini.

Dengan tingkat kepuasan yang melebihi angka 60 persen tersebut, tentunya akan sangat mungkin pendengung-pendengung yang menginginkan STY untuk tetap melatih adalah akun-akun media sosial organik, bukan para bot sepertimana yang disampaikan oleh Budi Setiawan atau Slovenia Istiani dan lembaga risetnya.

Karena apa? Tentu saja karena ketika ada pihak yang memuaskan dalam melakukan suatu pekerjaan, khalayak ramai akan memberikan dukungan kepada pihak tersebut tanpa harus diminta bukan?

M. Fuad S. T.