Kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam dirumorkan tak masuk ke dalam rencana pemanggilan ke timnas Indonesia oleh Patrick Kluivert.
Melansir dari laman berita suara.com (09/03/2025), pemain asal klub Thailand, Port FC ini memang sempat dirumorkan tak dipanggil ke timnas Indonesia demi kepentingan taktik dan kebutuhan pelatih jelang laga kontra Australia dan Bahrain di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 round 3 zona Asia.
Namun, tak dipanggilnya mantan pemain Ansan Greeners tersebut memang dipastikan akan menimbulkan beberapa kerugian bagi timnas Indonesia.
Meskipun kini jarang dimainkan di skuad timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam dianggap sebagai salah satu pemain sentral di skuad timnas Indonesia. Berikut ini adalah 3 kerugian yang bisa diperoleh timnas Indonesia jika tak sertakan Asnawi Mangkualam di skuadnya.
Performa yang Cukup Baik di Klub
Selama musim 2024/2025, Asnawi Mangkualam dianggap sebagai salah satu pemain yang memiliki performa cukup baik di liga Thailand atau Thai Super League.
Menyadur laman transfermarkt.co.id, Asnawi Mangkualam sudah bermain sebanyak 21 kali bersama Port FC di musim ini dan mencetak 1 gol serta 1 assist.
Dirinya juga beberapa kali masuk Team of The Week di Thai Super League dalam beberapa gameweek.
Hal ini tentu dapat memberikan persepsi bahwa performa sang pemain memang cukup baik bersama klub dan bisa menular ke timnas Indonesia.
Namun, Asnawi Mangkualam kemungkinan tetap tak masuk ke dalam rencana taktik Patrick Kluivert jelang laga kontra Australia dan Bahrain.
Pemain yang Cukup Versatile
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Asnawi Mangkualam adalah sang pemain merupakan salah satu punggawa timnas Indonesia yang cukup versatile atau bisa dimainkan di banyak posisi di skuad garuda.
Asnawi Mangkualam tercatat bisa dimainkan di posisi bek kanan, gelandang bertahan, winger kanan dan bek kiri. Hal ini tentunya akan menyebabkan kerugian jika dirinya sampai tak dipanggil ke timnas Indonesia guna menjaga kedalaman skuad.
Salah Satu Pemain Berpengalaman di Timnas
Sejauh ini Asnawi Mangkualam dianggap sebagai pemain yang memiliki jam terbang cukup banyak di skuad garuda.
Tercatat, dirinya sudah memiliki 48 caps bersama timnas Indonesia dan telah mencetak 2 gol sejauh ini.
Tentunya kondisi ini sejatinya bisa digunakan dalam memberikan masukan di ruang ganti pemain dan sebagai sosok leadership bagi para pemain.
Nah, itulah beberapa kerugian yang bisa diperoleh timnas Indonesia jika nantinya tak memanggil Asnawi Mangkualam.
Baca Juga
-
Media Vietnam Heran Indonesia Berpotensi Ungguli Portugal di Piala Dunia U-17 2025
-
AFF Cup U-23: 3 Pemain Keturunan Belanda yang Bisa Perkuat Timnas Indonesia U-23
-
Tampil Buruk, Posisi Ernando Ari di Timnas Indonesia Rawan Digeser oleh 2 Nama Ini
-
Ironi Sandy Walsh: Kian Terpinggirkan di Klub, Peluang di Timnas Indonesia Kecil?
-
Sejarah Hari Buruh atau Mayday, Kenapa Selalu Diperingati Setiap 1 Mei?
Artikel Terkait
-
Rafael Struick Menghilang 2 Bulan Jelang Bela Timnas Indonesia
-
Bela Timnas Indonesia, Eliano Reijnders Curhat Soal Kegagalan
-
Ciro Alves Naturalisasi, tapi Dua Hal Ini Bisa Hambat Dirinya untuk Bersaing di Skuat Garuda
-
Rusia Ngebet Lawan Timnas Indonesia, Anak Buah Vladimir Putin Buka Suara
-
Rekam Jejak Johnny Jansen, Pernah Sindir Shin Tae-yong kini Bakal Latih Bali United
Hobi
-
Meski Gagal Juara di Musim Debutnya, Pratama Arhan Sudah Bergabung dengan Klub yang Tepat
-
Mentereng di MotoGP Jerez 2024, Yamaha Bakal Bawa Kejutan Lagi ke Le Mans
-
Ciro Alves Naturalisasi, tapi Dua Hal Ini Bisa Hambat Dirinya untuk Bersaing di Skuat Garuda
-
3 Faktor Jay Idzes Bisa Jadi Bintang Baru di San Siro Jika Gabung AC Milan
-
Perjuangan Maksimal Fikri/Daniel di Sudirman Cup 2025, Sumbang Poin Penting
Terkini
-
5 Antagonis dengan Akhir Tragis di Sejarah Anime, Bikin Penggemar Puas!
-
Garuda di Dadaku: Dari Film Realistis ke Animasi Fantastis, Ini Bocoran Serunya!
-
Masuk Era Baru, NCT Dream Umumkan Comeback hingga Konser di Bulan Juli
-
Ulasan Novel Savanna dan Samudra, Kisah Romansa Pramusaji di Sebuah Kafe
-
Outsourcing: Antara Janji Manis Pemerintah dan Realita Pahit Pekerja