Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rana Fayola R.
Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Korea Selatan di Piala Asia U-17 (the-afc.com)

Berhadapan dengan lawan yang memiliki reputasi lebih besar bisa berpengaruh buruk terhadap mentalitas para pesepak bola. Oleh karena itu, aspek psikologi adalah salah satu persiapan krusial yang perlu dipersiapkan menuju pertandingan.

Bahkan apabila gentar sebelum bertarung, terkadang performa pemain di atas lapangan bakal ikut terkena imbas. Wajar jika saat ini mental penggawa skuad Garuda turut menuai perhatian penuh. Kabar baiknya, mentalitas ‘anti banting’ Timnas Indonesia sudah mulai terbentuk dan terbangun lebih kokoh.

Bukan hanya untuk level senior, melainkan juga di kelompok junior. Terbukti dari daya juang pasukan Merah Putih dalam panggung Piala Asia U-17 2025. Bertemu lawan sekuat Korea Selatan, Matthew Baker dkk terus tampil ngotot di sepanjang pertandingan dan berupaya memberikan perlawanan penuh walau sering ditekan.

Tak sia-sia, sebuah kemenangan bersejarah akhirnya kembali dicatatkan Garuda Muda usai Evandra Florasta menjebol gawang Taeguk Warrior muda di detik-detik akhir laga. Kokohnya faktor internal ini turut menjadi sorotan Muhammad Kusnaeni, salah satu pengamat sepak bola tanah air yang telah malang melintang.

"Kunci kemenangan Indonesia U-17 adalah mental bertanding yang positif. Para pemain tidak takut menghadapi lawan yang punya reputasi besar,” ujarnya sebagaimana diungkap Antara News, Sabtu (5/4/2025).

Ia menambahkan, “Setiap lawan tentu harus dihadapi dengan caranya sendiri. Taktik defend-counter cukup efektif lawan Korea Selatan. Tetapi, laga berikutnya lawan Yaman dan Afganistan tentunya akan disikapi berbeda pula oleh pelatih.”

Melihat catatan statistik, Timnas Indonesia memiliki 32 persen penguasaan bola dengan dua tembakan tepat sasaran dari total keseluruhan sebanyak lima tembakan. Di sisi lain, Korea Selatan menunjukkan keperkasaan lewat dominasi 68 penguasaan bola.

Walau menciptakan 21 tembakan, hanya tiga di antaranya yang shoot on target. Finishing lawan yang terbilang buruk ini jadi keuntungan tersendiri bagi anak asuhan pelatih Nova Arianto.

Pertandingan hari ini sangat-sangat sulit, tapi alhamdulillahnya kita bisa berhasil menahan gempuran serangan dari Korea dan alhamdulillah di menit akhir kita mendapatkan penalti dan bisa memaksimalkan gol itu," ungkap Evandra Florasta, pencetak gol semata wayang yang mengantar kemenangan untuk Indonesia.

Namun di balik tiga poin penuh yang berhasil diamankan, tentunya ada beberapa pekerjaan rumah bagi Timnas Indonesia. Dengan evaluasi dan pembenahan usai laga, diharapkan mereka bisa tampil lebih maksimal pada pertandingan mendatang. Utamanya adalah melanjutkan tren positif di fase grup Piala Asia U-17 2025 ini.

Berkaca pada Timnas U-23, Skuad Timnas U-17 Bisa Ikut Torehkan Sejarah Baru?

Bicara tentang mengalahkan Korea Selatan, tentu ada momen tak terlupakan bagi seluruh pecinta Timnas Indonesia. Tepat satu tahun yang lalu, Timnas U-23 juga berhasil menaklukkan Korea Selatan di panggung Piala Asia. Kemenangan saat itu terasa lebih mengharukan karena Garuda Muda yang masih dipimpin oleh Shin Tae-yong, juru taktik asal Negeri Ginseng tersebut.

Sejak awal bertanding dengan status sebagai debutan, Nathan Tjoe-A-On dkk sempat diremehkan. Namun siapa sangka, justru Indonesia berhasil memberikan kejutan dan sajian penampilan gemilang sepanjang kompetisi. Tak tanggung-tanggung, Indonesia sampai berhasil menembus babak semifinal.

Ini adalah salah satu ‘adegan’ yang paling menggembirakan dalam sejarah kebangkitan sepak bola tanah air. Sekarang, Timnas U-17 juga punya peluang yang serupa untuk mencapai kejayaan dalam Piala Asia U-17 2025.

Masih ada dua pertandingan tersisa dengan menghadapi Yaman dan Afghanistan. Tentu menarik dinantikan bagaimana skuad asuhan Nova Arianto meneruskan perjalanannya mewujudkan target dan mimpi besar yang diusung.

Rana Fayola R.