Matchday kedua grup C gelaran Piala Asia U-17 berhasil dilewati dengan baik oleh Timnas Indonesia. Berhadapan dengan Yaman yang tengah dalam konfidensi tinggi pasca memenangi laga melawan Afghanistan di pertarungan pembuka, Putu Panji dan kawan-kawan berhasil membombardir jala gawang sang lawan.
Menyadur laman AFC, pada laga yang berlangsung di Prince Abdullah Al-Faisal Stadium, Jeddah, Arab Saudi tersebut, Pasukan Muda Merah Putih berhasil menggelontorkan empat gol berbala satu lesakan.
Dari laman yang sama diinformasikan, empat gol yang membuat Indonesia kembali berjaya di laga kedua ini dilesakkan oleh Zahaby Gholy pada menit ke-15, Fadly Alberto Hengga pada menit ke-25 dan brace dari motor serangan Timnas Indonesia, Evandra Florasta di menit ke-87 dan 89.
Sementara satu-satunya gol balasan dari Yaman, diciptakan oleh Mohammed Al-Garash melalui titik penalti pasca wasit Abdullo Davlatov asal Tajikistan menyatakan pelanggaran yang dilakukan oleh kapten Putu Panji terjadi di petak penalti Indonesia.
Selain karena perjuangan dan kerja keras para pemain di lapangan, kemenangan telak Indonesia atas Yaman ini juga tak lepas dari kontra strategi yang dimainkan oleh Nova Arianto.
Bukan hanya ketika laga berjalan, asisten pelatih dari Shin Tae-yong tersebut bahkan sudah menetapkan strategi perlawanan terhadapi permainan Yaman, sebelum pertandingan dimulai.
Seperti misal, semenjak permainan dimulai, Nova Arianto sudah mengantisipasi gaya permainan Yaman yang lebih "menunggu" tim lawan untuk menyerang dan memanfaatkan kelengahan lawannya.
Pakem pemainan dari Yaman ini bahkan sudah mendapatkan korban, ketika Afghanistan di laga pertama lalu, berhasil mereka counter karena terpancing untuk bermain terbuka dan meninggalkan celah pertahanan untuk bisa dimanfaatkan.
Untuk mengantisipasi hal ini, coach Nova menginstruksikan kepada para pemainnya untuk tak bermain menyerang secara frontal. Menurunkan formasi 3-4-3 simple sepertimana yang diajarkan oleh sang mentor, coach Nova meminta anak asuhnya untuk tetap bermain bertahan, namun menjaga ritme permainan tak terlalu lambat seperti saat melawan Korea Selatan.
Hasilnya pun cukup baik di babak pertama. Yaman yang semula menunggu pemain Indonesia untuk melakukan serangan, justru terpancing untuk menyerang dan pada akhirnya harus beberapa kali merasakan counter dari para penggawa Garuda Muda yang sukses mentransisikan tempo permainan menjadi lebih cepat.
Pun demikian halnya ketika memasuki babak kedua. Dengan asumsi tertinggal dua gol, coach Nova memprediksikan bahwa Yaman U-17 akan tampil lebih menyerang di paruh kedua pertarungan.
Dan memang benar apa yang diperkirakan oleh coach Nova. Untuk mengantisipasi bombardir serangan yang akan dilakukan oleh Yaman, mantan pemain Persib Bandung tersebut membuat dua pergantian pemain yang cukup jitu.
Yang pertama, dirinya memasukkan Fandi Ahmad, pemain sayap yang punya tipikal bermain agak masuk ke lapangan tengah untuk menggantikan Fadly Alberto Hengga yang lebih bermain menyisir, dan yang kedua coach Nova memasukkan Rafi Rasyiq yang memiliki keunggulan dalam hal positioning dan off the ball movement untuk menggantikan Zahaby Gholy.
Pergantian ini tentunya cukup mengundang tanda tanya. Pasalnya, kedua pemain ini adalah penyumbang dua gol bagi keunggulan Indonesia di babak pertama.
Namun pada akhirnya, tanda tanya itu pun berganti menjadi sebuah decak kagum. Pasalnya, dengan tipikal Fandi Ahmad yang kerap beroperasi di tengah, membuat lini tengah Indonesia menjadi lebih padat dan membuat para pemain Yaman semakin kesulitan untuk menembusnya.
Pun demikian dengan Rafi Rasyiq. Dengan kemampuan off the ball-nya yang baik, dirinya menjadi katalisator gol ketiga Indonesia melalui titik penalti, di mana pergerakannya yang "berkeliaran" di sekitaran lini pertahanan Yaman, membuat pemain lawan melakukan blunder berujung hukuman 12 pass.
Ternyata, coach Nova memang sejenius itu ya dalam mempersiapkan laga melawan Yaman kali ini!
Baca Juga
-
Di Balik Kalungan Medali Emas SEA Games 2025, Ada Kisah Pertobatan Federasi Sepak Bola Vietnam
-
Hattrick Medali Perak SEA Games, Thailand Geser Indonesia dari Julukan Menyakitkan Ini!
-
Ironisme PSSI, Semua Syarat Pelatih Anyar Ternyata Sudah Dipenuhi oleh STY yang Mereka Pecat!
-
Nama John Herdman Mengemuka untuk Latih Timnas, Bakal Jadi Patrick Kluivert Jilid II?
-
Semakin Dekat ke Timnas Indonesia, 3 Gaya Melatih John Herdman Ini Ternyata Mirip dengan STY!
Artikel Terkait
-
Mantan Anak Buah Shin Tae-yong Dipuji usai Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia U-17 2025
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Ironi Belanda Gagal ke Piala Dunia U-17 2025 Setelah Pemainnya Banyak Dinaturalisasi Indonesia
-
Taktik Nova Arianto: Bukti Warisan STY Masih Ada di Timnas Indonesia
-
Lolos ke Piala Dunia U-17 2025, Timnas Indonesia U-17 Sukses Cetak Sejarah!
Hobi
-
8 Keunggulan Samsung Galaxy Tab A11+, Tablet Rp3 Jutaan untuk Keluarga dan Anak
-
Di Balik Kalungan Medali Emas SEA Games 2025, Ada Kisah Pertobatan Federasi Sepak Bola Vietnam
-
Media Belanda Ungkap Calon Tunggal Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman?
-
PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
-
Sama-sama Gagal, Ini Beda Nasib Timnas Putri dan Putra di SEA Games 2025
Terkini
-
Perempuan Bergamis Putih di Sudut Toko
-
Misteri Mahoni Tua: Penampakan Sosok Putih di Malam Sebelum Tragedi
-
Prilly Latuconsina Buka-Bukaan Soal Bisnis Kapalnya: Untung Rugi Naik Turun Bak Main Saham!
-
3 Film Korea yang Dibintangi Park Hae Soo di 2025, Wajib Ditonton!
-
Jalan Pulang yang Terhenti, Saat Motor Mendadak Mati di Tengah Kebun Tebu