Akan memasuki usia 28 tahun, Calvin Verdonk merasa dirinya tak benar-benar memiliki impian. Langkah baru ke kompetisi luar negeri tengah santer dikaitkan dengan bek andalan Timnas Indonesia itu.
Melansir laporan Forza NEC, ia berkata, “Saya mulai menjadi pemain sepak bola yang cukup tua. Saya penasaran untuk melihat apakah saya bisa bertahan di kompetisi top-5. Saya rasa saya tidak bisa menangani Liga Primer.”
Verdonk menilai bahwa semua berjalan begitu cepat dan kekuatan fisik sangat diperlukan di banyak pertandingan. “Mungkin di Bundesliga. Saya tidak begitu mengenal Serie A,, tetapi saya rasa sejumlah pemain dari tim kami dapat bersaing di sana. Mungkin La Liga, tidak banyak pemain Belanda yang bermain di sana, terutama di klub-klub kecil,” tambahnya.
Pada musim dingin ini, sejatinya PSV disebut-sebut memiliki ketertarikan khusus untuk mendatangkan Verdonk. Walaupun sempat mempunyai kenangan manis bersama Feyenoord, sang pemain merasa tak masalah dengan langkah itu.
Dibanding Vitesse, Ajax atau PSV dinilai bisa menjadi tempat pelabuhan yang bagus. Verdonk sendiri tumbuh bersama Feyenoord. Seluruh keluarganya pun mendukung klub tersebut.
“Tetapi saya sendiri tidak banyak terlibat dengan klub itu. Saya mendukung klub itu. Kami tidak bisa hanya menjadi juara, jadi saya berharap Feyenoord yang menjadi juara, tetapi jika saya bisa melangkah seperti itu, saya ingin melakukannya,” imbuh pemain yang juga akrab disapa Luppy ini.
Oleh karenanya, petualangan baru di negara Eropa Selatan termasuk pilihan yang paling jelas. Nahas, saat mencoba di Portugal, ia tak bisa menemukan keberhasilan yang diinginkan. Ada banyak orang di Amerika Selatan yang hampir tidak bisa menggunakan bahasa Inggris, dan membuat Verdonk cukup kesulitan dalam beradaptasi atau membiasakan diri.
Ungkap Candaan Rekan Satu Tim usai Gabung Timnas Indonesia
Keputusan bergabung ke dalam skuad Timnas Indonesia termasuk sesuatu yang disyukuri oleh penggemar sepak bola tanah air. Lantaran Calvin Verdonk memang memberikan kontribusi yang nyata, dan sejauh ini; dirinya menjadi salah satu aktor yang membawa pasukan Merah Putih terbang semakin tinggi mendekati panggung Piala Dunia 2026.
Bicara tentang Indonesia, Verdonk membagikan fakta bahwa ayahnya lahir di Nusantara. Kemudian ketika mantan pelatih Shin Tae-yong datang menyaksikan pertandingan Thom Haye melawan SC Heerenveen tahun lalu, mereka mulai berhubungan. Dari situlah awal mula atau pintu bagi Verdonk kian terhubung dengan skuad Garuda.
“Saya mulai semakin sering menerima pesan di media sosial. Lalu saya mulai memikirkannya. Anda juga melihat semakin banyak anak laki-laki pergi ke sana. Saya melihat bahwa mereka juga akan bermain untuk sesuatu dan itu juga sangat penting. Aneh sekali di sana. Orang-orang itu benar-benar tergila-gila pada sepak bola. Ada banyak orang yang tinggal di sana, hampir 300 juta,” ungkapnya.
Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sudah tak perlu diragukan lagi. Wajar jika nama Verdonk terus mengharum seiring dengan perjuangan kerasnya dalam membuat bangga nama Timnas Indonesia di kancah internasional.
Hal tersebut juga menjadikan Calvin Verdonk bak bintang sejati dan sulit untuk berjalan-jalan dengan normal selama pertandingan internasional. Ia mengaku pernah bertemu seorang teman untuk minum kopi di sebuah pusat perbelanjaan. Seharusnya hanya membutuhkan waktu lima menit berjalan kaki, perjalanan justru menghabiskan durasi hingga 45 menit.
Di sisi lain, postingan Instagram NEC Nijmegen juga dipenuhi suporter asal Indonesia yang menyemangati Verdonk. Rekan satu timnya pun sempat melemparkan candaan tentang hal tersebut.
“Mereka berkata: Kita tidak perlu lagi melihat apa yang dikatakan orang-orang Nijmegen, karena kita tidak melihat apa pun lagi. Tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya’,” demikian penjelasan Verdonk.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Persija Jakarta Bertekad Kudeta Empat Besar, Konsistensi Jadi Tantangan?
-
PS Barito Putera Merana, Persis Solo Sukses Unjuk Gigi di Banjarbaru
-
Persib Bandung Siap Lanjutkan Kerja Keras Demi Back to Back Juara
-
Beban Berat Jay Idzes, Venezia FC di Ambang Jurang Degradasi Serie A
-
Uzbekistan Juarai Piala Asia U-17, Timnas Indonesia Bisa Ikuti Jejaknya?
Artikel Terkait
-
Bahaya! Dua Kelemahan Sepak Bola Indonesia Terbongkar, PSSI Bisa Apa
-
Rafael Struick Tenggelam, 3 Pemain Keturunan Indonesia Bisa Jadi Pengganti
-
Rafael Struick Ditendang vs Adelaide United, Brisbane Roar Kini Diamuk Netizen Indonesia
-
Jay Idzes: Bukan Urusan Orang Lain!
-
Eliano Reijnders Dikabarkan Gabung Klub Selangor FC, Ini 3 Kerugiannya!
Hobi
-
Forza Horizon 5 Siap Hadir di PS5! Tandai Perubahan Besar Xbox
-
Dirumorkan Dinaturalisasi, Dean Zandbergen Bisa Geser 3 Nama Ini di Timnas Indonesia
-
Venezia di Ambang Degradasi, Waktunya Jay Idzes untuk Realisasikan Mimpi Bermain di Klub Besar?
-
Rusia Tantang Indonesia dalam Laga Persahabatan, Apakah Dapat Poin FIFA?
-
Bagi Penggemar Timnas Indonesia, Manchester United Mungkin Sudah Tak Seistimewa Dulu Lagi
Terkini
-
Jalan Juang Ki Hadjar Dewantara: Dari Politik ke Pendidikan
-
Review Film Ziarah: Perjalanan Mbah Sri Menyusuri Luka dan Harapan
-
Menyesuaikan Diri Terhadap Perubahan Hidup dalam Buku "Adaptasi"
-
Gema Dewantara Menyuarakan Politik Bangsa dalam Jiwa Pendidikan
-
Khawatir Gegar Otak, Raffi Ahmad Langsung Jalani CT Scan Usai Jatuh dari Punggung Sapi Seberat 1 Ton