Jelang berakhirnya Liga 1 Indonesia musim kompetisi 2024/2025, bursa transfer pemain dalam negeri mulai bergeliat dan hangat.
Klub-klub kontestan, baik yang mengalami performa buruk maupun yang bermain apik, kembali mencari target buruan untuk memperbaiki kualitas tim mereka di musim mendatang.
Salah satu klub yang belakangan ini tengah gencar melakukan beragam manuver untuk memperkuat skuatnya adalah, Persib Bandung.
Meskipun belum terkonfirmasi secara resmi, klub berjuluk Pangeran Biru tersebut dikaitkan dengan salah satu pemain keturunan Indonesia-Spanyol yang kini membela klub Malaysia, Johor Darul Takzim.
Sepertimana dilansir laman Suara.com (21/4/2025), pemain belakang berusia 33 tahun tersebut digadang-gadang akan merapat ke laskar Pangeran Biru di musim mendatang.
Hal ini tak lepas dari belum jelasnya masa depan sang pemain bersama klub kaya asal negeri jiran tersebut.
Berdasarkan laman transfermarkt.com, Jordi Amat yang akan mengakhiri kontraknya bersama JDT pada 31 Mei 2025 mendatang, hingga sejauh ini belum mendapatkan sodoran perpanjangan kontrak dari klub penguasa liga utama Malaysia itu.
Di sisi Jordi Amat, jika nantinya ada klub Indonesia yang menawarkan perpindahannya ke Liga 1 Indonesia, baik itu dari Persib Bandung maupun dari klub lain, sejatinya itu adalah peluang yang cukup bagus.
Setidaknya, ada dua alasan yang membuat Jordi harus menerima pinangan klub dalam negeri, jika benar mereka menginginkan jasa sang pemain.
Kira-kira apa saja ya? Mari kita ulas bersama!
1. Kualitas yang Mulai Menurun
Alasan pertama mengapa Jordi Amat harus memikirkan untuk menerima pinangan dari klub-klub yang berasal dari Liga 1 Indonesia adalah, karena kualitas dari sang pemain yang mulai menurun.
Diakui ataupun tidak, dengan usia yang sudah mencapai 33 tahun, Jordi Amat sudah berkurang daya tarungnya, terutama yang berkaitan dengan fisik.
Untuk teknik dan pengalaman, memang Jordi bisa dikatakan unggul. Namun jika sudah menyentuh ranah fisik, seperti kekuatan dan kecepatan misalnya, Jordi sudah berkurang jauh dibandingkan saat dirinya berada di puncak karier.
Nah, dengan penurunan fisik yang signifikan seperti yang dialami oleh Jordi, dirinya lebih cocok untuk bermain di Liga 1 Indonesia, karena jika kita bandingkan dengan para pemain yang berkiprah di kompetisi ini, Jordi masih memiliki kemampuan untuk bersaing di level tersebut.
2. Tak Ada Lagi yang Perlu Dicapai
Selain faktor fisik yang mulai menurun, alasan lain mengapa Jordi Amat harus menimbang tawaran klub Liga 1 Indonesia adalah karena dirinya sejatinya sudah tak memiliki target untuk dicapai lagi di level klub.
Memang, Jordi belum memiliki piala berkelas benua seperti Liga Champions Asia atau sejenisnya, namun sepertimana level realistisnya pemain dari Indonesia, sukses bermain abroad dan mengoleksi gelar domestik sudahlah lebih dari cukup, karena itu adalah pencapaian tertinggi untuk level pemain dari negeri ini.
Berdasarkan data dari laman transfermarkt.com, Jordi Amat sendiri hingga saat ini telah mengoleksi setidaknya 6 gelar bersama JDT.
Selain pernah mengantarkan JDT menjuarai Liga Malaysia sebanyak 2 kali, Jordi juga turut andil membawa JDT memenangi 2 Piala FA Malaysia, 1 Malaysian Supercup, dan 1 juara Piala Malaysia.
Dan bagi pemain asal Indonesia, tentu pencapaian ini sudahlah sangat mewah, sehingga sudah saatnya bagi Jordi untuk kembali ke tanah air, dan menikmati laga-laga pengujung karier sepak bola profesionalnya dengan tenang.
Nah, itulah 2 alasan bagi Jordi Amat untuk berpikir atau bahkan harus menerima tawaran klub dari Liga 1 Indonesia. Meskipun secara kualitas masih belum tertata sebaik Liga Malaysia ataupun Thailand, namun liga negeri ini masih memiliki beragam tantangan untuk bisa dinikmati kok.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kegagalan Gerald Vanenburg Bersama Timnas U-23 dan Alarm Bahaya bagi Timnas Indonesia Senior
-
Dipinjamkan ke AS Trencin, Baiknya Marceng Belajar dari Perjalanan Calvin Verdonk
-
Pilih Pemain Sendiri, Gerald Vanenburg Terkesan Lempar Kesalahan Pasca Raih Kegagalan
-
Mirisnya Nasib para Pelatih Asal Belanda, Sampai Kapan Mereka Dibandingkan dengan STY?
-
Gerald Vanenburg dan Rasa Overconfidence yang Berujung Blunder Fatal di Timnas U-23
Artikel Terkait
-
Jordi Amat Jawab Soal Rumor Pindah ke Klub Liga 1 Indonesia
-
Hadirnya Pascal Struijk Ancam Posisi Duo Kapten Timnas Indonesia, Kok Bisa?
-
2 Pemain Timnas Indonesia yang Pernah Lawan Cristiano Ronaldo, Sandy Walsh Segera Nyusul
-
Selamat Tinggal Jordi Amat
-
Saddil Ramdani Habis Kontrak, Kembali ke Liga 1 Indonesia atau Cari Liga Lain Terlebih Dulu?
Hobi
-
Rizky Ridho Ngamuk? Strategi Diving Bali United Kacaukan Skenario Persija Jakarta
-
Futsal 4.0: Dari Lapangan Mini ke Generasi Digital yang Serba Cepat
-
Gregoria Mariska Batal Partisipasi di Dua Ajang Bergengsi, PBSI Buka Suara
-
BRI Super League: Takluk dari Persib, Pelatih Persebaya Isyaratkan Evaluasi
-
Gagal Total, Gerald Vanenburg Terlalu Paksakan Gaya Bermain Ala Eropa?
Terkini
-
Penjualan Tiket Konsernya Bermasalah, Ariana Grande Bantu Cari Solusi
-
LDR Anti Bosan: 6 Kencan Virtual Kreatif yang Bikin Hubungan 'On Fire'
-
KPU Bikin Aturan Aneh: Ijazah Sampai SKCK Capres Jadi Rahasia, DPR Gak Suka
-
Review Film Baaghi 4: Thriller Psikologis yang Jadi Komedi Tanpa Sengaja!
-
Edit Foto Cuma Modal Gemini AI, Simak Prompt Andalan Netizen