Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | zahir zahir
Rahmad Darmawan. (instagram.com/@coach_rahmaddarmawan)

Mantan pelatih timnas Indonesia dan klub Sriwijaya FC Palembang, yakni Rahmad Darmawan kembali menyoroti kondisi dan kualitas liga Indonesia saat ini. Mengutip dari pernyaatannya di laman berita ANTARA (19/06/2025), pelatih legendaris yang juga m ANTARA erupakan mantan anggota Tentara Republik Indonesia (TNI) tersebut menyoroti tidak adanya kompetisi pendamping selain liga reguler atau Liga 1 di Indonesia.

Bahkan, pelatih yang juga pernah berkarir sebagai pelatih di luar negeri ini juga membandingkan kualitas liga Indonesia yang saat ini tak memiliki kompetisi pendampin atau sampingan selain liga reguler. Dirinya mengambil contoh saat masih berkarir sebagai pelatih di liga Malaysia beberapa waktu lalu.

Di beberapa negara, termasuk saya, pernah melatih di Malaysia, juga di situ ada tiga piala malah. Ada piala Liga Malaysia, ada FA Cup, kemudian ada Malaysia Cup, waktu itu ada tiga. Itu diatur dengan aturan-aturan yang berbeda sehingga memberikan kesempatan pemain-pemain muda untuk bermain,” ujar Rahmad Darmawan.

Melansir dari laman transfermarkt.co.id, Rahmad Darmawan memang pernah berkarir sebagai pelatih di Liga Malaysia atau Malaysian Super League dari tahun 2015 hingga tahun 2017. Kala itu, dirinya menjadi juru taktik dari klub T-Team atau yang kini bernama Terengganu Football Team (Trengganu FC). Oleh karena itu, cukup wajar jika Rahmad Darmawan memberikan perbandingan antara tata kelola sepakbola di liga Indonesia dan liga Malaysia.

Rahmad Darmawan Optimis Piala Indonesia Bisa Munculkan Bakat-bakat Muda

Lebih lanjut lagi, mantan pelatih timnas Indonesia U-23 yang sukses mempersembahkan medali perak Sea Games 2011 tersebut juga sangat setuju jika nantinya Piala Indonesia ataupun kompetisi pendamping liga reguler yang digelar secara resmi kembali ada di Indonesia. Hal ini menurutnya juga bisa sekaligus memberikan apresiasi kepada seluruh pihak dan berpeluang memunculkan bakat-bakat pemain muda lokal yang memiliki jam terbang cukup baik.

Ini satu momen yang menurut saya juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang untuk mengapresiasi semua yang terlibat di dalam kompetisi panjang yang dilakukan oleh para klub-klub di Indonesia. Dan untuk materi pemain yang mungkin nanti pemain usia muda, saya sangat setuju kalau itu nanti ke depannya Piala Indonesia kembali dihidupkan. Atau Piala Presiden, tapi tidak lagi sebagai turnamen tapi salah satu piala yang bisa diletakkan di antara kompetisi berjalan,” imbuh Rahmad Darmawan.

Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), terakhir kali gelaran Piala Indonesia dilakasanakan adalah pada musim 2018/2019. Kala itu, klub PSM Makassar menjadi juara dan sukses meraih gelar juara piala liga pertamanya sepanjang sejarah. Pada edisi 2020, sejatinya PSSI akan kembali menggelar Piala Indonesia. Akan tetapi, kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia kala itu kembali membatalkan kompetisi tersebut.

Pada musim 2022/2023, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru kembali berencana menggelar ajang Piala Indonesia. Namun, hal itu kembali batal terlaksana karena Indonesia sedang menjadi sorotan dunia sepakbola Internasional imbas dari adanya Tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa. Bahkan, kala itu liga Indonesia juga sempat terhenti beberapa saat karena tragedi memilukan tersebut.

Kini, ada wacana kembali jika PSSI akan kembali menggelar ajang Piala Indonesia pada musim 2025/2026 mendatang. Namun, hingga saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai kejelasan kompetisi Piala Liga tersebut selanjutnya.

Tentunya banyak pihak yang berharap Piala Indonesia bisa kembali digelar di liga Indonesia. Namun, diharapkan pula PSSI dan PT Liga Indonesia Baru bisa membuat format dan aturan yang cukup baik sehingga bisa mengakomodir talenta-talenta pemain muda yang dapat mendorong kemajuan sepakbola nasional kedepannya.

zahir zahir