Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rana Fayola R.
Gerald Vanenburg, pelatih Timnas U-23. (Instagram/geraldvanenburgofficial)

Timnas Indonesia U-23 tengah bersiap menghadapi Piala AFF U-23 2025 dengan semangat baru. Di bawah kepemimpinan pelatih anyar asal Belanda, Gerald Vanenburg, skuad Garuda Muda ditantang bukan hanya untuk bertanding, tetapi juga menang.

Sosok Gerald Vanenburg tentu bukan nama yang sembarangan. Ia adalah mantan penyerang PSV Eindhoven dan pemilik lisensi UEFA Pro yang kini memegang kendali tim U-23 Indonesia. 

Sekarang dirinya datang membawa filosofi sederhana, tetapi tegas dan penuh mentalitas baja. Di mana baginya, tidak ada ruang untuk menyerah sebelum bertanding.

"Kalau Anda memulai sesuatu, target saya selalu untuk menang," tegasnya sebagaimana menyadur Antara News, Senin (23/6/2025).

Ia mengakui bahwa hasil akhir memang tidak bisa dikendalikan sepenuhnya. Namun di sisi lain, mentalitas dan semangat untuk menang harus dibangun sejak hari pertama.

Selain itu, pria berusia 61 tahun tersebut juga ingin memastikan bahwa setiap pemain merasa bangga mengenakan lambang Garuda di dada. Yang mana, para pemain harus senang bermain untuk Indonesia.

Pernyataan ini bukan hanya sekadar motivasi. Vanenburg telah merancang program latihan intensif yang menyentuh seluruh aspek permainan. Dari segi fisik, teknik, dan mental. Semua demi satu tujuan, yakni menjadi juara.

Timnas Indonesia sendiri tergabung di Grup A bersama Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam. Sebuah grup yang di atas kertas bisa dilewati, tetapi tetap harus diwaspadai.

Apalagi pasukan Merah Putih akan bertindak sebagai tuan rumah. Pertandingan akan digelar di dua stadion besar, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Patriot Chandrabhaga.

Faktor kandang menjadi keuntungan besar. Namun jika dilihat lebih jauh, situasi ini pun menghadirkan tekanan tersendiri. Di sinilah mentalitas yang dibentuk Vanenburg akan diuji.

Untuk mendukung tugas beratnya, Vanenburg tak sendirian. Ia menunjuk Zulkifli Syukur, eks bek Timnas Indonesia, sebagai asisten pelatih. Zulkifli datang dengan pengalaman matang dan lisensi kepelatihan AFC A.

Selain itu, tim kepelatihan juga diperkuat oleh Muhammad Alimudin (pelatih fisik), Valdano Wiriawanputra (analis), serta fisioterapis berpengalaman Matias Ibo.

Piala AFF U-23, Momen Unjuk Kapasitas Gerald Vanenburg Sebagai Pelatih

Piala AFF U-23 2025 akan menjadi ajang pertama Vanenburg sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Debut ini membawa harapan besar dari publik dan PSSI untuk menyongsong era baru sepak bola usia muda Indonesia.

Vanenburg tahu bahwa kompetisi tersebut lebih dari sekadar turnamen regional. Ini adalah ujian integritas, filosofi, dan kepemimpinannya sebagai pelatih.

Ia meracik skuad dengan kombinasi pemain muda potensial dan pemain berpengalaman dari level senior. Termasuk di antaranya nama-nama naturalisasi seperti Cyrus Margono yang dipercaya menjaga gawang.

Beberapa pemain U-19 juga naik level untuk mengisi pos-pos penting. Langkah ini sejalan dengan visi PSSI untuk membentuk generasi emas sepak bola Indonesia.

Menurut Vanenburg, keseimbangan antara potensi dan pengalaman menjadi kunci menghadapi kompetisi dengan intensitas tinggi seperti ini.

"Tak cukup hanya berbakat, tapi harus siap secara mental dan fisik," imbuhnya.

Strategi baru pun diterapkan. Pemusatan latihan di Jakarta difokuskan bukan hanya untuk menjaga kondisi pemain, tapi juga membangun kekompakan dan karakter tim.

Dengan segala persiapan yang matang, Timnas U-23 Indonesia disebut sebagai salah satu kandidat kuat juara. Namun perlu kembali diingat bahwa jalan menuju trofi tentu tak akan mudah. Sebagai musuh bebuyutan, Malaysia dikenal sebagai lawan tangguh yang sering jadi batu sandungan. Filipina dan Brunei juga bisa memberi kejutan jika disepelekan.

Piala AFF U-23 2025 bukan hanya menjadi panggung bagi para pemain muda Indonesia, tetapi juga momen penting bagi Gerald Vanenburg untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih.

Dengan strategi matang, mentalitas juara, dan dukungan penuh sebagai tuan rumah, Indonesia punya semua modal untuk menatap turnamen ini dengan percaya diri. Kini, tinggal bagaimana semua potensi itu bisa dikonversi menjadi prestasi nyata di lapangan.

Rana Fayola R.