Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Desyta Rina Marta Guritno
Alex Marquez (Instagram/alexmarquez73)

Musim ini menjadi titik terbaik dalam karier Alex Marquez di MotoGP. Untuk pertama kalinya sejak naik ke kelas utama, Alex benar-benar tampil dominan di setiap balapan sekaligus rival serius bagi kakaknya sendiri, Marc Marquez.

Dari sembilan seri yang sudah digelar, performa Alex begitu konsisten dan mengesankan. Ia kerap kali menjadi pembalap yang finis paling dekat dengan Marc, bahkan keduanya hampir selalu mengisi dua posisi teratas di akhir balapan.

Situasi ini menjadi unik, karena bukan hanya soal persaingan antar pembalap, tapi juga antar saudara kandung yang kini bersaing di level tertinggi.

Di GP Mugello kemarin, Alex lagi-lagi finis di P2 di belakang Marc baik di sesi sprint maupun main race. Meskipun belum meraih kemenangan, Alex mengungkapkan bahwa dirinya senang bisa menampilkan yang terbaik.

"Saya senang dengan posisi kedua ini. Bagi saya, yang penting adalah melakukan yang terbaik dan tidak membuat kesalahan. Saya mengawali dengan baik dan saya tidak ingin terlibat dalam pertarungan antara Marc dan Pecco. Saya lebih memilih menghemat ban dan tenaga," ujar Alex dilansir dari laman GPOne.

Alex juga menjelaskan bahwa meskipun sudah berusaha sekuat tenaga untuk bertarung dengan duo Ducati dan optimis dengan hasil yang akan diperoleh di Mugello, Alex mengaku masih kalah cepat dari Marc.

Dia hanya bisa memanfaatkan kecepatan Bagnaia yang mulai melambat dan kesalahan yang dibuat di tikungan pertama sehingga dia berhasil menyalip pembalap asal Italia tersebut.

"Saya melihat kecepatannya lambat. Bagnaia membuat kesalahan di tikungan pertama, dan saya berkata pada diri sendiri 'Saya akan mencoba'. Saya mencoba memaksakan kecepatan saya, tapi Marc lebih cepat dari saya. Sebelum saya sampai di Mugello, saya tahu saya memiliki peluang bagus di trek ini untuk mendapatkan poin, tapi sebaliknya, Marc lebih baik dari saya, dan saya lebih baik dari Pecco," kata Alex.

Marc yang mengendarai motor pabrikan terkini, Desmosedici GP25, jelas memiliki keunggulan dibandingkan dengan Alex yang menggunakan GP24. Meskipun GP25 juga memiliki kekurangan, tapi dengan talenta yang dimiliki Marc dia bisa membuat motor tersebut tetap baik performanya.

Melihat dominasi Sang Kakak yang sangat kuat, Alex tak menyerah begitu saja. Ia menyadari sepenuhnya bahwa dirinya harus melawan bukan hanya motor tercepat, tetapi juga salah satu pembalap paling berpengalaman dan berbahaya di grid.

Dalam beberapa wawancara, Alex menyebut bahwa kunci untuk menyaingi kakaknya bukan dengan mengambil risiko besar, tapi justru dengan menjaga konsistensi.

"Saya berjuang untuk kejuaraan dengan pembalap seperti Marc. Jangan lupa, dia berada di tim pabrikan dengan motor pabrikan terbaru, dan dia adalah Marc. Keunggulan saya adalah konsistensi, bukan membuat kesalahan. Beberapa orang mengatakan saya tidak menyerangnya, tapi untuk menyerang Anda harus lebih cepat, jika tidak maka tidak akan bisa," tambahnya.

Menurutnya, tidak membuat kesalahan dan tetap tenang dalam tekanan adalah kekuatan terbesarnya musim ini. Dengan pendekatan itu, Alex kini bukan lagi sekadar pembalap nomor 1 di Gresini, tapi lawan tangguh yang patut diperhitungkan.

Lebih dari itu, banyak juga yang membahas soal gelar juara dunia yang masih berpeluang diraih oleh Alex. Saat ini, Alex berada di posisi kedua klasemen sementara dengan gap poin sebanyak 40 angka dari Marc.

Melihat masih ada kurang lebih 13 seri yang akan hadir, bukan tidak mungkin Alex bisa menahan Marc dan membawa pertarungan gelar sampai ke seri terakhir MotoGP 2025. Kalau menurut kalian bagaimana?

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Desyta Rina Marta Guritno