Pernah merasa lelah dengan hidup, tapi nggak tahu harus cerita ke siapa? Beberapa orang lari ke musik, ada yang lari ke kopi, sebagian lagi lari ke lapangan futsal.
Futsal sering dilihat sebagai permainan kompetitif: lima lawan lima, strategi permainan, sorakan penonton, dan semangat mencetak gol yang menjadi atmosfer utama permainan ini. Namun, bagi sebagian orang, futsal lebih dari sekadar olahraga. Futsal menjadi pelarian, bahkan “terapi” dari hidup yang semakin hari makin menekan.
Futsal Bukan Sekadar Olahraga
Futsal dikenal sebagai olahraga bola kaki yang dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim memiliki anggota berjumlah lima orang. Di atas kertas, tujuan utama olahraga ini sederhana, untuk memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola menggunakan kaki. Tapi bagi sebagian orang, futsal bukan tentang menang dan kalah, mahir atau amatir. Namun, futsal menyimpan makna yang lebih dalam. Futsal adalah pelarian, panggung untuk berteriak, berlari, dan diam-diam melawan diri sendiri.
Formasi futsal 5 lawan 5 memang dirancang untuk strategi permainan ini. Setiap posisi memiliki peran penting: anchor yang menjaga pertahanan, pivot menjadi ujung tembak serangan, flank yang aktif menyisir sisi lapangan, dan kiper sebagai penjaga gawang. Tetapi, peran-peran itu bukan sekadar strategi, peran itu juga dapat mencerminkan kondisi pemain. Seorang pemain bertahan mungkin sedang menjaga diri agar tidak runtuh. Seorang penyerang, bisa jadi sedang berusaha berani maju meski hidupnya penuh keraguan.
Olahraga ini punya daya tarik sendiri, perlu kecekatan, keterampilan, juga membutuhkan kerja sama tim yang solid. Dengan durasi permainan yang cukup singkat namun intens, futsal menjadi pilihan banyak anak muda untuk mengisi waktu luang. Bukan hanya untuk mengejar kemenangan, melainkan untuk melampiaskan sesuatu yang jauh lebih berat yaitu tekanan hidup.
Melarikan Diri di Lapangan
Bermain futsal memang memberikan efek katarsis. Ketika tubuh bergerak, pikiran ikut terbebaskan. Melalui Dandy (25), salah satu penikmat futsal yang rutin bermain bersama teman-temannya, dan Bramasta (19), mahasiswa yang tergabung dalam UKM Futsal di kampusnya, menyebut bahwa futsal sebagai bentuk stress release.
Kehidupan dewasa yang tak jauh dari overthinking membuat kepala penuh dengan pikiran-pikiran yang menjadi beban. Dandy mengungkapkan bahwa futsal bisa membantu menyegarkan pikiran dan memberi ruang untuk jernih kembali. “Sering main futsal sebagai pelarian dari rasa stress,” ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan Bramasta, bermain futsal sudah menjadi kebiasaan. Beban-beban dan pikiran dapat hilang sekejap begitu masuk lapangan. “Saat main futsal merasa lega dan hilang sekejap permasalahanku, meskipun setelahnya kepikiran lagi,” ungkap Bramasta.
Walaupun bukan pelarian masalah secara permanen, futsal menjadi ruang yang bermakna. Di lapangan, tubuh bekerja keras mengejar bola, pikiran fokus pada permainan, tak ada ruang untuk berlarut dalam masalah.
Pertarungan Tak Terlihat, Bola Jadi Terapi
Di mata penonton terlihat dua tim sedang bertanding. Bagi pemain, bertanding melawan pikiran-pikiran negatif, perasaan tertekan, cemas, dan lelah. Di lapangan, mereka bisa berteriak tanpa merasa aneh, bisa marah tanpa menyakiti siapa pun, bisa merayakan gol tanpa tekanan sosial. Semua emosi bisa dikeluarkan lewat kaki, suara, dan strategi tim.
Futsal memang bukan satu-satunya cara melarikan diri dari tekanan hidup, tapi sangat jelas menjadi cara yang sehat. Aktif bergerak, berdinamika bersama tim, dan fokus pada pertandingan mampu mengalihkan pikiran dari hal-hal yang menekan. Bukan soal menang atau kalah, tapi soal membiarkan diri sendiri untuk bernapas. Futsal menjadi ruang aman, di mana tubuh dan pikiran menjadi selaras, dan perlahan menata ulang perasaan.
Ayo Main, Ayo Lawan Dirimu Sendiri
Futsal tidak hanya perihal adu skor, kadang juga tentang melawan rasa lelah, pikiran negatif, dan tekanan yang tidak terlihat. Kalau kamu merasakan hal yang sama, kenapa nggak sekalian tantang diri di pertandingan yang sebenarnya?
AXIS Nation Cup 2025 siap menjadi ruang pelarian yang produktif sekaligus ajang pembuktian dirimu! Daftarkan tim mu segera di anc.axis.co.id atau axis.co.id. Bukan cuma lima lawan lima, di lapangan kamu juga melawan dirimu sendiri. Karena #SuaraParaJuara tidak hanya terdengar di tribun, tapi terasa melalui semangat, keringat, dan keberanian untuk terus bermain di #FutsalAXISNationCup.
Baca Juga
-
Apa Itu Artwashing? Membedah Praktik 'Cuci Dosa' Korporat Lewat Panggung Seni
-
Hilang Kostum hingga Make-up, Kang Daniel Tetap Tampil Memukau di San Jose
-
Viral Joget TikTok, ASN RSUD Bangka Selatan Minta Maaf usai Dikecam Publik
-
Keluarga yang Terpisah Kini Kembali: Penghiburan Terindah untuk Fahmi Bo
-
Hari Tani Nasional: Ini Sejarah dan Makna yang Perlu Kamu Tahu
Artikel Terkait
-
Baru Coba Main Futsal? Hindari Kesalahan Ini Bagi Pemula
-
Perempuan di Lapangan Futsal: Menembus Stereotip Lewat Prestasi
-
Refleksi Kemenangan Futsal SMAN 1 Cianjur: Terbentur, Terbentur dan Terbentuk!
-
Futsal dan Sepak Bola, Apa Bedanya dan Kenapa Banyak yang Pindah Haluan?
-
Main Futsal Sekalian Cari Makna: Saat Lapangan Jadi Ruang Tafsir Hidup
Hobi
-
Calvin Verdonk dan Perwujudan Nyata Harapan Level Eropanya yang Terpendam Setengah Dekade
-
Jadwal Perempat Final Korea Open 2025: Peluang Jojo Balaskan Dendam Ginting
-
Prabowo dan Presiden FIFA Sepakat Kolaborasi Majukan Sepak Bola Indonesia
-
Ironisme Marceng, Harus Terbuang dari Skuat saat Pasukan Garuda Berhadapan Lawan Favoritnya!
-
Tak Ada Bek Klub Eredivisie, Harga Total Skuat Garuda Alami Penurunan Signifikan
Terkini
-
Problem MBG Bikin Ahli Gizi Masyarakat Murka, Saatnya Evaluasi atau Stop?
-
Tayang 6 November di Bioskop! Intip Teaser Trailer Resmi Film Horor Kuncen
-
Bukan Sekadar Suka Bersih, Kenali Gejala dan 5 Tipe OCD Menurut Psikolog
-
Ungkap Ada Rasa Spesial? Ini Hubungan Titi DJ dan Thomas Djorghi
-
Gerbong STY Kian Habis: Kini Giliran Marselino Ferdinan Ditinggal Patrick Kluivert